Bersumbangsih dengan Cinta Kasih dan Menenangkan Hati

”Berkat cinta kasih Master, barulah kami bisa berada di sini. Juga berkat Tzu Chi dan Taiwan,” ucap relawan Tzu Chi

“Kegiatan pembagian beras di sini sangat baik karena para warga di sini hidup serba kekurangan. Mereka sungguh membutuhkan bantuan kita,” ucap Pastor Zucchi.

”Kami harus merawat 10.000 warga yang kelaparan. 10.000 orang? Ya, kami menyediakan makanan untuk mereka dan kalian membantu kami menyediakan makanan bagi mereka,” tutur Biarawati  Chelaine Rousseau

”Saya memiliki banyak alasan untuk bergabung dengan Tzu Chi. Saya berharap bisa terus menggunakan waktu saya untuk menjadi relawan Tzu Chi,” ujar James Ocean, Relawan Tzu Chi setempat.

Warga Haiti mendapatkan penghiburan yang penuh cinta kasih selama bertahun-tahun dari insan Tzu Chi. Sejak Haiti diguncang gempa hingga kini, insan Tzu Chi Amerika Serikat terus berada di Haiti untuk membantu orang yang membutuhkan. Kita bisa melihat sekelompok guru yang penuh dengan cinta kasih. Mereka tidak berpakaian seperti guru. Pakaian mereka sangat sederhana dan lusuh. Namun, mereka tetap menunaikan kewajiban mereka.

Di dunia ini memang terdapat banyak perbedaan. Di negara tertinggal, banyak warga hidup kekurangan. Di Lesotho, meski hidup kekurangan, tetapi para warga dapat berpikiran positif. Kita membagikan sedikit bantuan beras kepada mereka agar mereka tidak kelaparan. Tentu saja, ini hanya bias membantu mereka dalam jangka waktu pendek. Hidup mereka tetap berada dalam kondisi yang sulit dan menderita. Inilah kehidupan warga di tempat yang kekurangan.

Kehidupan warga Taiwan sangat makmur, kita hendaknya lebih menghargai berkah. Tidak ada orang yang tahu kapan ketidakkekalan akan terjadi. Dalam ceramah pagi, saya juga mengulas tentang Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil. Tiga Bencana Besar merupakan bencana alam. Bencana alam ini terus terjadi secara silih berganti  dan telah melanda banyak tempat. Jika kondisi bencana semakin parah, maka pada akhirnya bumi akan rusak. Tiga Bencana Kecil merupakan bencana akibat ulah manusia. Jika kita masih tidak tahu menghargai berkah, maka unsur alam akan semakin tidak selaras.

Pada saat musim hujan, hujan malah tidak kunjung turun. Namun, begitu turun hujan, air hujan akan menggenangi segala sesuatu. Di wilayah yang mengalami kekeringan, para petani tidak dapat bercocok tanam. Singkat kata, bencana akibat ulah manusia terjadi karena kita terlalu memboroskan sumber daya alam. Karena itu, kita sungguh harus menghargai sumber daya alam.

Pada zaman dahulu, jika ada anak-anak menjatuhkan sebutir nasi, mereka akan segera diminta untuk memungutnya kembali karena jika tidak, mereka akan disambar petir. Inilah yang disebut hukuman langit. Demikianlah metode pendidikan orang zaman dahulu, yakni mendidik anak-anak untuk tidak memboroskan makanan. Orang zaman dahulu sangat menghargai berkah. Kini kita harus meneladani orang zaman dahulu yang begitu tekun dan begitu menghargai berkah. Karena itu, saya sering mengatakan bahwa setiap orang harus menghargai dan mengasihi sumber daya alam.

Mengapa perindustrian harus terus dikembangkan dan terus melakukan tindakan yang merusak bumi? Setiap orang hendaknya berintrospeksi diri. Apakah ada barang kebutuhan harian kita yang bukan berasal dari bumi? Semua barang yang kita gunakan bersumber dari hasil produksi setelah merusak bumi. Kita hendaknya menghargai barang yang kita miliki dan jangan terus menggantinya dengan yang baru. Selama sesuatu masih bisa digunakan, janganlah kita menggantinya dengan yang baru. Kita hendaknya lebih menghargai berkah.

Kita bisa melihat banyak orang yang hidup menderita. Akibat bencana akibat ulah manusia, hampir satu juta warga Suriah mengungsi ke Turki. Kita bisa melihat anak-anak yang mencari makanan di tengah tumpukan sampah. Inilah kehidupan sekelompok orang yang berada di kolong langit dan berpijak di atas bumi yang sama dengan kita. Mereka tidak dapat kembali ke rumah sendiri dan hanya bisa mengungsi ke negara lain. Kehidupan mereka sungguh menderita.

Untungnya, kita memiliki insan Tzu Chi di sana, yaitu Bapak Faisal Hu. Dia bisa melihat dan merasakan penderitaan para pengungsi. Karena itu, dia bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan, organisasi keagamaan, dan para dosen untuk menyalurkan bantuan dengan tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh.

Sebelum membagikan bantuan, kita harus melakukan survei terlebih dahulu. Para warga Suriah hidup dengan mengungsi. Kita ingin memberikan bantuan kepada pengungsi yang paling membutuhkan karena barang bantuan kita terbatas. Kita harus menjelaskan kepada orang yang tidak menerima bantuan terlebih dahulu bahwa masih ada orang yang lebih membutuhkan dari mereka. Dengan demikian, barulah setiap orang dapat berhati lapang saat melihat orang yang hidupnya lebih menderita menerima barang bantuan.

Rata-rata satu keluarga di sana beranggotakan lebih dari 6 orang.juga tidak boleh terlalu sedikit. Setiap keluarga menerima barang bantuanlebih dari 30 kg. Namun, barang bantuan itu bisa bertahan berapa lama? 30 kg barang bantuan untuk lebih dari 6 orang. Berapa lama ia bisa bertahan? Kita bisa melihat penderitaan mereka.

Dunia ini penuh dengan penderitaan. Bodhisatwa sekalian, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan. Kita harus membina kebajikan dan menciptakan berkah agar bisa menghentikan kelaparan,konflik antarmanusia, dan wabah penyakit. Semua ini merupakan Tiga Bencana Kecil. Namun, saat terjadi salah satu, dampak yang ditimbulkan tidaklah kecil. Lihatlah, penyakit virus Ebola yang mewabah di Afrika Barat telah membuat banyak orang ketakutan. Ini adalah hal yang mengkhawatirkan. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat memahami kebenaran. Terutama insan Tzu Chi,kita harus menenangkan hati dan kembali pada sifat hakiki manusia.

Kita harus tahu bahwa pada dasarnya sifat hakiki manusia adalah bajik dan murni. Sifat hakiki kita adalah bajik dan penuh kebijaksanaan. Kita jangan mudah terpancing oleh suasana. Kita harus bisa membedakan yang benar dan salah. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh hati. Waktu tidak pernah cukup bagi kita.  Namun, semua karma buruk kita terakumulasi seiring berjalannya waktu. Untuk menciptakan berkah, kita harus bersumbangsih. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu untuk berjalan menuju kebaikan dan kecemerlangan. Kita harus saling menyemangati. Semoga masyarakat harmonis dan hati manusia damai.

Membagikan barang bantuan untuk mencegah kelaparan

Memberikan bantuan kepada  para pengungsi yang paling membutuhkan

Menciptakan karma baik lewat sumbangsih penuh cinta kasih

Menenangkan hati dan menuju ke arah yang benar

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -