Berterima Kasih Atas Kontribusi Banyak Orang
Kita bisa melihat para pelindung masyarakat yang tidak pernah berlibur. Meski tidak bekerja pada hari Minggu, tetapi mereka selalu bersiap sedia. Kapan pun dihubungi, mereka akan segera datang. Mereka adalah pahlawan yang berkontribusi secara diam-diam demi menjaga keselamatan masyarakat. Mereka juga merupakan pelindung masyarakat. Terutama pada saat terjadi bencana alam akibat ketidakselarasan empat unsur alam atau saat terjadi insiden seperti kebakaran, demonstrasi, dan lain-lain, orang yang berada di garis terdepan untuk melindungi masyarakat adalah polisi, petugas pemadam kebakaran, dll.
Namun, sebagian besar orang sering tidak mengindahkan jasa mereka. Saat terjadi sesuatu, mereka sungguh harus bekerja keras. Jadi, kita hendaknya berterima kasih dan menghargai kerja keras mereka. Karena itu, kita memiliki Asosiasi Polisi Tzu Chi. Beberapa hari yang lalu, lebih dari 1.000 polisi beserta keluarganya mengikuti acara ramah tamah di Kompleks Tzu Chi di Guandu. Asosiasi Polisi Tzu Chi berusaha membuat para polisi agar semakin memahami tanggung jawab mereka terhadap masyarakat.
Selain itu, kita juga ingin mereka tahu bahwa menjadi polisi berarti menjadi pelindung masyarakat. Sebagai pelindung masyarakat, mereka harus menjadi teladan bagi masyarakat. Karena itu, mereka harus berhenti merokok, minum minuman keras, dan berjudi. Insan Tzu Chi membimbing mereka untuk mengubah tabiat buruk agar sungguh-sungguh menjadi teladan bagi masyarakat. Beberapa anggota polisi bahkan turut berpartisipasi dalam melakukan daur ulang.
Mereka bekerja pada pagi hari dan melakukan daur ulang di malam hari. “Kakak, setelah pulang bekerja, Anda mau pergi ke mana dengan memakai seragam relawan Tzu Chi?” Tanya relawan. “Saya mau melakukan daur ulang di komunitas. Kegiatan ini hanya ada seminggu sekali. Pada pagi hari saya bekerja sebagai polisi, yaitu sebagai pelindung masyarakat. Setelah pulang kerja, saya juga bisa menjadi pelindung bumi. Kedua hal ini memiliki makna yang sama. Sangat nyaman dan penuh dengan sukacita,” jawab polisi yang juga menjadi relawan.
Ada pula anggota polisi yang pergi ke Sanxia untuk membantu mempersiapkan rumah rakitan sementara yang akan dikirimkan ke Filipina. Jika ada waktu, mereka akan turut berkontribusi dan menjalankan tanggung jawab mereka sebagai Tzu Cheng. Singkat kata, kekuatan cinta kasih tidak membeda-bedakan profesi. Kita harus berterima kasih kepada mereka.
Dalam keseharian, kita bisa memiliki pasokan listrik dan air berkat kerja keras dari banyak orang. Pascatopan, para teknisi listrik harus pergi ke wilayah pegunungan yang sangat berbahaya untuk memperbaiki listrik. Mereka menempuh bahaya demi memperbaiki kabel listrik agar setiap rumah mendapatkan aliran listrik. Kenyamanan yang kita nikmati setiap hari berasal dari kerja keras sekelompok orang. Melihat itu semua, bagaimana mungkin kita tidak bersyukur setiap saat?
Setiap kali melihat pemandangan seperti ini, hati saya bagai ikut tergantung di udara dan merasa bersyukur setiap saat. Karena itu, kita hendaknya menghemat listrik. Hampir setiap hari saya berkata, “Lampu ini tidak perlu dinyalakan, mengapa dinyalakan? Di sini tidak ada orang, mengapa menyalakan kipas angin?” Saya sering mengomel seperti itu karena saya ingin setiap orang menghargai sumber daya alam. Meski sebuah kipas angin dan sebuah lampu tidak akan menghabiskan daya listrik yang besar, tetapi kita tetap harus menghargainya. Jika bisa menghargai, maka kita akan memiliki hati penuh rasa syukur. Jika memiliki hati penuh rasa syukur, kita akan tahu untuk mengasihi dan menghargai sumber daya alam. Karena itu, kita hendaknya menunaikan kewajiban sendiri dengan hati penuh rasa syukur.
Lalu lintas kita bisa lancar juga berkat petugas yang memperbaiki jalan. Kita sungguh harus berterima kasih kepada mereka. Kerja keras mereka tidak terlihat oleh orang. Saat akses jalan terputus, orang-orang akan mengeluh, “Mengapa terputus begitu lama?” Ini mengingatkan saya tentang Jalan Tol Central Cross-Island. Selama beberapa tahun ini, jalan ini terus diperbaiki. Setiap hari ada orang yang memperbaiki jalan di sana. Namun, setiap dibuka kembali, jalan tersebut kembali mengalami kerusakan. Tanah di pegunungan ini tidak kuat menahan begitu banyak kendaraan dan orang. Mengapa banyak bus pariwisata yang melintasi jalan itu?
Karena banyak orang yang bepergian untuk bertamasya. Demi membuka tempat wisata di wilayah pegunungan, Demi membuka tempat wisata di wilayah pegunungan, banyak pohon yang ditebang sehingga konservasi air dan tanah tidak terjaga. Gunung yang besar terus dirusak dan dilindas oleh manusia. Saya berharap setiap orang dapat membiarkan gunung memulihkan diri dalam jangka waktu panjang. Untuk memulihkan struktur pegunungan, kita harus menanam pohon di sana. Janganlah kita terus merusak gunung.
Lihatlah, jalan tersebut bukan tidak diperbaiki, tetapi setelah diperbaiki, jalan itu kembali mengalami kerusakan. Saat tanah negara rusak, uang negara juga harus dikeluarkan untuk memperbaikinya. Para petugas sungguh telah bekerja keras. Di Gunung Hehuan juga ada sekelompok polisi yang selama bertahun-tahun berada di sana untuk menjaga keselamatan orang-orang. Banyak orang yang pergi ke sana untuk menikmati pemandangan gunung. Meski tahu kondisi jalan sangat berbahaya, orang-orang tetap bersikeras naik ke atas gunung.
“Jika kondisi lalu lintas tidak baik seperti hari ini, kami biasanya akan bergantian berdiri di sini sekitar satu hingga dua jam. Jika kendaraan sangat padat, kami mungkin akan berdiri di sini seharian. Kami harus meniup peluit. Jadi, kami tidak bisa memakai masker. Bagian yang paling takut dingin adalah bagian hidung dan mulut,” ucap seorang petugas. Saat berwisata ke sana, orang–orang telah merusak bumi dan memperberat pekerjaan para pelindung ini. Sering kali orang mengalami insiden di sana, seperti terluka, kecelakaan mobil, atau menderita akrofobia di sana. Karena itu, dokter dari RS Tzu Chi Hualien juga menuju ke Gunung Hehuan untuk melindungi keselamatan para wisatawan.
Insiden yang terjadi sungguh banyak. Kerja keras mereka tidak diketahui orang-orang. Kita seharusnya bersyukur setiap saat. Dalam keseharian kita, jika dapat makan kenyang setiap hari, maka kita harus berterima kasih kepada keselarasan empat unsur alam dan kerja keras para petani.
Jika masyarakat dapat hidup tenteram, maka kita harus berterima kasih kepada orang-orang yang berkontribusi secara diam-diam bagi masyarakat. Jika dapat menjalani hidup dengan aman, maka kita harus berterima kasih kepada bumi yang sehat ini. Kita dapat memiliki tubuh yang sehat berkat kerja keras sekelompok orang yang telah merawat kita. Kita hendaknya bersyukur atas segala hal. Segala kebutuhan kita dalam keseharian terpenuhi berkat kerja keras dari banyak orang.
Pahlawan pelindung masyarakat memiliki hati penuh cinta kasih dan welas asih
Mengadakan acara ramah tamah untuk saling belajar
Membalas budi dan saling membantu antarsesama
Berterima kasih atas kontribusi banyak orang
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 2 Oktober 2014.