Bervegetaris dan Melakukan Kebajikan untuk Melindungi Bumi
Kita setiap hari menghadapi empat unsur alam. Jika unsur alam selaras, maka kita dapat hidup dengan aman dan tenteram. Namun, jika unsur alam tidak selaras, tentu saja kita tidak dapat hidup dengan aman dan tenteram. Bumi ini diselimuti oleh satu langit yang sama. Kita juga menghirup udara yang sama. Lempeng daratan di bumi juga saling terhubung, baik pegunungan, dataran, maupun lautan, semuanya merupakan satu kesatuan. Jadi, setiap tempat di bumi ini merupakan bagian dari alam semesta.
Di mana pun bencana terjadi, kita akan turut merasakan dampaknya. Mengapa bisa terjadi begitu banyak bencana? Semua ini disebabkan oleh ulah manusia. Perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari telah menimbulkan banyak bencana. Gaya hidup manusia terlalu boros. Pengembangan yang terlalu berlebihan membawa dampak negatif bagi bumi. Populasi manusia juga semakin bertambah. Ditambah lagi dengan gaya hidup manusia yang boros dan transportasi yang semakin berkembang, emisi karbon yang ditimbulkan semakin banyak. Semua ini diakumulasi oleh manusia. Meski manusia sangat kecil, tetapi jika dikumpulkan, maka akan membawa pengaruh yang sangat besar bagi alam ini.
Kini bumi membutuhkan kita semua untuk melindunginya. Selain menjaga kelestarian lingkungan dengan menjaga kebersihan barang yang akan didaur ulang, kita juga harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan cara bervegetaris. Sesungguhnya, kita mengimbau orang-orang bervegetaris bukan karena agama, melainkan demi bumi kita. Bervegetaris baik untuk kesehatan kita, bumi kita, dan masih banyak manfaat lainnya.
Kita bisa melihat dari wilayah utara hingga Pingtung di wilayah selatan Taiwan, beberapa lurah sangat setuju dan mengimbau para warga untuk bervegetaris. Mereka mengundang para insan Tzu Chi ke wilayah mereka untuk berbagi tentang konsep pelestarian lingkungan dan pentingnya bervegetaris bagi kesehatan tubuh manusia, bumi, dan lain-lain. Insan Tzu Chi terus menyosialisasikan dan menunjukkan pada semua orang bahwa makanan vegetaris juga sangat lezat dan baik untuk kesehatan agar semua orang dapat memahami kebenaran ini dan mempraktikkannya secara nyata. Dengan demikian, barulah bumi kita bisa sehat. Jika sebaliknya, maka ketamakan manusia ini akan menimbulkan banyak bencana dan ketidakselarasan unsur alam.
Kita hanya bisa menyelaraskan empat unsur alam dengan menyucikan hati manusia dan melakukan praktik nyata melindungi bumi. Contohnya pada tahun lalu, Topan Haiyan menimbulkan kerusakan yang begitu besar di Filipina. Beruntung, insan Tzu Chi pergi ke sana dan membantu para korban membangun kembali rumah mereka. Kondisi ekonomi mereka juga mulai pulih. Karena jalinan jodoh pada saat itu, kini insan Tzu Chi kembali untuk membangun rumah rakitan di Ormoc. Di sana insan Tzu Chi melihat toko kelontong yang menjual rokok, lalu berkata kepada si pemilik, merokok tidak baik bagi kesehatan, mengonsumsi minuman keras bisa memicu kekerasan dalam keluarga. Ini melanggar nilai-nilai umat Kristen. Kita semua menginginkan keluarga yang harmonis. Mendengar bahwa rokok dan minuman keras berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia, pemilik toko segera menurunkan rokok dan minuman keras dagangannya. Semenjak itu, dia berhenti menjualnya.
“Saya tahu bahwa ini tidak bagus untuk kesehatan. Jika mencari keuntungan dengan membahayakan orang lain, saya pasti akan menerima buah karma yang buruk. Saya akan memotivasi orang-orang untuk menghilangkan kebiasaan minum dan merokok agar dapat menabung untuk membayar biaya sekolah anak mereka dan membeli barang keperluan sehari-hari,”ucapnya. Lihatlah, meski pernah tertimpa bencana besar dan sulit baginya untuk membangun kembali rumah dan membuka kembali usahanya, tetapi dia rela tidak lagi menjual rokok dan minuman keras yang sesungguhnya paling menguntungkan. Dia malah menasihati orang untuk berhenti minum dan merokok. Dia sungguh mengagumkan.
Kita juga bisa melihat cinta kasih insan Tzu Chi di Myanmar sejak bencana Badai Nargis tahun 2008 terus berlanjut hingga kini. Kita masih tetap berkontribusi bagi pendidikan di negara ini. Di Yangon, kita membangun tiga gedung sekolah bagi mereka. Kini, kita membangun sekolah di pedesaan yang anak-anaknya sulit mendapatkan pendidikan. Di beberapa tempat, murid-murid dari jenjang yang berbeda-beda harus belajar di satu ruang kelas yang sama. Saya sungguh tidak sampai hati melihatnya. Di tempat lainnya, jika ingin pergi ke sekolah, anak-anak harus melewati sawah hingga ke luar desa. Saya mendengar bahwa sering ada ular di sawah dan ada beberapa anak yang digigit ular. Karena itu, para orang tua menggendong anak-anak untuk mengantar mereka ke sekolah di luar desa.
Karena itu, kita membangun 12 gedung sekolah bagi anak-anak di 12 desa. Kita bisa melihat, pembangunan sekolah-sekolah ini sudah hampir selesai. Kita telah melihat ruang-ruang kelas yang terang dan kokoh. Setiap jenjang dapat memiliki ruangan kelas masing-masing. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Kita bisa melihat Bapak U Thein Tun yang sedang mengelap kaca jendela. Saya juga sering berbagi tentang kisahnya yang sangat menyentuh. Sebelumnya, Tzu Chi membantunya dengan memberinya bibit padi dan pupuk. Meski saat itu dia hidup kekurangan, tetapi setiap kali memasak, dia selalu menyisihkan segenggam beras dari beras yang akan dimasak ke dalam botol plastik. Meski begitu, empat orang anggota keluarganya tetap bisa makan dengan kenyang. Segenggam beras yang disisihkan juga bisa membantu orang yang hidupnya lebih menderita.
Sejak saat itu, saya menyebutnya pola makan 80 persen kenyang. Mereka sekeluarga menyisihkan segenggam beras dan hanya makan 80 persen kenyang. Mereka tetap bisa hidup dengan sehat. Kini, dia tengah mengikuti pelatihan relawan. Dia yang sebelumnya adalah penerima bantuan, kini mulai membantu orang lain. Ada sangat banyak kisah yang mengharukan. Melihat anak-anak dapat segera memiliki sekolah yang indah dan aman, saya sungguh merasa gembira. Ada banyak kisah di Tzu Chi di mana orang-orang membangkitkan niat baik mereka. Meski hidup kurang mampu, tetapi batin mereka sangat kaya. Mereka memiliki kekayaan batin meski hidup kekurangan. Inilah kehidupan yang berharga.
Ketidakkekalan di dunia memiliki hubungan yang erat dengan manusia
Bervegetaris sebagai wujud melindungi bumi
Melakukan kebajikan dengan berhenti menjual rokok dan minuman keras
Menciptakan batin yang kaya dengan menekan nafsu keinginan dan menolong orang lain
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 September 2014