Bervegetaris sebagai Wujud Doa yang Tulus
Bencana banjir 7 Agustus merupakan kejadian 55 tahun lalu. Pada saat itu, sebagian besar rumah terbuat dari batu bata lumpur. Bangunan yang terbuat dari batu bata lumpur, akan runtuh begitu terendam air. Korban yang meninggal dan hilang berjumlah lebih dari 1.000 orang. Jumlah korban tewas dan hilang pada saat itu membuat setiap orang sangat terkejut. Banyak akses jalan yang terputus selama berbulan-bulan karena pada saat itu kita hanya bisa mengandalkan tenaga manusia untuk membersihkan lumpur yang menghalangi jalan. Teknologi dan mesin belum secanggih saat ini. Karena itu, upaya penyelamatan dan penyaluran bantuan membutuhkan waktu yang panjang. Itulah bencana banjir yang terjadi 55 tahun lalu, tepatnya 7 Agustus 1959. Jika mengingatnya, saya merasa sangat sedih.
Saya juga melihat berita tentang Hawaii yang dua kali berturut-turut diterjang angin tornado. Setiap orang di Hawaii meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan bahan makanan. Begitulah kewaspadaan semua orang di sana. Namun, yang terpenting adalah setiap orang harus bermawas diri dan tulus. Beberapa waktu yang lalu, bukankah di lautan juga terbentuk dua angin topan secara bersamaan? Menurut prakiraan cuaca, Taiwan juga akan mendapat pengaruh dari lingkaran luar angin topan tersebut, sehingga dalam beberapa hari ini, mungkin akan turun hujan deras di Kaohsiung. Upaya pemulihan di Kaohsiung yang masih terus dilakukan hingga kini akan terhambat jika turun hujan.Hingga kini, seluruh relawan Tzu Chi di Kaohsiung masih terus bergerak membantu para korban.
Kemarin, anggota Asosiasi Guru Tzu Chi dari Taichung juga pergi ke Kaohsiung untuk membantu tim konsumsi. Mereka berharap semua warga setempat bisa bervegetaris dan berdoa dengan hati yang tulus. Doa yang tertulus dapat diwujudkan dengan bervegetaris. Relawan Tzu Chi dari Pingtung, Taichung, dll.mulai secara bergiliran berpartisipasi dalam penyaluran bantuan di Kaohsiung. Itu semua sungguh membuat orang merasakan kehangatan. Kemarin, relawan Tzu Chi pergi ke area yang aman dari ledakan pipa gas untuk mengunjungi setiap rumah. Kunjungan tersebut sangat dibutuhkan warga karena banyak orang yang masih merasa takut. Sebagian lansia tidak bisa tidur karena merasa sangat takut. Kedatangan relawan Tzu Chi untuk menenangkan dan menghibur mereka telah membuat hati mereka menjadi tenang.
Kemarin, relawan Tzu Chi tidak hanya mengunjungi warga setempat,melainkan juga mengunjungi para polisi, tentara, regu pemadam kebakaran, dan lain-lain untuk berterima kasih pada mereka karena telah melindungi warga, bersumbangsih, dan segera membantu begitu bencana terjadi. Kunjungan para relawan kita juga memberikan ketenangan bagi hati mereka. Semoga kita bisa membawa ketenangan hati untuk lebih banyak orang. Dalam upaya penyaluran bantuan kali ini,kita juga didukung oleh banyak orang. Contohnya, di dalam tim konsumsi, ada relawan yang pernah berprofesi sebagai koki. Dia juga datang membantu sejak terjadinya insiden ledakan hingga kini. Setiap hari dia datang pagi-pagi dan pulang malam demi menyiapkan makanan vegetaris yang lezat dan bergizi agar orang-orang suka menikmatinya. Ini juga sangat mengharukan.
Kita bisa melihat semua pemandangan ini berkat kerja keras relawan dokumentasi kita. Kita harus berterima kasih pada banyak orang. Tidak hanya di Taiwan, relawan Tzu Chi di Myanmar juga menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir. Setiap tempat digenangi air, maka sangatlah tidak mudah untuk mengantarkan barang kebutuhan sehari-hari ke lokasi bencana. Namun, relawan kita berhasil mengatasi semua kesulitan dan mengantarkan paket bantuan ke lokasi bencana. Ini membutuhkan kerja keras. Mereka harus melakukan survei, lalu mengantarkan barang bantuan dan bahan makanan, seperti beras, minyak, dan makanan bergizi lainnya. Baik makanan maupun barang keperluan sehari-hari, semua dikemas dalam satu paket. Membantu korban bencana di tengah hujan sungguh merupakan pekerjaan yang berat. Penyaluran tersebut dilakukan dalam dua hari, yakni pada tanggal 30 hingga 31 Juli.
Kita juga melihat berita tentang bencana banjir di Bosnia. Pada bulan Mei, banyak negara di Semenanjung Balkan yang dilanda banjir. Relawan Tzu Chi pergi ke Bosnia meninjau kondisi bencana di sana. Presiden Bosnia sangat berterima kasih pada relawan Tzu Chi. Karena itu,beliau mengundang para relawan untuk bertemu.
“Ini dari Master Cheng Yen, beliau mendoakan semoga kalian aman dam tenteram,” ucap relawan Tzu Chi dari Jerman kepada Presiden Bosnia. “Terima kasih. Tzu Chi merupakan organisasi yang tidak berpartisipasi dalam politik, tidak membedakan agama, dan tidak mencari keuntungan, hanya membantu orang yang membutuhkan. Saya tahu itu dengan jelas. Saya juga berusaha melakukan hal yang sama. Walaupun saya adalah orang Kroasia dan umat Katolik, tetapi yang ingin saya lakukan adalah membantu semua orang di Bosnia dan Herzegovina. Apa pun kewarganegaraan dan agama mereka, kita perlu menciptakan kondisi yang lebih baik demi semua warga di Bosnia. Ini di Bosnia, Eropa Timur,” jawab Presiden Bosnia. Atas kontribusi relawan Tzu Chi di sana, presiden Bosnia mengungkapkan rasa terima kasih kepada para relawan kita. Beliau juga sangat terharu.
Ketika bencana terjadi, kekuatan cinta kasih akan selalu ada. Yang terpenting adalah kita harus menyerap Dharma ke dalam hati kita, berusaha menekan nafsu keinginan, dan meningkatkan kekuatan cinta kasih. Kita harus berusaha meredam nafsu keinginan, kekotoran batin, dan kegelapan batin agar hati kita damai dan kekuatan cinta kasih bisa meningkat. Karena itulah, Buddha mendorong setiap orang untuk berikrar dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Jika setiap makhluk hidup di dunia ini bisa membangkitkan niat untuk berbuat kebajikan, maka dunia akan bebas dari bencana. Sebersit niat baik bisa menghilangkan ribuan bencana. Hanya dengan menghimpun niat baik semua orang, baru bisa benar-benar melenyapkan bencana. Baiklah, kita harus mawas diri dan tulus. Semoga dengan doa yang tulus, semua orang bisa hidup aman dan tenteram setiap hari.
Sedih mengenang kembali banjir besar 55 tahun lalu
Bervegetaris sebagai wujud doa
yang tulus
Berterima kasih atas kerja
sama semua orang menyiapkan makanan hangat
Menyelaraskan ladang batin
dengan kebajikan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita
Ditayangkan tanggal 9 Agustus 2014.