Bervegetaris untuk Mengasihi Kehidupan Seluruh Makhluk

Pada saat seperti ini, setiap orang berdoa dengan hati yang tulus semoga dunia ini selalu aman dan tenteram, serta bebas dari bencana. Doa yang tulus bisa diwujudkan lewat tekad bervegetaris. Makna dari bervegetaris adalah kita harus mengembangkan cinta kasih untuk mengasihi kehidupan seluruh makhluk di dunia. Dengan kekuatan cinta kasih yang tulus ini, hati kita akan bebas dari nafsu keinginan. Ini karena bagi semua makhluk hidup, yang paling sulit dilenyapkan adalah nafsu keinginan dan tabiat buruk.

Dahulu, karena hidup kurang mampu, masyarakat hanya bisa makan makanan mewah, makan ikan dan daging pada saat perayaan besar. Karena itu, orang zaman dahulu menggunakan kesempatan saat perayaan besar untuk menikmati makanan mewah setelah bersembahyang dan lain-lain. Jadi, sesudah bersembahyang, mereka dapat menikmati makanan tersebut. Itu terjadi pada kehidupan orang kurang mampu di zaman dulu. Di masa sekarang ini, kehidupan masyarakat sudah jauh lebih baik. Apakah kita masih perlu menyembelih banyak hewan pada saat perayaan besar?

Populasi manusia di zaman dahulu lebih sedikit. Karena polulasi manusia masa kini sangat banyak, pembunuhan terhadap hewan juga semakin bertambah. Karena itulah, kita terus mendorong semua orang untuk membangkitkan belas kasih dan membina cinta kasih untuk melindungi makhluk hidup dan melapangkan hati dengan cara makan lebih sederhana dan mengendalikan nafsu makan. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak setiap orang bervegetaris.

Kita bisa melihat di Zhangzhou, Fujian, Tiongkok, relawan Tzu Chi memanfaatkan momen di bulan 7 Imlek ini untuk mengajak para warga relawan Tzu Chi memanfaatkan momen di bulan 7 Imlek ini untuk mengajak para warga agar tidak membunuh hewan dan tidak membakar kertas sembahyang demi menjaga kelestarian bumi dan membina cinta kasih. Dahulu, kami selalu menggunakan daging ayam, bebek, dan ikan untuk dijadikan sebagai bahan persembahan. Sekarang ini, kita menggunakan makanan vegetaris untuk melindungi bumi dan lingkungan hidup kita.

Dahulu, mereka juga sangat menikmati hidup dan sangat gemar makan daging hewan. Namun, kini setelah memahami kebenaran, cinta kasih mereka mulai terbangkitkan. untuk membeli kertas sembahyang sebanyak 30 yuan setiap bulan, saya donasikan kepada Tzu Chi untuk membantu orang yang membutuhkan. Menurut saya, itu jauh lebih bermakna. Alangkah baiknya jika kita menggunakan uang untuk membeli kertas sembahyang untuk membantu orang yang membutuhkan. Karena itu, kita harus bekerja keras untuk menyebarkan kebenaran bagi seluruh umat manusia supaya umat manusia tidak menciptakan begitu banyak karma buruk kolektif.

Kita bisa melihat banyak penderitaan di dunia. Lihatlah virus Ebola yang mewabah di Afrika Barat. Kini, mendengar kata Ebola saja,setiap orang merasa takut. Inilah yang pernah Buddha katakan bahwa Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil akan terjadi secara bersamaan. Tiga Bencana Besar adalah ketidakselarasan unsur angin, api, dan air. Ada juga ketidakselarasan unsur tanah. Semua ini merupakan bencana alam. Selain itu, ada pula Tiga Bencana Kecil yang terdiri atas wabah penyakit,kelaparan, dan peperangan. Semua itu adalah bencana yang terlihat di masa sekarang.

Lihatlah konflik yang terjadi di Jalur Gaza, Suriah, Irak, dan lain-lain. Banyak negara yang masih dilanda perang. yang harus mengungsikan diri di bawah gempuran senjata. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Ini semua karena karma buruk kolektif semua makhluk. Ia tak hanya berdampak pada satu negara,tetapi bisa menyebar ke seluruh dunia. Karena itu, kita harus bervegetaris. Jika kita tidak bervegetaris dan tidak berkesadaran, maka bencana akan terus terjadi.

Di Kaohsiung, berdasarkan perkiraan pemerintah, korban yang terkena dampak ledakan berjumlah lebih dari 40.000 keluarga. Kita berharap bisa mengunjungi setiap keluarga untuk mengantarkan doa dan bingkisan untuk menghibur hati para warga. Kemarin sore, saya melakukan konferensi video dengan relawan Tzu Chi di Kaohsiung. Saya mendengar bahwa para relawan Tzu Chi tetap berkontribusi dengan semangat dan semakin lancar dalam membantu para warga. Saya melihat mereka semakin cekatan dalam memberi bantuan. Kemarin, dalam sehari saja, mereka bisa mengunjungi lebih dari 2.500 keluarga.

Saya sangat berharap setiap insan Tzu Chi dapat membangkitkan ketulusan dan berusaha menghemat waktu dengan cara membawa mangkuk sendiri untuk menyeduh nasi Jing Si dengan air untuk dibawa keluar sebagai makan siang. Kemarin, saya memberi tahu mereka bahwa dua hari ini saya juga makan nasi Jing Si. Saya ingin menemani mereka makan nasi Jing Si. Selama mereka makan nasi Jing Si, saya juga akan ikut makan nasi Jing Si. Jadi, saya berharap setiap orang bisa mempunyai rasa empati.

Banyak warga setempat yang masih trauma dan ketakutan, kita hendaknya menjangkau mereka. Kita harus turut merasakan penderitaan mereka. Relawan kita menyiapkan makanan hangat dan sayur-sayuran untuk para warga, sedangkan mereka sendiri hanya memakan nasi Jing Si yang diseduh dengan air. Dengan merasakan penderitaan orang lain, kita bisa semakin menyadari berkah. Dari pengalaman kali ini, kita semua hendaknya bisa menyadari berkah.

Upaya penyaluran bantuan kali ini masih membutuhkan waktu yang panjang. Kita menyalurkan bantuan di tengah guyuran hujan. Adakalanya, tiba-tiba turun hujan dan tiba-tiba matahari bersinar terik. Terkadang, sinar matahari yang terik membuat setiap relawan kita bermandikan peluh. Terkadang, hujan yang turun tiba-tiba membuat setiap orang basah kuyup. Namun, insan Tzu Chi menganggap semua itu  sebagai metode pelatihan diri. Mereka sungguh seperti Bodhisatwa yang menjangkau semua makhluk yang menderita. Saya sungguh tersentuh dan bersyukur.

Bervegetaris untuk mengasihi kehidupan seluruh makhluk
Memiliki keyakinan benar untuk melindungi lingkungan dan menjaga ketenangan
Berbelas kasih terhadap orang yang kelaparan dan menjaga pikiran, ucapan, dan tindakan
Relawan Tzu Chi tetap mengantarkan doa tanpa memedulikan kondisi cuaca

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -