Cahaya Terang Menyinari Dunia
Setiap tahun badan misi kita di Taiwan mengadakan kegiatan pada saat Festival Kue Bulan. Festival Kue Bulan hanya sekali setahun. Namun, saya berharap rembulan yang terang bisa berada di dalam hati kita setiap hari. Kita melihat di RS Tzu Chi Guanshan, Kepala RS Poon mensosialisasikan penggunaan tanaman lokal untuk membuat kue bulan dalam rangka Festival Kue Bulan. Dia sungguh bersungguh hati. Untuk mengelola sebuah rumah sakit hingga penuh kehangatan, dibutuhkan seorang kepala keluarga seperti dr. Poon yang pada setiap hari raya, selalu bersungguh hati memperlakukan para stafnya bagai keluarga sendiri.
Dia selalu turun ke dapur secara langsung untuk membuat biskuit, kue, dan lain-lain. Selain para staf rumah sakit, para pasien rawat inap juga akan mendapatkan bingkisan perayaan festival yang dibuat sendiri oleh kepala RS, dokter, dan perawat. Semua ini dilakukan dengan penuh cinta kasih. Hubungan keluarga besar misi kesehatan Tzu Chi sungguh sangat harmonis. Terlebih lagi, saya sering mengatakan bahwa penderitaan terbesar manusia adalah saat menderita penyakit, sedangkan ladang berkah terbesar adalah mengobati penyakit. Karena itu, adakalanya, jika pasien tidak bisa datang berobat, maka para staf medis kita yang akan menjangkau mereka.
Kita bisa melihat di seluruh dunia, para anggota TIMA di negara mana pun berada, semuanya bagaikan rembulan yang bersinar terang di tengah kegelapan. Dengan penuh cinta kasih dan welas asih, mereka menjadi guru yang tak diundang. Di mana pun ada orang yang sakit, kurang mampu, hidup sebatang kara, dan berketerbatasan gerak, relawan Tzu Chi dan anggota TIMA yakni para dokter,perawat, fisioterapis, apoteker, dan lain-lain akan bersama-sama menjangkau tempat yang paling sulit terjangkau untuk membantu orang yang paling menderita akibat penyakit.
Setiap tahun, para anggota TIMA mengadakan beberapa kali baksos kesehatan berskala besar yang hasilnya sangat mengejutkan.Demi menjangkau tempat yang terpencil, mereka rela mengarungi perairan, atau menempuh perjalanan dengan pesawat atau kapal. Mereka menempuh perjalanan dengan pesawat atau kapal untuk melakukan baksos kesehatan berskala besar. Para dokter, perawat, fisioterapis, apoteker, dan lain-lain, saling bekerja sama dengan kesatuan tekad. Walaupun berada di negara yang berbeda-beda, tetapi setiap orang memiliki satu cinta kasih yang sama, yakni berkontribusi tanpa pamrih.
Anggota TIMA di seluruh dunia memiliki satu hati yang sama. Saya sangat berterima kasih karena setiap tahun, pada saat Festival Kue Bulan, mereka selalu kembali ke kampung halaman batin di Hualien. Anggota TIMA semakin bertambah dari tahun ke tahun. Ini sangat menggembirakan. Berkat cinta kasih setiap orang, kita mempunyai banyak topik diskusi. Dokter spesialis penyakit dalam, dokter bedah, dokter ahli pengobatan Tiongkok, dokter gigi, dokter mata, dan lain-lain, semua berkumpul bersama untuk saling berbagi tentang kontribusi mereka yang penuh kesungguhan hati dan cinta kasih.
Kita dapat mendengar mereka saling berbagi pengetahuan dan saling berkenalan. Ini adalah jalinan jodoh. Meski tinggal di tempat yang jauh, tetapi pada saat ini setiap tahunnya, mereka memiliki jalinan jodoh untuk bertemu. Dengan hati Bodhisatwa dan Buddha, mereka berkumpul bersama. Yang paling berharga dalam hidup ini adalah teman baik. Teman baik yang sesungguhnya adalah orang baikyang bisa membawa pengaruh baik bagi kita karena teman baik selalu saling berbagi pengalaman dan saling belajar. Mereka adalah Bodhisatwa dunia yang jarang memiliki kesempatan untuk bertemu.
Konferensi tahunan TIMA dimulai pada tanggal 7 September. Namun, para relawan kita di Taichung telah kembali ke Hualien pada tanggal 5 September. Saya bertanya kepada mereka,“Kalian yang bertanggung jawab atas konferensi kali ini?” Mereka langsung menjawab, “Terima kasih, Master telah memberi kesempatan kepada kami untuk menjalin jodoh baik dengan para anggota TIMA.” Saya bertanya berapa jumlah peserta yang hadir. Mereka menjawab, “Hampir 500 orang.” Mereka sungguh memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Terlebih lagi, para relawan di Hualien yang sebagai tuan rumah sudah pasti akan ikut membantu.
Setiap orang mempersiapkan acara kumpul bersama ini dengan bersatu hati. Begitu pula dengan para staf rumah sakit. Demi menyambut kepulangan anggota TIMA dari luar negeri, para kepala RS Tzu Chi menunjukkan kekreatifan dan kemampuan mereka masing-masing. Kita melihat staf dari RS Tzu Chi Hualien membuat roti panggang. Kepala RS Kao memimpin para dokter dan perawat membuatnya dengan sepenuh hati. Dia mengatakan bahwa roti yang dipanggang dengan suhu tinggi itu merupakan simbol bahwa kita juga harus berani dan bersemangat dalam menghadapi berbagai rintangan.
Staf dari RS Tzu Chi Taipei juga menyiapkan kimchi andalan merekayang dinamakan “Kimchi Tekun dan Semangat” untuk berbagi dengan anggota TIMA dari seluruh dunia. Staf dari RS Tzu Chi Dalin juga menyiapkan makanan dengan menggunakan rebung lokal. Itu adalah menu andalan Kepala RS Lai dan para dokter. Saya yakin kali ini, anggota TIMA dari seluruh dunia pasti telah mencicipi masakan andalan para staf misi kesehatan dan kepala RS kita. Sesungguhnya, semua itu menunjukkan ketulusan dan kasih sayang mereka. Inilah ketulusan dan kasih sayang yang sesungguhnya. Anggota TIMA menghadiri konferensi tahunan
Menyiapkan masakan andalan yang lezat
untuk saudara se-Dharma
Menjaga hati agar selalu terang bagaikan rembulan
Menyinari dunia dengan cahaya yang terang
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 September 2014.