Ceramah Master Cheng Yen: Aliran Jernih Membasahi Batin Manusia
Saya sangat bersyukur karena Da Ai TV sudah mengudara 20 tahun. Kita juga melihat Sutradara Pang. Mengetahui bahwa beliau terjatuh saat sedang melakukan liputan, saya sungguh tidak tega. Usianya hampir sama dengan saya. Usia adalah akumulasi dari waktu. 20 tahun lalu, dia belum tua. Saya juga tak merasa tua. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa kini kami sudah tua.
Seiring bertambahnya usia manusia, misi kita pun semakin matang. Misi kita harus diwariskan kepada generasi muda yang memiliki keteguhan hati dan arah yang jelas. Semua orang harus melangkah maju dengan langkah yang mantap. Kalian masih memiliki waktu dan ruang selama puluhan tahun. Puluhan tahun kemudian, usia kalian akan seperti saya.
Kalian masih memiliki waktu untuk berjuang. Janganlah membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia. Kita harus menghargai waktu dengan baik. Saya juga sangat berterima kasih kepada para direktur yang kembali menjabat. Mereka sangat bersungguh hati dan mendukung Da Ai TV. Mereka sangat memperhatikan dan menjaga aliran jernih Da Ai TV supaya dapat mengalir di masyarakat. Mengetahui bahwa kini misi budaya humanis Tzu Chi mendapat dukungan dan perhatian dari sekelompok Bodhisattva ini, saya merasa sangat tenang.
Kini Tzu Chi sudah menginjak tahun ke-53. Kita masih akan melewati banyak 50 tahun yang akan datang. Kita telah mendapat perhatian, dukungan, dan bantuan dari orang-orang dari berbagai profesi.
Ada orang bertanya, “Mengapa relawan Tzu Chi mampu bersumbangsih tanpa memiliki pamrih?”
“Dari muda hingga tua, mengapa mereka terus bersumbangsih dengan tekun dan bersemangat?”
Ini karena sumbangsih tanpa pamrih membuat mereka bertumbuh secara spiritual dan merasakan cinta kasih yang tulus. Inilah perasaan yang paling halus dan luar biasa. Karena itulah, setiap relawan Tzu Chi mengikuti langkah untuk menciptakan berkah bagi dunia. Selain membantu orang kurang mampu, mereka juga menginspirasi sesama untuk membangkitkan kekuatan cinta kasih.
Saat bersumbangsih tanpa pamrih, kita akan merasakan kebahagiaan tiada tara. Karena itu, setiap orang bersedia bersumbangsih dengan sukacita dan sukarela. Kita melakukan kebajikan dengan sukacita tanpa memengaruhi kehidupan sendiri dan yang kita rasakan setiap hari adalah kebahagiaan. Intinya, kehidupan kita bersumber dari akumulasi setiap detik. Kita jangan menyia-nyiakan kehidupan. Dengan demikian, maka kehidupan kita akan sangat bermakna.
Da Ai TV sudah berusia 20 tahun. Selama 20 tahun ini, kita berupaya untuk menyucikan dunia. Kita harus menjadi aliran jernih agar masyarakat memiliki pandangan dan menerima informasi yang tepat. Saat masyarakat memiliki pandangan dan informasi yang benar, barulah kehidupan ini bisa harmonis. Perkembangan teknologi dan sikap manusia yang konsumtif juga mendatangkan konsekuensi yang menakutkan. Saat perkembangan mencapai suatu titik, maka ancamannya juga sangat tinggi.
Di saat sekarang ini, misi budaya humanis memegang peran yang sangat penting. Kita harus memanfaatkan waktu dan ruang. Waktu yang dimaksud adalah waktu setiap orang. Ruang merujuk pada tempat kita berada. Saat waktu, ruang, dan manusia bersatu, maka kita dapat menjernihkan dunia dan menciptakan masyarakat yang harmonis.
Kegelapan batin dapat mendatangkan pergolakan dan ancaman bagi masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan misi budaya humanis Tzu Chi. Kita bagai sedang menggali sumur di dataran tinggi. Kita mencari mata air jenih untuk membasahi bumi dan jiwa kebijaksanaan setiap orang.
Dalam melakukan segala sesuatu, kita harus mempraktikkan Dharma. Dengan Dharma, kita dapat membimbing sesama. Tanpa Dharma, maka kita tak akan memiliki jalan. Jika demikian, maka kondisi dunia akan semakin buruk. Jadi, misi budaya humanis kita harus dapat menjernihkan dunia. Untuk menjernihkan dunia, kita harus mendalami Dharma. Selain itu, kita juga harus mempelajari sejarah Tzu Chi.
Selama 50 tahun lebih ini, hidup saya tak pernah terlepas dari Dharma. Saya juga terus membabarkan dan mempraktikkan Dharma. Untuk mengetahui hal-hal yang terjadi di dunia serta memahami ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi, serta memahami ajaran Jing Sidan mazhab Tzu Chi, kita harus lebih banyak mendengar Dharma. Dengan begitu, baru kita dapat mempraktikkan Catur-samgraha-vastu dalam hubungan antarsesama.
Saudara sekalian, kita semua adalah Bodhisattwa. Kita sama-sama melatih praktik Bodhisattwa. Bodhisattwa adalah seseorang yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Kita tidak terbuai oleh keduniawian dan tidak menyia-nyiakan waktu. Kita harus memiliki kesadaran. Sadar berarti tercerahkan. Kita harus memiliki hidup yang tercerahkan. Ini disebut cinta kasih yang berkesadaran.
Makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran disebut Bodhisattwa. Bodhisatwa adalah seseorang yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Tujuan Bodhisattwa adalah mencapai pencerahan tertinggi. Kita harus tekun dan bersemangat untuk mencapai kebuddhaan. Inilah jalan yang harus kita tapaki.
Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Kita harus memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Misi budaya humanis menampilkan semangat dari sukacita. Semangat cinta kasih dapat terlihat lewat misi amal. Semangat welas asih terlihat lewat misi kesehatan. Semangat keseimbangan batin terlihat lewat misi pendidikan.
Cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin adalah semangat dari Empat Misi Tzu Chi. Semoga misi budaya humanis dapat mendatangkan keharmonisan dan sukacita bagi umat manusia. Dengan demikian, saya yakin masyarakat akan harmonis dan bebas dari bencana. Setiap hari kita berdoa dan bekerja untuk menyucikan hati manusia.
Memiliki hati yang teguh untuk menjalankan misi Tzu Chi
Cinta kasih para Bodhisatwa yang berkesinambungan untuk melindungi Da Ai TV
Da Ai TV mengalirkan aliran jernih untuk menyucikan dunia
Mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 September 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 September 2018
Editor: Stefanny Doddy