Ceramah Master Cheng Yen: Antarumat Beragama Berhimpun dalam Keharmonisan dan Cinta Kasih


Lihatlah apa yang terjadi di dunia ini. Kita semua hidup di Bumi yang sama, tetapi tinggal di negara yang berbeda. Kita hidup di era yang sama, tetapi mengalami peristiwa yang berbeda-beda. Orang-orang yang hidup di detik ini, apakah mereka masih hidup di detik berikutnya? Apakah mereka memiliki hari esok?

“Saya sungguh tidak mengerti akan dunia ini. Ada orang yang sampai hati untuk membunuh anak-anak, warga sipil, dan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan perang serta melakukan kekerasan terhadap wanita dan anak-anak. Sebaliknya, ada pula orang yang bersedia untuk mendatangi kota asing demi menolong orang-orang yang tidak mereka kenal. Sungguh besar perbedaan antarmanusia di dunia ini,” kata Viktoriia Warga Ukraina.

Saat ini, ada sekelompok relawan kita dari sepuluh negara dan wilayah yang berhimpun bersama di Polandia. Mereka tersebar di tiga lokasi untuk memberikan penghiburan dan mengadakan pembagian barang bantuan kepada para pengungsi. Cuaca di sana tidak seperti biasanya. Saat ini telah memasuki musim semi, tetapi cuaca di sana terasa sangat dingin, seperti di musim dingin. Kita melihat Stephen Huang dan Hu Guang-zhong mengunjungi seorang pastor di sebuah gereja. Saya bersyukur kepada pastor yang penuh cinta kasih ini.

“Saya hendak mengungkapkan rasa syukur yang tulus. Saya sangat senang dapat menyediakan gereja bagi kalian sebagai tempat pembagian barang bantuan. Pelayanan sosial yang kalian berikan kepada orang-orang yang membutuhkan tidak hanya berupa bantuan keuangan (kartu belanja), tetapi juga sandaran batin. Saya sangat senang dapat menyediakan tempat bagi kalian. Lewat pembagian barang bantuan ini, saya merasa apa yang kalian lakukan sangatlah bermakna,” kata Pastor Ka. Slawek Szczodrowski.


Kita meminjam gereja ini sebagai tempat pembagian barang bantuan agar para pengungsi dapat masuk secara bertahap, duduk, dan menunggu giliran masing-masing untuk menerima barang bantuan. Relawan kita memberikan penghiburan dan membagikan kartu belanja kepada mereka. Kartu belanja itu sangat bermanfaat bagi mereka sekarang. Mereka merasa sangat tersentuh dan bersyukur. Dengan kartu itu, mereka dapat membeli barang yang mereka butuhkan.

Kita dapat merasakan rasa syukur dan sukacita dari lubuk hati mereka. Kita juga dapat merasakan betapa bahagianya para pengungsi dan betapa bermanfaatnya kartu belanja itu bagi mereka. Relawan kita telah bersusah payah. Namun, bagi mereka itu merupakan suatu kebahagiaan.

Relawan kita melakukan perjalanan yang jauh untuk berhimpun di sana dan melakukan hal yang sama, yaitu tulus memberi penghiburan dan mencurahkan cinta kasih mereka bagi para pengungsi. Meskipun relawan kita memiliki agama yang berbeda-beda, tetapi mereka dipenuhi sukacita dalam Dharma yang sama. Meskipun mereka memiliki agama yang berbeda-beda, tetapi mereka merasakan kebahagiaan ketika menolong sesama. Jadi, apa pun agama mereka, mereka semua disebut insan Tzu Chi.

Mereka semua merasakan sukacita dalam Dharma. Dengan cinta kasih, mereka membentangkan tangan untuk merangkul para pengungsi serta menghibur mereka dengan kata-kata yang lembut dan penuh kehangatan. Inilah ajaran Tzu Chi.

Relawan kita bukan membagikan barang bantuan dengan cara melemparkannya kepada para penerima, melainkan menyerahkannya dengan kedua tangan sambil membungkukkan badan dengan penuh hormat. Demikianlah ajaran Tzu Chi.


Pada saat yang sama, kita juga mencurahkan cinta kasih. Para relawan dengan agama dan kewarganegaraan yang berbeda-beda berpegang pada ajaran Tzu Chi yang sama, yakni bersumbangsih dengan cinta kasih.

Lewat telekonferensi kemarin, saya menyaksikan relawan kita di lokasi pembagian barang bantuan melambaikan tangan dan beranjali pada saya. Mereka pun bisa melihat bahwa saya terus beranjali pada mereka. Dengan beranjali, saya menyampaikan doa saya bagi mereka. Meskipun relawan kita berasal dari negara yang berbeda-beda, tetapi ketika mereka mengenakan rompi relawan, mereka semua disebut insan Tzu Chi. Itu sangat menyentuh hati.

Kita juga bekerja sama dengan beberapa LSM untuk membantu para pengungsi. Sungguh, para Bodhisatwa dari seluruh dunia telah berkumpul di Polandia. Dalam hati, saya menyebut mereka Bodhisatwa, termasuk pastor tersebut. Mereka semua adalah malaikat. Saya berkata kepada mereka bahwa Bodhisatwa merupakan makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran dan memperluas cinta kasih untuk bersumbangsih. Ada banyak pula kaum muda dari berbagai negara yang turut membantu dalam pembagian bantuan.

Meskipun saat ini telah terjadi bencana akibat ulah manusia di tempat yang jauh, tetapi kita dapat menyalurkan bantuan kepada orang-orang di sana. Dalam telekonferensi kemarin, seseorang mempersembahkan bunga pada saya dan saya pun mengulurkan tangan untuk menerima bunga itu secara virtual.


Bencana yang terjadi dalam sekejap telah membawa banyak penderitaan bagi orang-orang. Namun, penderitaan mereka itu akan berlalu. Ketenteraman dan kesehatan mereka juga akan pulih kelak.

Di antara para relawan kita, ada Hu Guang-zhong beserta istrinya. Mereka harus kembali ke Turki untuk menjalankan misi lainnya. Namun, mereka akan kembali lagi ke Polandia untuk mencurahkan perhatian kepada para pengungsi. Intinya, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menolong orang-orang yang menderita di dunia ini.

Saya pun memberi tahu mereka bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab atas dunia ini. Siapakah yang harus memikul tanggung jawab itu? Anda, dia, dan juga saya sendiri. Meskipun jaraknya jauh, saya tetap merasa bahwa saya juga memiliki tanggung jawab ini.

Hendaklah kita semua memikul tanggung jawab dan menghimpun cinta kasih kita agar terbentuk kekuatan besar bagi mereka yang bersumbangsih di garis depan.  

Para relawan menghimpun kebajikan dan menyalurkan bantuan lintas negara
Antarumat beragama berhimpun dalam keharmonisan dan cinta kasih
Para relawan membagikan bantuan secara langsung dan tulus memberi penghiburan
Memikul tanggung jawab dengan ikrar dan praktik yang teguh

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 25 Mei 2022
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -