Ceramah Master Cheng Yen: Antusias Berbuat Baik demi Menghimpun Energi Kebaikan


Setiap hari, saya berharap pandemi Covid-19 dapat perlahan-lahan mereda hingga akhirnya berlalu. Inilah yang sangat saya harapkan.

Saya terus berkata bahwa kita yang dapat hidup aman dan tenteram hendaklah bersyukur. Saya juga merasakan energi kebaikan karena melihat banyak orang yang bertekad untuk bersumbangsih. Donasi kecil pun sangat berarti. Dengan membangkitkan sebersit niat baik, kita dapat membawa harapan dan kecemerlangan.

Belakangan ini, saya terus mengulas tentang kunang-kunang. Meski kunang-kunang sangat kecil, tetapi saat ada sekelompok kunang-kunang yang memancarkan cahaya di tengah kegelapan, cahaya mereka akan membuat orang tercengang dan berpikiran terbuka. Inilah harapan bagi dunia ini.

Kita bisa melihat cinta kasih dan kebajikan orang-orang yang berdonasi dengan antusias. Besar atau kecilnya donasi tidak menjadi masalah. Meski seseorang hanya dapat menyumbangkan satu uang logam, tetapi saat memasukkan uang logam itu ke dalam celengan bambu, dia pasti telah membangkitkan niat baik untuk menolong orang yang menderita. Dengan menghimpun tetes demi tetes donasi, kita bagai menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih dan menciptakan berkah bersama.


Puluhan tahun lalu, saya sering mengulas tentang kerbau yang tengah menarik kereta. Meski orang-orang terus melemparkan barang ke dalam kereta tersebut, tetapi kerbau ini tetap melangkah dengan mantap. Ini membutuhkan kesabaran agung. Dengan kesabaran agung, kita memikul tanggung jawab atas semua makhluk di dunia ini. Intinya, kita harus membangun tekad dan ikrar agung serta melakukan tindakan nyata.

Saat ini, pelajaran besar yang didatangkan oleh bencana mengingatkan kita untuk membangun tekad dan ikrar.

Lihatlah banyaknya bencana yang terjadi di seluruh dunia. Bencana tanah, air, api, dan angin semakin kerap terjadi. Saya sering berkata bahwa paru-paru Bumi telah meradang. Radang ini belum sembuh. Mengapa? Karena kebencian semua makhluk.

Saya sering mengulas ketamakan dan kebencian. Orang-orang sangat mudah marah. Mengapa orang-orang mudah marah? Karena tidak tahu berpuas diri. Karena tidak tahu berpuas diri, saat keinginan mereka tidak tercapai, timbullah kebencian. Kebencian di dalam hati akan menimbulkan noda batin dan saat melampiaskannya, mereka pun mendatangkan bencana. Ini karena batin mereka belum dibasuh dengan air Dharma. Saya sering berkata bahwa Dharma bagaikan air.


Kita harus melatih diri, yakni membina karakter dan memperbaiki perilaku. Inilah yang disebut pelatihan diri. Untuk membina karakter, kita hendaklah mempelajari ajaran Buddha dan memahami semua prinsip kebenaran. Setelah memiliki arah yang benar, kita harus memperbaiki perilaku. Perilaku sangatlah penting.

Kita hendaklah mempraktikkan Dharma secara nyata, bukan sekadar mendengar dan menyebarkannya. Kita mendengar Dharma untuk memahami kebenaran dan bertekad untuk menyebarkannya demi membimbing semua makhluk. Kita harus menyebarkan Dharma dengan tulus dan mempelajarinya dengan tekun. Setelah mendengar Dharma, kita harus menyebarkannya dengan tulus untuk membimbing orang-orang ke arah yang benar.

Orang yang mendengar Dharma hendaknya menyerap Dharma ke dalam hati dengan tulus, fokus, dan pantang mundur. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Kita harus bertekad dan berikrar untuk tidak pernah menyimpang dari arah yang benar.


Dalam melatih diri, kita harus membina kesungguhan dan ketulusan. Untuk itu, kita harus memiliki keyakinan. Kita harus yakin dalam melakukan hal yang benar. Kita harus senantiasa berpegang pada kebenaran sejati, maju selangkah demi selangkah dengan mantap, dan menunjukkan kekuatan cinta kasih di dunia. Dengan demikian, barulah kita bisa menyebarkan Dharma dan mewujudkan dunia yang lebih indah dan tenteram.

Saya berharap iklim bisa bersahabat dan antarmanusia dapat bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan saling membantu, Sungguh, keharmonisan antarmanusia ialah yang terindah. Terima kasih.

Bodhisatwa sekalian. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih. Terima kasih. Kita hendaklah membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Memikul tanggung jawab atas dunia ini dengan kesabaran agung
Melatih diri dengan membina karakter dan memperbaiki perilaku
Tulus dan tekun mempraktikkan kebajikan
Membawa harapan dan menghimpun energi kebaikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Oktober 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 28 Oktober 2021
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -