Ceramah Master Cheng Yen: Asal Mula Misi Kesehatan Tzu Chi

Salah satu momen penting dalam sejarah Tzu Chi adalah pada tanggal 10 September 1972, tepatnya di tahun keenam Tzu Chi berdiri kita melangkah dari misi amal ke misi kesehatan. Kita membuka klinik di tempat yang disediakan oleh ibu dari Guru De Ci. Beliau menyediakan ruangan di lantai dasar untuk Tzu Chi membuka klinik pengobatan gratis.

Kita juga harus berterima kasih kepada empat dokter dari RSUD Hualien beserta dua orang perawat. Klinik itu dibuka dua hari dalam seminggu. Meski tempatnya sangat kecil, tata letak ruangannya dirancang dengan efisien. Sebuah ruang kecil di belakang altar Buddha digunakan sebagai ruang farmasi.

Saya merancangnya dengan bentuk posko bergerak, dengan sebuah jendela besar. Saat klinik tutup, posko itu dapat dipindahkan ke samping dinding. Saat akan digunakan, kita bisa menariknya kembali. Di dalamnya terdapat sebuah ruangan untuk apoteker meracik obat. Saya paling suka membantu di sana.

Dari sana saya dapat memahami kondisi pasien dan memberi penghiburan bagi yang menderita. Kita juga melihat kursi rotan di dalam foto. Satu kursi bisa diduduki dua orang. Jika sandarannya didorong ke belakang, akan membuat punggung nyaman saat bersandar. Saat kita melakukan kebaktian, sandaran kursi itu dapat didorong ke depan. Kursi ini juga saya yang merancangnya.

Ia juga bisa digunakan sebagai alas Namaskara saat kita melakukan kebaktian. Meski terlihat sederhana dan kasar, tetapi pada masa itu, kursi itu termasuk nyaman untuk digunakan. Masa itu adalah masa-masa tersulit bagi kita, tetapi saat itu kita masih mengerahkan segenap kemampuan dan potensi untuk bersumbangsih sesuai kebutuhan zaman.

Namun, menjelang pembukaan klinik itu, saya mengalami pergumulan batin. Ibu saya di Fengyuan mengalami perforasi lambung. Jika seorang ibu menelepon, tentu beliau mengharapkan kehadiran putrinya meski saat itu Master sudah menjadi bhiksuni. Pada saat itu, Master mengalami dilema antara logika dan perasaan. Jika beliau pulang untuk menjenguk ibunya, berarti beliau mengutamakan perasaan.

Dari sisi logika, beliau harus menghadiri pembukaan klinik keesokan harinya. Jadi, beliau menelepon ibunya dan memberi tahu bahwa keesokan harinya, tanggal 10 September, adalah hari pembukaan klinik dan akan ada banyak pasien yang merupakan ibu dari orang lain. Jadi, Master berencana untuk berada di klinik dari pukul 10.00 sampai pukul 14.00 siang.

Setelah jam pelayanan klinik berakhir, baru beliau naik pesawat terbang ke Taipei, lalu melanjutkan perjalanan ke Taichung. Beliau meminta ibunya untuk segera pergi ke RS dengan ditemani anggota keluarga di rumah untuk segera menjalani operasi. Berhubung itu adalah hari pertama klinik beroperasi, jika saya tidak hadir untuk memberi dukungan moral, kelak bagaimana saya dapat menghimpun cinta kasih banyak orang? Sulit.

Bagaimana saya dapat membimbing orang? Jadi, saya akhirnya meminta ibu saya untuk membuat saya tenang dengan pergi ke RS. Kemudian, saya naik pesawat terbang untuk pulang. Keesokan harinya, ibu saya dioperasi. Saat saya menunggu, saya dapat memahami perasaan keluarga pasien. Operasi berlangsung sejak pagi hingga siang hari untuk mengangkat dua per tiga dari lambungnya sehingga hanya tersisa sedikit. Namun, beberapa puluh tahun ini beliau hidup bahagia dan telah menginspirasi banyak orang.

Beliau sepenuh hati menjalankan misi Tzu Chi. Suatu hari, meski beliau mengalami demam, saat menerima telepon dari seseorang yang berkata, "Saya mau berdonasi sepuluh ribu NT," penyakitnya seakan langsung sembuh. Beliau langsung berangkat mengambil dana amal. Seperti itulah beliau menjalani hidup hingga wafat beberapa tahun lalu.

Sebelum meninggal, beliau dirawat di RS Tzu Chi Taichung. Saat saya melakukan kunjungan ke Taichung, saya terlebih dahulu menjenguknya, baru kemudian berangkat ke selatan untuk mengunjungi para relawan di Kaohsiung dan Pingtung. Dari Pingtung, saya berencana untuk kembali ke Hualien lewat jalur utara agar bisa menjenguknya sekali lagi. Jadi, melewati jalur utara dan singgah kembali di RS Tzu Chi Taichung.

Saat saya masuk ke kamar pasien, ibu saya melihat saya dan bertanya, "Kenapa datang lagi?" Saya menjawab, "Kembali untuk menjenguk Ibu." Beliau menggenggam tangan saya dengan gembira dan berkata, "Begini bagus juga, bisa datang menjenguk saat ini, maka nanti tidak perlu datang lagi secara khusus." "Sekarang waktunya paling baik, saya bisa berbincang-bincang denganmu." "Saat Master datang lagi nanti, saya belum tentu bisa melihat dan berbincang-bincang seperti ini." "Utamakan kepentingan orang banyak." "Tidak perlu datang lagi."

Beliau terus berpesan seperti itu kepada saya. Beliau terus berkata agar saya tidak datang lagi apa pun kondisinya. Beberapa hari kemudian, dia meninggal dengan tenang. Jadi, saya mengikuti permintaannya dan tidak khusus datang saat beliau wafat. Saya tahu bahwa sebagai anggota komite Tzu Chi, beliau telah banyak menjalin jodoh baik. Dia pasti tak akan sendirian di saat-saat terakhirnya.

Di Griya Jing Si, kita melantunkan Sutra untuk beliau. Begitulah ceritanya. Singkat kata, melihat para staf badan misi kesehatan kita merawat pasien lanjut usia dengan penuh perhatian, dengan penuh perhatian, keluarga pasien pun merasa tenang. Dahulu, guru saya juga pernah dirawat di RS Tzu Chi Hualien dan mendapat perawatan yang penuh perhatian. Misi kesehatan Tzu Chi ini juga dimulai dari masa-masa awal yang sulit.

Kita melihat banyak orang yang menjadi kurang mampu karena sakit. Pada masa-masa awal, enam dokter dan perawat menyediakan dua hari dalam seminggu untuk melayani di klinik dan menggunakan  hari libur mereka untuk menjangkau pasien di pedalaman. Misi ini berlanjut hingga kini dengan adanya rumah sakit Tzu Chi.

Di Rumah Sakit Tzu Chi, para kepala rumah sakit juga mengajak para dokter para kepala rumah sakit juga mengajak para dokter terjun ke pedalaman di berbagai wilayah untuk memberi pelayanan pengobatan. Mereka juga melakukan kunjungan kasih dan pengobatan keliling. Semangat ini terus diwariskan dari masa ke masa Semangat ini terus diwariskan dari masa ke masa dengan kualitas yang semakin baik. Begitu banyak hal yang menyentuhdi dalam misi kesehatan Tzu Chi ini.

Menolong mereka yang sakit dan tidak mampu dengan tekad penuh welas asih

Memanfaatkan ruang klinik secara efisien

Mengenang keteladanan orang tua di masa lalu

Mewariskan semangat cinta kasih dalam misi kesehatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 September 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 September 2016

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -