Ceramah Master Cheng Yen: Bantuan Kemanusiaan Meringankan Penderitaan


Dalam cuplikan tayangan ini, kita menyaksikan bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang terjadi pada waktu kita hidup sekarang ini. Sementara itu, kita hidup aman dan tenteram di belahan Bumi lainnya. Mari kita lebih tulus berdoa bagi semua orang di seluruh dunia yang menderita akibat bencana yang disebabkan oleh manusia ataupun alam. Mari kita tulus berdoa bagi mereka semua.

“Sejak tanggal 5 Maret, kami hidup tanpa pasokan gas, air minum, dan tanpa apa pun. Kami bahkan juga tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan karena perang masih berlangsung,” kata Lilia Ristich Warga sipil Irpin.

“Mereka hanyalah anak-anak yang dikirim ke medan perang sebagai umpan Meriam."

Lihatlah, perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan banyak keluarga porak-poranda dan banyak orang kehilangan nyawa. Semua itu telah menghancurkan kedamaian dunia. Orang-orang tidak bisa berdamai karena diliputi ketamakan, persaingan, dan perebutan atas sesuatu yang bukan milik mereka sehingga semua orang pun terpecah belah.

Warga sipil yang tidak bersalah sungguh merasakan penderitaan yang tak terkira. Antrean panjang pengungsi yang melarikan diri berlangsung tanpa henti. Melihat kondisi mereka, kita sungguh tidak sampai hati. Bagaimana kita membantu para pengungsi ini?


Ada sekelompok anak muda antusias yang sedang menuntut ilmu di Polandia. Mereka turut berpartisipasi dalam upaya bantuan Tzu Chi dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Saya berterima kasih kepada rektor di sana yang telah mengizinkan kita menjadikan kampus mereka sebagai tempat pembagian barang bantuan. Ada pula para dosen yang turut berpartisipasi. Jadi, ada sekelompok orang di sana yang membantu Tzu Chi melakukan pembagian barang bantuan.

Saya juga sangat berterima kasih kepada relawan kita di Jerman, Shu-wei. Beliau memiliki banyak pengalaman. Beliau juga mengajak teman-temannya yang juga merupakan relawan Tzu Chi untuk turut membantu di sana. Pada tahap pertama, mereka membagikan selimut dan kartu bantuan. Jumlah uang dalam setiap kartu tersebut setara dengan sepuluh ribu dolar NT (Rp5 juta).

Bagi keluarga yang memiliki lebih banyak anggota, kita juga akan menambahkan jumlah uangnya karena tempat tinggal mereka telah dibom secara tiba-tiba. Mereka tidak dapat membawa apa pun saat melarikan diri. Menerima bantuan dan cinta kasih kita, mereka sungguh sangat tersentuh. Hati mereka merasa lebih tenang dan mereka bisa tersenyum kembali meski berlinang air mata. Itu sungguh pemandangan yang menyentuh hati.

Dunia memang merupakan sebuah keluarga besar. Apa gunanya kita bertikai satu sama lain dan membuat begitu banyak orang menderita di dunia? Sungguh banyak hal yang memilukan. Inilah penderitaan di dunia dan karma buruk kolektif semua makhluk. Demikianlah penderitaan. Selain itu, ketidakselarasan iklim menyebabkan kekeringan ataupun bencana banjir.


Di daerah yang dilanda kekeringan, tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertumbuh, sedangkan di daerah yang dilanda banjir, sawah dan ladang tergenang air sehingga memicu krisis kelaparan. Kita melihat anak-anak yang menderita kelaparan kronis. Setiap kali melihat mereka, saya tidak bisa tidak membahas tentang tubuh mereka yang gelap, kurus, dan kekurangan gizi. Mereka memiliki perut yang buncit, kaki dan tangan yang kurus, serta kepala dan mata yang besar, tetapi tidak berotot.

Di dunia ini, kita seakan-akan menyaksikan alam setan kelaparan dan neraka. Setan kelaparan digambarkan memiliki perut sebesar tambur serta tangan dan kaki yang kurus bagai batang kayu kering. Ini adalah penderitaan setan kelaparan dan neraka seperti yang dideskripsikan dalam Sutra. Kini, kita dapat menyaksikannya di dunia kita yang sekarang.

Kita juga melihat ada begitu banyak bangkai hewan yang tergeletak di atas tanah. Inilah akibat dari kekeringan. Itu sungguh sangat memilukan. Mereka mulanya sudah hidup kekurangan, kini ditambah pula masalah kekeringan, bagaimana mereka bisa bertahan hidup? Jadi, kita harus bersyukur atas tempat tinggal kita yang memiliki sumber daya alam berlimpah.


Bangunan tempat kita tinggal luas dan aman. Bukankah kita penuh dengan berkah? Namun, kita perlu bersatu hati. Jika tidak, saat terjadi pengeboman, bangunan yang kukuh dan indah pun akan ambruk dalam sekejap. Jadi, untuk sungguh-sungguh mewujudkan kebahagiaan dunia, kita harus bekerja sama dalam kesatuan hati dan keharmonisan.

Kita mulai menyatukan hati antarsesama dari skala kecil hingga skala besar di komunitas, masyarakat, bahkan negara. Bangsa-bangsa pun harus bersatu. Kini, ada Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sungguh-sungguh telah menyatukan negara-negara di seluruh dunia. Jika semua bangsa dapat damai, bekerja sama dalam keharmonisan, dan saling mengasihi, dunia akan harmonis bagaikan surga.

Segala sesuatu akan menjadi seimbang. Tidak akan ada lagi pencemaran ataupun kerusakan. Semua orang di dunia bisa memiliki sandang dan pangan yang cukup. Dengan demikian, alam manusia pun akan seperti surga.  

Perang pecah akibat pertikaian manusia yang didasari kegelapan batin
Para pengungsi Ukraina melarikan diri dari tanah air demi mencari perlindungan
Bantuan kemanusiaan meringankan penderitaan
Bersama-sama mewujudkan keharmonisan dunia dengan bersatu hati dan saling mengasihi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 06 April 2022
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -