Ceramah Master Cheng Yen: Barisan Bodhisatwa Membawa Berkah dan Ketenteraman
“Sebelumnya, sehubungan dengan pekerjaan saya, saya hampir setiap hari menghadiri jamuan bisnis, minum minuman beralkohol, dan sering tidak pulang pada malam hari. Terkadang, demi bersenang-senang, saya bahkan menggunakan uang peninggalan almarhum ibu saya untuk membayar ongkos taksi dan minum minuman beralkohol. Yang paling parah ialah setiap kali mabuk, saya pulang pada tengah malam, lalu memukuli istri dan anak-anak saya, bahkan para tetangga melakukan protes untuk meminta kami pindah rumah. Karena itu, istri saya mengalami siksaan fisik dan mental dalam jangka panjang. Beruntung, saya mengenal Tzu Chi dan ajaran Master yang mengubah saya. Kini, saya telah berhenti merokok, berhenti minum minuman beralkohol, dan mengubah semua tabiat buruk saya,” ungkap Zhang Mu-xiu, relawan Tzu Chi.
Melihat perubahannya, saya sungguh mendoakannya. Beruntung, dia dapat mengenal Tzu Chi sehingga bisa mengalami banyak perubahan meski dia pernah melakukan kekeliruan di masa lalu. Namun, berkat jalinan jodoh baik dengan Tzu Chi, dia dapat berubah. Di Tzu Chi, ada banyak orang yang pernah mengalami hal yang sama seperti dia. Beruntung, kita masih memiliki berkah.
Kita mungkin menghadapi banyak karma buruk, tetapi janganlah mengeluh. Katakanlah, "Beruntung, saya telah bergabung dengan Tzu Chi." Kita harus mengingatkan diri sendiri dan rela untuk bersabar. Selain itu, kita juga mendapatkan perhatian dari saudara se-Dharma. Jadi, beruntung kita masih memiliki berkah. Saat kita ada masalah, mari kita menghadapinya dengan sikap positif dan penuh pengertian.
“Kami mulai mempersiapkan acara Pemberkahan Akhir Tahun di komunitas sejak bulan Oktober. Saat berdiskusi untuk membahas perencanaan, tiba-tiba saya merasa jantung saya berdetak dengan sangat cepat. Saya juga merasa sesak napas setiap kali berjalan. Karena itu, saya mendatangi Departemen Kardiologi RS kita. Saat itu, dokter berkata kepada saya bahwa di bawah paru-paru saya tumbuh sebuah tumor berukuran 6 cm. Ketika akan menjalani operasi, saya diberi tahu bahwa saya akan dirujuk ke Departemen Hematologi dan Onkologi. Saat itu, saya merasa tidak dapat menerima kenyataan ini. Berhubung saya yang bertanggung jawab atas acara Pemberkahan Akhir Tahun ini, saya merasa tidak rela menerima kenyataan ini. Kemudian, saya melanjutkan pengobatan. Ternyata, saya hanya terkena infeksi bakteri. Dokter berkata bahwa saya hanya perlu minum obat dan melanjutkan pengobatan. Saya sungguh sangat bersyukur dapat menyelesaikan tugas saya dalam acara ini. Terima kasih, Master,” tutur Chen Ming-yue, relawan Tzu Chi.
Sungguh, kita harus menggenggam kehidupan ini karena waktu berlalu dengan begitu cepat. Dahulu saya tidak pernah berpikir tentang berapa usia saya. Namun, beberapa tahun terakhir ini, tepatnya sejak dua tahun yang lalu, saya sungguh menyadari bahwa saya sudah lanjut usia.
Di usia 30 atau 40 tahun, saya bagaikan seekor lembu muda. Di usia 40 atau 50 tahun saya bagaikan seekor lembu dewasa yang sudah memakai cincin hidung. Di usia 60 atau 70 tahun, saya bagaikan lembu yang menanjak lereng bukit dan menarik kereta ke atas. Kini, di usia 80 atau 90 tahun, saya berhenti dan melihat ke belakang. Saya merasa saya terus menanjak dan sudah mencapai puncak bukit.
Melihat ke belakang, ada barisan panjang yang terdiri atas orang-orang, lembu, dan kereta yang terdiri atas orang-orang, lembu, dan kereta yang terus berjalan mengikuti saya di arah yang benar. Meski harus menanjak lereng bukit, saya tetap merasa sangat terhibur. Dalam kehidupan ini, menciptakan berkah merupakan tugas kita semua. Itu juga merupakan hal yang harus kita lakukan di kehidupan sekarang dan di kehidupan mendatang.
Saat ini, mari kita membangun fondasi seperti membangun sebuah rumah. Untuk membangun fondasi yang baik, diperlukan langkah-langkah seperti peletakan batu bata, pengikatan besi beton, pengecoran, dll.
Demikian pula dengan Dharma. Untuk bagian dasar, kita perlu menggali tanah, menuangkan semen, dan mengikat besi beton. Kemudian, kita meletakkan batu bata di atasnya dan menuangkan semen lagi. Inilah langkah-langkah dan cara-cara yang tidak boleh kita lewatkan. Dengan demikian, barulah kita dapat membangun rumah yang kukuh.
Jadi, yang terpenting ialah melakukannya dengan kesungguhan hati. Itulah tugas kita. Mari kita melakukannya dengan penuh semangat misi. Saat kita bersumbangsih, jangan berpikir demi mendapatkan sesuatu. Ketika sesuatu yang buruk terjadi pada kita, jangan memunculkan pikiran, "Saya telah menjalankan Tzu Chi, mengapa ini terjadi pada saya?" Sebaliknya, kita seharusnya berkata bahwa beruntung kita bergabung bersama Tzu Chi sehingga hati dan pikiran kita dapat berubah.
Selain itu, ada perhatian dari saudara se-Dharma. Ini sungguh sangat menghangatkan hati. Hendaklah kita bersyukur setiap saat. Jangan berpikir untuk mendapatkan sesuatu tanpa berusaha. Saya selalu berpesan bahwa ketika ada orang mitra bajik yang datang membantu kita, kita harus menyatukan kekuatan untuk sama-sama melakukannya.
Saat kita menarik kereta dengan susah payah, ada orang-orang yang membantu mendorong dari belakang. Jadi, hendaklah kita bersyukur dan bersukacita. Selain itu, ketika kita terus menarik kereta yang berat, sedangkan tidak ada yang mendorongnya dari belakang ataupun rodanya tersangkut, kita bisa menahannya dengan kebijaksanaan kita. Mengapa kereta itu tidak bergerak? Lihatlah sekeliling kereta dan carilah cara untuk mengatasi rintangan tersebut. Itu semua membutuhkan kesungguhan hati.
Hendaklah kita mensyukuri masa lalu karena kebijaksanaan kita makin bertumbuh. Setelah mengatasi rintangan, berkah kita pun bertambah. Kita juga menciptakan berkah bagi banyak orang. Ketika menghadapi rintangan, apa yang bisa kita lakukan? Kita harus melihat sekeliling kita, mengerahkan kekuatan dan kebijaksanaan kita untuk mengatasi segala rintangan. Demikianlah kita mempraktikkan kebijaksanaan dan menciptakan berkah sekaligus.
Tentu saja, cara terbaik ialah membina lebih banyak orang agar menyambut baik upaya kita. Tidak hanya demikian, mereka juga dapat mengerahkan kekuatan untuk membantu kita mendorong kereta itu. Inilah hal terpenting. Jadi, asalkan itu hal yang benar, kita lakukan saja dengan sepenuh hati dan tenaga.
Alangkah baiknya jika kita memiliki mitra sehingga kita tidak akan terpisah dari barisan. Dengan kekuatan orang banyak, bahkan kereta yang berat pun dapat didorong bersama. Kita menghentikan kereta kita dan membantu orang lain untuk mendorong keretanya. Kemudian, giliran orang lain yang berdatangan untuk membantu kita mendorong kereta kita. Inilah yang disebut saling mengasihi.
Asalkan kita bersatu hati dan saling mengasihi, tentu kita bisa bergotong royong dan mengatasi segala rintangan. Karena itu, sebagai anggota komite, jangan sampai berhenti menggalang dana dari donatur setiap bulan. Yang terpenting ialah semua orang dapat mengenal Tzu Chi dan sama-sama menciptakan berkah bagi dunia. Inilah cara sesungguhnya untuk memperluas kekuatan orang-orang untuk menciptakan berkah.
Jika tidak, sebagian orang hanya akan berkata, "Master sangat luar biasa dan telah melakukan banyak hal." Jika hanya mengandalkan diri saya sendiri tanpa ada yang membantu saya, apa mungkin saya bisa sehebat ini?
Singkat kata, mari kita bersungguh hati untuk menyatukan kekuatan kita. Inilah yang disebut barisan Bodhisatwa di mana para Bodhisatwa berhimpun bersama. Ketika setiap orang berinteraksi satu sama lain dengan damai dan harmonis, berkah akan terhimpun dan dengan sendirinya kita dapat hidup aman dan tenteram.
Menghadapi karma buruk dengan sikap penuh pengertian
Giat menjalankan tanggung jawab tanpa pamrih
Mengatasi segala rintangan tanpa takut bersusah payah
Barisan Bodhisatwa membawa berkah dan ketenteraman
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 18 Januari 2022