Ceramah Master Cheng Yen: Bekerja Sama dalam Keharmonisan untuk Memutar Roda Dharma

Pada Tahun Baru Imlek kehangatan dan nuansa Tahun Baru terasa sangat kental. Sejak pertemuan pagi kemarin, saya mulai menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek melalui telekonferensi dengan RS Tzu Chi di Hualien, Dalin, Taipei, dan daerah lainnya.

Saya juga melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi Singapura dan Jepang. Banyak relawan dari Selangor dan Kuala Lumpur juga menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Mereka terlihat menakjubkan. Ada juga relawan Malaysia dari daerah lain, contohnya Penang. Para relawan lansia, paruh baya, dan muda yang terbagi berdasarkan daerah masing-masing menyampaikan salam. Hati mereka terlihat menyatu. Ketulusan mereka sangatlah indah.

Begitu juga dengan Singapura, mereka menunjukkan kesatuan hati dan keharmonisan. Ini sangatlah indah. Para relawan dari Australia menenangkan hati saya terlebih dahulu.

“Terima kasih kepada Master dan insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah mencurahkan perhatian atas kebakaran hutan yang terjadi. Setelah kebakaran selama beberapa bulan, berkat hujan yang turun beberapa kali, kini kondisi sudah stabil. Namun, sebelum musim panas di Australia berakhir, kami masih perlu meningkatkan kewaspadaan dan terus memperhatikan perkembangan kondisi. Penyaluran bantuan masih terus dijalankan. Kami menghibur para korban bencana dan para petugas damkar.”

“Kami akan mempercepat perekrutan Bodhisatwa dengan berbagi, menjalankan, dan mewariskan Tzu Chi. Kami juga akan terus menyosialisasikan pola hidup vegetaris dan pelestarian lingkungan. Kami akan menghormati langit, mengasihi bumi, dan menyucikan hati.”

Belakangan ini, setiap hari saya terus memperhatikan kondisi kebakaran di Australia yang terjadi selama beberapa bulan. Lewat telekonferensi, para relawan mengatakan bahwa walau api belum sepenuhnya padam, mereka akan mengimbau orang-orang untuk bervegetaris. Insan Tzu Chi Australia tidak banyak, dan mereka telah menyadari apa yang sering saya katakan.  “Australia sangat luas, sedangkan insan Tzu Chi sedikit. Kalian perlu mulai merekrut Bodhisatwa. Kalian perlu menjaga ketulusan hati dan berdoa dengan tulus.”

Kali ini mereka tidak hanya menyadarinya, tetapi juga mempraktikkannya. Mereka menggalang donasi di jalan. Mereka juga menyosialisasikan  bahwa kondisi kebakaran hutan sangat berbahaya dan berharap setiap orang dapat memberikan sedikit cinta kasih. Mereka juga mengimbau orang-orang untuk mawas diri dan berdoa dengan tulus.

Mereka terjun ke tengah masyarakat untuk mengingatkan orang-orang tentang kebakaran yang terjadi dan berharap orang-orang dapat tulus, menjalankan pola hidup vegetaris, dan tidak mengonsumsi daging karena perubahan iklim sudah sangat serius. Bukan hanya kebakaran hutan, perubahan iklim juga sangat serius.

 

Insan Tzu Chi turun ke jalan dan berinteraksi dengan orang-orang.  Semangat celengan bambu merupakan semangat awal Tzu Chi. Melalui tetesan sumbangsih, kita dapat membantu banyak orang. Tetes demi tetes air dapat membasahi tanah yang kering. Setelah tanah menjadi basah, kita dapat menebar benih.

Bumi pertiwi ini menyediakan kebutuhan tanpa batas, seperti berbagai bahan pangan atau pohon yang memenuhi bumi untuk menyediakan udara bersih. Ini semua merupakan pemberian bumi pertiwi dan janganlah kita rusak. Biarlah hukum alam melindungi kehidupan kita.

Demi iklim dan empat unsur yang selaras, kita perlu menjaga kebersihan udara dan menyucikan hati. Saya melihat para relawan menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Para relawan dari berbagai daerah bertekad dan membangun ikrar agung.

Lihatlah,barisan insan Tzu Chi Tainan terlihat rapi dan megah. Mereka memiliki satu hati. Saat formasi mereka bergerak, kita melihat formasi lingkaran di dalam formasi kotak. Formasi lingkaran bergerak melambangkan roda Dharma yang berputar. Formasi kotak diam di tempat, sedangkan formasi lingkaran berputar. Mereka memiliki titik tengah yang sama.

Dengan titik pusat yang mantap, orang di sekeliling akan tetap berada di jalur dan terus berputar. Asalkan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong, bagaimanapun formasinya berubah, mereka tidak akan lepas dari kesatuan itu.


Singkat kata, orang yang banyak dapat membentuk formasi. Dengan kebajikan, formasi akan terbentuk. Dengan keburukan, formasi akan berantakan. Di dalam formasi kebajikan, ada prinsip atau aturan yang ditaati. Dalam keburukan, prinsip tidak ditaati sehingga formasi menjadi berantakan. Intinya, dalam merayakan Tahun Baru Imlek, di manapun kita berada, kita harus tulus dan bekerja sama dengan harmonis. Kita harus menjadikan ini sebagai kebiasaan.

Berkat keharmonisan para relawan, formasi roda besar dan kecil dapat berputar. Relawan lansia, paruh baya, dan muda dapat memutar roda Dharma. Mereka merupakan Bodhisatwa. Dengan mengubah pola pikir, kita dapat mentransformasi karma kita. Inilah kekuatan pikiran kita.

Bodhisatwa sekalian, manusia pada dasarnya memiliki disiplin diri. Hanya saja, pikiran kita tidak selaras sehingga kedisiplinan menjadi rusak. Insan Tzu Chi selalu bersungguh hati untuk berpegang pada aturan dan prinsip. Insan Tzu Chi saling memberi teladan, saling mengingatkan, dan bergandengan tangan. Mereka tidak pernah lepas dari silsilah Dharma Jing Si. Karena itu, mereka dapat membentuk sebuah formasi yang rapi dan indah.

Bodhisatwa sekalian, jangan meremehkan kekuatan cinta kasih. Dengan kebenaran, kebajikan, dan keindahan yang selamanya ada dalam hati dan tindakan kita dan semua orang di masyarakat, kita dapat perlahan-lahan mengembalikan keselarasan empat unsur dan ketenteraman dunia.

Mendirikan ikrar Lewat telekonferensi Tahun Baru Imlek
Formasi lingkaran dalam kotak melambangkan berputarnya roda Dharma
Tetesan cinta kasih membasahi dunia
Memelihara keharmonisan sebagai kebiasaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Januari 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 28 Januari 2020
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -