Ceramah Master Cheng Yen: Bekerja Sama dengan Harmonis demi Membimbing Semua Makhluk


“Dalam Pemberkahan Akhir Tahun, dahulu biasanya peserta acara yang maju ke depan untuk menerima angpau dari para guru Griya Jing Si. Tahun ini, para guru menghampiri tempat duduk peserta untuk berinteraksi dan berbincang sebentar dengan warga yang hadir. Ini membuat warga sangat tersentuh. Kita merasa bahwa warga adalah teman kita. Kita mendoakan mereka dan mendampingi mereka menapaki Jalan Bodhisatwa,” ujar Lin Min-li, relawan Tzu Chi

“Tahun ini, kita lebih bersungguh hati agar ada makin banyak warga yang berkunjung ke Kantor Perwakilan Tzu Chi Xintian. Kita menggunakan konsep ramah-tamah agar orang-orang merasa seakan-akan pulang ke rumah. Kita memperlakukan mereka sebagai tamu terhormat. Mereka semua merasa bahwa Pemberkahan Akhir Tahun tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saya sangat bersyukur tahun ini, kita bisa membuat perubahan seperti ini. Namun, kehangatan kita dalam membimbing orang-orang tidak berubah,” tutur Gao Ji-hui, relawan Tzu Chi.

Saya sangat gembira mendengarnya. Para bhiksuni Griya Jing Si disambut orang-orang dengan penuh sukacita. Para relawan kita mengajak warga komunitas untuk berkumpul bersama di kantor kita sehingga mereka dapat melihat semangat dan filosofi silsilah Dharma Jing Si dan keindahan mazhab Tzu Chi. Saya berharap semua orang ingat bahwa kita tak luput dari dunia ini. Tzu Chi dan silsilah Dharma kita tak luput dari dunia ini.

Buddha datang ke dunia ini demi membimbing semua makhluk. Mengapa semua makhluk perlu dibimbing? Karena mereka telah kehilangan arah. Belakangan ini, saya sering mengulas tentang arah. Jika hanya seorang diri, saya tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu terus berlalu dan tiada seorang pun yang bisa bertahan hingga selamanya.


Setiap orang akan pergi seiring berlalunya waktu. Kita harus menggenggam setiap waktu yang ada. Dengan demikian, baru ada yang tersimpan di dalam kesadaran kita. Segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, kecuali karma. Karma kita tersimpan di dalam kesadaran kita. Karma apa yang telah kita akumulasi dalam hidup kita?

Karena itulah, saya mengingatkan setiap orang untuk menginventarisasi kehidupan masing-masing. Mari kita berintrospeksi diri. Berapa banyak perbuatan baik yang telah kita lakukan? Sejauh apa kita berjalan menuju arah yang salah? Jika berjalan menuju arah yang salah, kita harus segera berhenti. Kita juga perlu menginventarisasi kesalahan yang pernah kita lakukan. Setelah itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan, bertobat, dan segera menuju arah yang bajik dengan tekun dan bersemangat.

Saat kita membangkitkan sebersit niat baik, ia akan bertumbuh menjadi tak terhingga. Sebersit niat baik yang terbangkitkan akan bertumbuh menjadi tak terhingga. Kita harus terus menciptakan karma baik untuk mengikis karma buruk. Kita berharap pikiran baik dapat melenyapkan semua gulma dalam pikiran kita, yaitu pikiran pengganggu. Jadi, kita harus melenyapkan pikiran pengganggu dan berfokus pada pikiran baik.

Meski benih gulma bertumbuh, asalkan benih kebajikan dapat bertumbuh subur, gulma juga akan lenyap dengan sendirinya dan benihnya akan membusuk. Jadi, mari kita memutus keburukan dengan kebaikan. Mari kita menggunakan pikiran baik untuk memutus tabiat buruk kita di masa lalu. Untuk itu, kita harus senantiasa membina pikiran baik.
 

“Menjadi ketua tim bersama istri saya sungguh tidak mudah. Terkadang kami memiliki perbedaan pendapat. Berhubung saya adalah orang yang tidak sabar, saat berbeda pendapat, suara saya akan menjadi lebih lantang. Istri saya berkata pada saya, "Saat berbicara dengan relawan lain, kamu sangat lembut." Namun, saya tidak pernah berbicara lembut padanya. Jadi, saya perlu memperbaiki diri dalam hal ini,” kata Chen Wen-xiong, relawan Tzu Chi.

“Menjadi ketua tim bersama suami saya tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Contohnya saat butuh daftar nama untuk suatu kegiatan, saya akan berkata padanya, "Lekas berikan daftar namanya pada saya." Keesokan paginya, saya akan mengingatkannya lagi. Dia lalu berkata, "Jangan mengomel. Jika saya mati, tidak ada yang bisa kamu omeli lagi." Di dalam hati, saya berpikir, "Tidak masalah. Saya masih bisa mengandalkan tiga anak saya." Lalu, saya menyesalinya. Suami saya lebih tua beberapa tahun dari saya. Jika perbuatan saya membuat sesuatu terjadi padanya, saya sendiri yang repot. Para saudara se-Dharma juga akan mengkhawatirkan kami. Karena itu, saya mengubah sikap saya. Saya berkata padanya, "Terima kasih telah menyediakan makanan, pakaian, uang, mobil, dan tempat tinggal bagi saya." Rasa syukur seperti ini memperluas ruang kami untuk mencapai kesepakatan,” ungkap Su Lü-pu, relawan Tzu Chi.

Saya sungguh sangat bersyukur. Selama ini, para relawan kita telah bekerja sama dengan harmonis. Selama lebih dari 50 tahun ini, kita telah merampungkan Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi. Lihatlah berapa banyak bencana alam yang telah kita lalui, termasuk gempa bumi. Tzu Chi selalu segera memberikan bantuan. Di mana pun bencana terjadi, relawan kita selalu segera mencari cara untuk memberikan bantuan.

"Kita". Saya selalu menyebut "kita". Di mana pun bencana terjadi, kita selalu muncul untuk bersumbangsih. Mari kita melakukan inventarisasi. Tzu Chi telah melakukan banyak hal bagi Taiwan. Ini bukan menyombongkan diri. Bukan demikian. Ini menunjukkan bahwa insan Tzu Chi benar-benar telah menjangkau berbagai tempat yang membutuhkan.


Saya berharap semua orang dapat menyebarkan Dharma. Tzu Chi bukan hanya membahas kebenaran tentang terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Empat kata ini mudah diucapkan dan tidak sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Ini berkaitan dengan dunia ini. Dengan bersumbangsih bagi dunia ini, kita telah mempraktikkan dan menyebarkan kebenaran sejati.

Kita harus sungguh-sungguh memahami ajaran Buddha di dunia ini. Jika bukan karena Tzu Chi, kita tidak akan duduk di sini hari ini. Jika tidak bergabung dengan Tzu Chi, kalian hanya akan mengurus keluarga masing-masing. Saat anak-anak kalian sudah hidup mandiri, kalian akan sangat kesepian. Namun, kita memiliki keluarga besar Tzu Chi.

Saudara se-Dharma saling membantu dan bekerja sama dengan harmonis. Semua orang mengemban tanggung jawab dan menjalankan tugas bersama-sama. Semua orang hendaklah bersatu sebagai satu keluarga besar yang bahagia. Kita harus menghargai keluarga besar ini. Saya berharap kita semua dapat bekerja sama dengan harmonis.

Saya mengajari kalian untuk tahu berpuas diri, bersyukur, bersikap penuh pengertian, dan berlapang hati serta bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong agar kalian dapat menapaki jalan kebenaran di dunia dengan tenteram dan lancar. Dengan demikian, baik dalam keluarga kalian, dalam keluarga besar Tzu Chi, maupun di dunia ini, kehidupan kalian akan harmonis dan kalian dapat menapaki Jalan Bodhisatwa yang lapang.

Selain tentang jalan-jalan ini, tidak ada lagi yang bisa saya katakan. Saya merasa bahwa saya telah melakukan yang harus dilakukan dan mengatakan yang harus dikatakan. Kedengarannya, kalian telah menyerap ajaran saya ke dalam hati. Kita harus tulus. Kini saya hanya berharap setiap orang dapat tulus. Mari kita senantiasa mengingat Dharma di dalam hati agar dunia ini aman dan tenteram hingga selamanya.

Mempraktikkan kebenaran sejati untuk membimbing semua makhluk
Memutus keburukan dengan kebaikan
Tekun dan bersemangat berbuat baik serta menginventarisasi kehidupan
Memiliki kehidupan yang harmonis dalam keluarga besar Tzu Chi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 16 Januari 2022
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -