Ceramah Master Cheng Yen: Bekerja Sama dengan Harmonis untuk Melenyapkan Penderitaan Pasien

Selama beberapa hari berkunjung ke RS Tzu Chi Dalin, saya selalu berjalan dari asrama ke sini. Suasana di sekitar sini penuh kehangatan. Di tengah keheningan, saya bisa merasakan kekuatan. Perasaan itu sulit diungkapkan dengan kata-kata. Saat berkunjung ke sini sebelumnya, saya selalu berdiri di balkon dekat lift pagi-pagi dan memandang ke luar. Saya melihat di antara kedua gedung, matahari terbit dari balik gunung. Pemandangan itu sungguh sangat indah.

Itulah keindahan alam. Selain itu, sebelum matahari terbit, juga terdengar suara anjing dan ayam. Demikianlah suasana di pedesaan. Namun, dalam kunjungan 2 hingga 3 kali terakhir, saya tak lagi mendengar suara anjing dan ayam karena wilayah sekitar sini telah dikelilingi oleh gedung-gedung. Jadi, seiring berubahnya zaman, alam juga mengalami perubahan.

Begitu pula dengan rumah sakit kita. Apa perubahan rumah sakit kita? Rumah sakit kita menjadi lebih luas dan asramanya bertambah. Di seberang rumah sakit kita terdapat banyak gedung dan toko. Populasi dunia terus meningkat. Jadi, alam telah berubah, zaman pun telah berbeda. Rumah sakit kita memainkan peran yang sangat penting di sini.

Meski kini di Yunlin dan Chiayi sudah terdapat banyak rumah sakit, tetapi saat kita baru membangun RS, tidak ada yang bersedia bekerja di sini. Saat itu, Yunlin, Chiayi, dan Tainan kekurangan fasilitas medis. Karena itulah, menteri kesehatan dan kesejahteraan pada saat itu, Chang Po-ya, berkunjung ke Hualien. Bupati Chiayi dan wali kota Dalin juga beberapa kali berkunjung ke Hualien dengan harapan Tzu Chi dapat mendirikan sebuah RS di sini.

 

Mereka berkata bahwa permintaan mereka tidak banyak, hanya mengharapkan sebuah rumah sakit yang setara dengan RS Tzu Chi Hualien. Saat itu, rumah sakit yang setara dengan RS Tzu Chi Hualien sudah termasuk RS besar di sini. Namun, apakah kini RS Tzu Chi Dalin lebih besar dari RS Tzu Chi Hualien? Jauh lebih besar. RS Tzu Chi Dalin menggunakan lahan seluas 19,4 hektare. Tempat ini penuh kehangatan.

Saya berkeliling dan melewati departemen pengobatan tradisional Tiongkok. Ternyata, pengobatan tradisional Tiongkok begitu berkelas. Di sana, saya mencium berbagai aroma obat-obatan tradisional Tiongkok. Di sebuah koridor yang saya lewati, dipajang banyak pot-pot kecil yang ditanami tanaman herbal dan tanaman hias. Dokter Yeh dan yang lainnya lalu memperkenalkan tanaman-tanaman itu.

Kita bisa melihat ekosistem alam. Tanaman juga memiliki ekosistem dan kehidupan. Karena itulah, Buddha mengajari kita untuk memahami segala kebenaran. Kita harus memahaminya secara tuntas. Dengan menggerakkan otak kita, kita bisa melihat Dharma dalam segala hal dan materi. Kita juga melihat drama singkat yang dilandasi oleh kisah nyata. Di atas panggung, para staf medis kita menampilkan kisah dua pasien kita seakan-akan mereka benar-benar mengalaminya.

Setelah memahami kisah-kisah itu, saya sangat tersentuh. Di dalam hati, saya sangat bersyukur telah mendirikan rumah sakit ini di sini. Jika tidak, saat tidak ada orang yang bisa menolong para pasien, apa yang harus mereka lakukan?


“Saya sangat berterima kasih kepada para dokter di RS Tzu Chi yang telah menyelamatkan saya sehingga saya bisa berdiri di sini dan berbicara dengan kalian. Terima kasih,” kata Cai Qing-xian, seorang pasien.

“Kalian muncul bagaikan Bodhisatwa dan mendampingi kami bagaikan keluarga. Cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin kalian telah membawa secercah harapan bagi kami. Saya bersyukur atas welas asih Master dalam membangun misi kesehatan. Satu bertumbuh menjadi tak terhingga, yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Karena itulah, kini ada begitu banyak ahli medis yang menghimpun niat baik untuk mendedikasikan diri di RS Tzu Chi Dalin guna melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.  Kini suami saya bisa berdiri di sini, ini merupakan suatu keajaiban. Kami akan menghargai segala yang kalian berikan pada kami. Kini, selain kembali ke rumah sakit untuk menjalani fisioterapi, saya juga mengajak suami saya melakukan survei kasus agar dia tahu bahwa kami sangat beruntung dan bisa kembali menciptakan berkah,” kata Zhang Qiu-xiang, istri Cai Qing-xian.

Kita melihat kasus seorang pasien yang semula sudah ditolak oleh dokter yang menanganinya karena tidak berdaya. Saat dia datang ke rumah sakit kita, tim medis kita menerimanya dan merawatnya dengan sepenuh hati. Kini, dia bisa berdiri di atas panggung dan berbagi kisahnya. Di atas panggung, anggota keluarganya juga berkata bahwa mereka bersyukur atas didirikannya RS Tzu Chi Dalin, sebuah rumah sakit di tengah kebun tebu.

Pada akhir acara, para staf medis melantunkan Sutra dengan diiringi isyarat tangan. Yang membuat saya tercengang ialah para staf medis yang menampilkan formasi Bodhisatwa Avalokitesvara Berlengan Seribu. Dokter Tsao yang berdiri di tengah sungguh terlihat bagai Bodhisatwa Avalokitesvara. Selain itu, juga ada tangan-tangan yang muncul di belakangnya. Pementasan tersebut sangat agung, penuh cinta kasih, dan kompak. Kita bisa melihat keindahan, kesungguhan, dan kemantapan pementasan mereka.

 

Master yang terhormat dan terkasih, kami bertobat di hadapan Master. Master sering berkata bahwa kita tidak punya cukup waktu lagi. Kami dengan naif mengira bahwa asalkan mengikuti Master dengan erat, kami tidak akan tersesat. Melihat Master begitu bersusah payah, kami baru menyadari betapa tegarnya Master. RS Tzu Chi Dalin telah beroperasi 20 tahun. Saat ini, semakin perlu bagi kami untuk bergandengan tangan dan menyatukan hati guna melindungi kehidupan pasien. Seluruh staf RS berikrar dengan tulus. Master berusaha sekuat tenaga untuk mendirikan RS Tzu Chi Dalin. Kami akan bersatu hati untuk melindungi kehidupan pasien dan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan.

Terima kasih. Di kehidupan ini, saya tidak memiliki penyesalan karena saya tidak sendirian. Meski terkadang saya merasa sendiri, tetapi sesungguhnya tidak demikian. Ada begitu banyak orang yang mengikuti langkah saya. Dari kehidupan ke kehidupan, ada orang yang mendampingi saya untuk berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Saya sangat bersyukur.

Dokter dan perawat sekalian, saya berharap ikrar yang kalian bangun saat ini bukan sekadar dihafal dan diucapkan. Kalian harus sungguh-sungguh dan tulus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan. Jika bisa demikian, maka saya sungguh tiada penyesalan. Terima kasih. Saya mendoakan kalian.

Mendirikan rumah sakit sesuai kebutuhan orang-orang
Tim medis bekerja sama dengan harmonis untuk melindungi kesehatan orang-orang
Bekerja sama dengan harmonis untuk melenyapkan penderitaan pasien
Menjalankan ikrar dengan hati Buddha dan tekad Guru

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 1 Januari 2020
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -