Ceramah Master Cheng Yen: Bekerja Sama dengan Harmonis untuk Meningkatkan Energi Positif
Melihat insan Tzu Chi Kaohsiung, saya sungguh dipenuhi sukacita karena semua orang sangat tekun dan bersemangat serta bekerja sama dengan harmonis. Inilah yang membuat saya merasa tenang dan dapat meningkatkan energi saya. Saya juga mendengar bagaimana kalian mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Relawan senior mewariskan dan relawan muda mewarisi tanggung jawab terhadap misi Tzu Chi dan masa depan. Saya juga mendengar bahwa relawan muda sangat bertanggung jawab. Saya sangat gembira mendengarnya.
Dalam perjalanan keliling Taiwan kali ini, saya bisa merasakan energi yang kuat di Jalan Bodhisatwa. Semua orang ingin meningkatkan energi saya. Mereka berbagi tentang pengalaman mereka selama setengah tahun ini saat saya tidak keluar. Dalam setengah tahun ini, mereka membina keharmonisan, bersatu hati, saling mengasihi, dan bergotong royong. Mereka juga menjangkau wilayah pegunungan dan pedesaan untuk memberi pendampingan dan mencurahkan cinta kasih. Dalam perjalanan dari wilayah utara ke tengah, lalu ke selatan Taiwan, saya mendengar banyak kisah seperti ini di berbagai wilayah. Jadi, saya sangat bersyukur. Untuk menyemangati saya, kalian sendiri tidak boleh patah semangat. Kita harus terus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jangan membiarkannya berhenti bertumbuh. Harapan saya terhadap murid-murid saya adalah setiap orang dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Seiring berlalunya detik demi detik, usia kehidupan kita terus berkurang. Kita tidak berharap dirawat orang lain, tetapi kita perlu berinteraksi dengan orang-orang dan mendapat perhatian dari saudara se-Dharma. Waktu terus berlalu. Saat bersumbangsih di garis depan, kita juga membutuhkan dukungan dari belakang. Karena itu, kita harus mewariskan tanggung jawab. Tidak peduli berapa usia kita, kita harus terus mendampingi generasi-generasi penerus kita. Dengan begitu, tidak akan ada komunitas yang relawan seniornya pensiun karena sudah lanjut usia dan relawan mudanya kurang aktif karena sibuk dengan aktivitas masing-masing. Jika kita tidak tekun dan bersemangat, maka jejak Bodhisatwa akan menghilang dari komunitas kita. Ini bagai botol air yang bocor, lama-kelamaan akan kering.
Bayangkanlah, bagaimana mungkin saya tidak khawatir? Saya tidak memperoleh apa pun dari sumbangsih kalian. Kalian bersumbangsih untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kalian. Jika kita berhenti saat orang lain sedang tekun dan bersemangat melatih diri, maka mereka akan terus melangkah maju, sedangkan kita hanya berhenti di tempat. Saya berharap para Bodhisatwa lansia yang masih bisa keluar dari rumah memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih. Dengan mengenal lebih banyak orang, kita bisa menjalin lebih banyak jodoh baik. Jalinan jodoh kita terakumulasi dari hari ke hari selama kita masih hidup. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Apakah kalian sudah memahami silsilah Dharma kita? Jika tidak, saya tidak bisa tenang. Kalian telah bersusah payah serta menyumbangkan banyak tenaga dan waktu. Jika kalian menyerah di tengah jalan, itu sangat disayangkan.
Saya berharap jiwa kebijaksanaan kalian dapat terus bertumbuh serta kalian dapat sungguh-sungguh bersumbangsih dengan damai dan tenang hingga napas terakhir. Kita harus menjalin jodoh baik setiap detik. Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Tanpa adanya orang-orang yang menderita, apa yang bisa dilakukan oleh Bodhisatwa? Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Makhluk yang menderita mendukung pelatihan diri kita di Jalan Bodhisatwa. Bisakah kita berteduh di bawah pohon besar? Saat berteduh, kita tidak terkena sinar matahari. Jika demikian, maka Jalan Bodhisatwa tidak akan meluas.
Jangan berpikir untuk menjadi Bodhisatwa, tetapi hanya bersantai-santai. Saya sering mendengar relawan kita berkata, “Saya tidak mau berada di tengah kerisauan orang-orang.” “Saya sangat menyukai Tzu Chi dan menjalankan misi dengan gembira.” “Namun, saya hanya ingin menjadi relawan Tzu Chi yang bahagia.” Adakah Bodhisatwa yang hanya memikirkan kebahagiaan pribadi? Bodhisatwa memang harus mengemban tanggung jawab atas dunia ini dan turut merasakan penderitaan semua makhluk. Inilah yang disebut memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Saat semua makhluk bahagia, Bodhisatwa juga bahagia. Saat orang lain bahagia, kita turut merasa bahagia. Saat orang lain menderita, kita terjun untuk menolong mereka.
Kita harus memikul tanggung jawab ini. Namun, untuk memikul tanggung jawab, kita harus terlebih dahulu melatih batin kita. Untuk melatih diri di Jalan Bodhisatwa, kita harus melatih batin kita. Dalam hidup ini, kita harus menempa diri. Mengapa intan begitu berharga? Intan terdapat di dalam batuan yang sangat keras. Untuk mengolah batuan yang keras ini menjadi sebutir intan, butuh kerja keras untuk membentuk dan mengasahnya. Begitu pula dengan batu giok. Batu giok juga harus dipotong, dibentuk, dan diasah. Setelah dipotong, batu giok harus dibentuk, lalu diasah. Jadi, butuh proses yang panjang untuk berubah menjadi batu yang berharga.
Sebagai manusia awam, kita bagaikan besi tua. Apakah kita ingin terus menjadi besi tua? Tidak. Apakah kita hanya ingin menjadi rumput liar? Kita semua bersedia menjadi pohon besar. Kita tidak berharap menjadi rumput liar. Kita juga tidak berharap menjadi benih yang hanya tumbuh di bawah pohon besar. Saat sebutir benih jatuh dari pohon dan mendarat di tanah, kita hendaknya memindahkannya. Jangan membiarkan benih ini di bawah pohon. Benih ini hendaknya dipindahkan ke tanah yang kaya akan air, sinar matahari, dan udara.
Zaman sekarang adalah waktu terbaik untuk menjadi Bodhisatwa dunia karena kondisi luar sangat mendukung. Jadi, kita harus menggenggam kesempatan yang ada. Dalam era sekarang, kita harus bisa membedakan benar dan salah. Dalam era sekarang, kita harus bisa membedakan benar dan salah. Untuk menjadi Bodhisattva dunia, setiap orang harus lebih bersungguh hati.
Bekerja sama dengan harmonis untuk meningkatkan energi positif
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan tanpa henti
Berani memikul tanggung jawab dan menempa diri
Bersungguh hati melatih diri di Jalan Bodhisattva
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Agustus 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina