Ceramah Master Cheng Yen : Bekerja Sama dengan Kesatuan Tekad

“Sungguh luar biasa RS Tzu Chi Dalin bisa menjalankan operasi seperti ini. Menurut metode bedah konvensional, kita harus membedah bagian dada. Namun, dengan kondisi kesehatan Nenek, jika dibedah di bagian dadanya, beliau akan butuh waktu yang lama untuk pulih. Selain itu, dengan penyakitnya yang serius, setelah dioperasi, beliau belum tentu bisa selamat. Karena itu, kita menggunakan teknologi terbaru. Kita cukup membedah dua sentimeter di bagian pangkal paha untuk memasukkan kateter dan menempatkan katup di posisi yang tepat, maka selesailah operasi penggantian katup ini. Jika kita menjalankan operasi konvensional, maka dengan kondisi kesehatan Nenek, operasi mungkin akan berlangsung selama lebih dari 10 jam,” kata dr. Chang Chien-hwa, Kepala departemen bedah jantung.

“Namun, dengan teknologi baru ini, operasi berakhir dalam waktu kurang dari 2 jam. Selain itu, setelah diantarkan ke ruang perawatan intensif, Nenek sadar dalam waktu kurang dari satu jam. Usai operasi, wajahnya langsung terlihat cerah. Saat kami bertanya pada Nenek apakah luka operasinya terasa sakit, Nenek berkata bahwa tidak sama sekali karena luka operasinya sangat kecil. Jadi, kita juga merasa sangat senang melihat kesehatan Nenek pulih. Tadi, ada banyak orang yang menyebut nama saya saja. Namun, saya merasa bahwa ini tidak adil bagi tim medis kita karena operasi seperti ini tak bisa dijalankan oleh satu orang. Departemen kardiologi, bedah, anestesi, dan radiologi, semuanya bekerja sama untuk menangani Nenek. Keberhasilan kali ini merupakan milik kita bersama. Terima kasih,” tambah dr. Chang Chien-hwa.

Master, terima kasih. Terima kasih kepada para dokter yang telah menyembuhkan saya. Saya sangat berterima kasih. Saya juga berterima kasih kepada kakak-kakak Tzu Chi dan kalian semua yang begitu memperhatikan saya. Para perawat juga sangat memperhatikan saya. Semuanya, terima kasih.

 Ceramah Master Cheng Yen : Bekerja Sama dengan Kesatuan Tekad

Inilah pencapaian RS Tzu Chi Dalin. Satu dokter yang terampil saja tidak cukup untuk menyelamatkan nyawa pasien dari bahaya. Seperti yang dr. Chang katakan, “Orang-orang menyebut nama saya saja, ini tidak adil. Pencapaian ini merupakan hasil dari kerja sama tim yang penuh cinta kasih.” Inilah semangat dalam rumah sakit kita.

Di seluruh RS Tzu Chi, tidak ada satu pun kepala departemen yang menyombongkan diri. Semua orang bekerja sama untuk bersumbangsih bagi pasien. Mereka membimbing anak buah mereka dengan kelapangan hati. Semua departemen bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong sehingga bisa memperoleh pencapaian ini. Semua departemen bekerja sama dengan harmonis, inilah RS Tzu Chi Dalin.

Rumah sakit kita berada di wilayah pedesaan yang terpencil. Dahulu, lahan berdirinya RS Tzu Chi Dalin ini merupakan perkebunan tebu. Saat itu, di sini tidak ada satu toko pun, bahkan tidak ada pedagang kaki lima. Daerah ini sungguh sangat terpencil saat itu. Namun, inilah jalinan jodoh. Saat melihat lahan ini, saya merasa bahwa lahan ini sangat indah.

Pada pandangan pertama, saya merasa bahwa lahan ini sesuai dengan kebutuhan kita. Namun, lahan ini hanya sekitar 18 hektare. Saya berkata, “Ini tidak cukup. Kita membutuhkan lahan seluas 20 hektare. Dua puluh hektare baru cukup karena kita juga akan membangun mes. Untuk menjalankan rumah sakit dengan baik, para dokter membutuhkan tempat tinggal dengan lingkungan yang baik. Karena itu, kita juga perlu membangun mes. Hanya 18 hektare tidaklah cukup.”

Ceramah Master Cheng Yen : Bekerja Sama dengan Kesatuan Tekad

Lalu, kita bertemu dengan Paman Zou dan istrinya yang sangat mengasihi menantu. Menantu mereka, A-jing, yang sangat keras kepala berkata, “Apa pun yang terjadi, saya harus membantu Master mendirikan rumah sakit.” Dia pulang ke rumah dan berkata kepada ayah mertuanya, “Ayah, bukankah kita punya sebidang lahan yang berbatasan dengan lahan yang dipilih oleh Master?” 

Ayah mertuanya berkata, “Jika Master suka, maka kamu boleh mengambil keputusan.” Ditambah dengan lahan yang mereka sumbangkan, luas lahan kita menjadi pas 20 hektare. Sungguh, seperti inilah jalinan jodoh. Namun, saat kita berusaha merekrut dokter-dokter untuk bekerja di sini, banyak yang menolak setelah melihat betapa terpencilnya RS kita.

Tidak mudah untuk mendapatkan tenaga medis. Kita juga pernah kekurangan perawat selama beberapa waktu yang membuat saya sangat khawatir. Namun, saya sangat bersyukur ada banyak perawat yang bekerja di sini dalam jangka panjang. Begitu pula dengan para dokter kita. Mereka menganggap rumah sakit ini sebagai rumah sendiri dan mendedikasikan diri di sini.

Meski demikian, kita tetap harus terus-menerus merekrut tenaga medis. Kita harus terus mengajak dokter-dokter yang memiliki tekad yang sama untuk bergabung dengan kita. Berhubung teknologi medis semakin canggih, maka kualitas pelayanan di rumah sakit kita juga harus terus ditingkatkan. Kita juga terus-menerus menambah ranjang pasien dan peralatan medis serta mengajak lebih banyak orang yang memiliki tekad yang sama.

Kini transportasi sudah semakin praktis. Singkat kata, meski RS Tzu Chi Dalin berada di wilayah terpencil, tetapi orang yang bergabung tetap sangat banyak. Saya juga bersyukur kepada para anggota Tzu Cheng dan komite yang datang ke sini untuk membantu. Setiap kali datang ke sini, saya selalu melihat banyak relawan dari wilayah selatan Taiwan. Baik relawan dari Kaohsiung, Pingtung, Tainan, maupun Taichung, semuanya datang ke sini secara bergilir demi membantu misi kesehatan kita.

Para staf medis dari berbagai departemen bekerja sama dengan harmonis. Selain itu, para relawan juga bekerja sama untuk bersumbangsih secara bergilir. Sumbangsih mereka telah menjadi kekuatan di sekitar kita. Saya sungguh sangat bersyukur.

Setiap orang dari kita merupakan tokoh utama dalam kisah hidup masing-masing. Setiap dokter, perawat, apoteker, teknisi medis, dan lain-lain, semuanya memainkan peranan masing-masing dengan sangat sukses. Saya juga memainkan peranan saya. Intinya, setiap orang memiliki peranannya masing-masing.

Singkat kata, kekuatan cinta kasih yang sesungguhnya adalah kekuatan cinta kasih yang memiliki daya tahan. Jika tidak memiliki daya tahan, maka cinta kasih tak akan berkembang. Dengan adanya daya tahan dan antusiasme, meski berada di wilayah terpencil, kita tetap bisa membangun rumah sakit yang begitu bagus untuk melindungi kesehatan, melindungi kehidupan, dan melindungi cinta kasih. 

Para relawan dan dokter kita juga melakukan kunjungan kasih untuk memberikan pelayanan medis dan membantu membersihkan rumah pasien bagai keluarga sendiri. Kita menjalankan misi amal, kesehatan, budaya humanis, dan pendidikan secara bersamaan. Saya sungguh sangat bersyukur. Saya tak punya cukup waktu untuk mengulas semuanya. Singkat kata, saya bersyukur kepada seluruh staf RS Tzu Chi Dalin dan semua relawan kita yang bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Rasa syukur saya tak habis untuk diungkapkan.

Dokter yang terampil menyelamatkan pasien dari bahaya

Seluruh tim medis bekerja sama tanpa menyombongkan diri

Melindungi kehidupan dan cinta kasih

Empat badan misi Tzu Chi bekerja sama dengan kesatuan tekad


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 November 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 November 2016

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -