Ceramah Master Cheng Yen: Bekerja Sama untuk Melindungi Kampung Halaman


Bisa dilihat bahwa berbagai negara yang ada di dunia sedang dilanda bencana. Saya selalu bertanya, "Apakah insan Tzu Chi aman?" Jika mereka aman, baru hati saya bisa tenang. Selanjutnya, saya akan berkata, "Jika begitu, kita harus mulai memberikan perhatian kepada orang-orang yang terdampak bencana." Kita semua sudah saling mengerti. Mereka menjawab, "Ada, kami sudah saling berkontak dan menentukan jadwal survei." Saya berkata, "Keamanan tetap harus diutamakan."

Pemberi bantuan harus mengutamakan keamanan terlebih dahulu. Ya, inilah hal lumrah dalam hubungan antarmanusia. Biasanya, kita selalu memperhatikan keamanan orang-orang terdekat atau keluarga kita. Saat mereka pergi memberikan bantuan, kita sangat bersukacita dan kagum. Namun, adakalanya kita tetap harus mengingatkan untuk mengutamakan keamanan. Dapat dilihat betapa pentingnya keamanan dan keselamatan para pemberi bantuan.

Kita bisa melihat banjir parah melanda berbagai tempat di Thailand. Bagi keluarga kurang mampu, bencana kali ini makin menyulitkan hidup mereka. Mereka sangat menderita.


“Ubon Ratchathani adalah daerah yang paling parah terdampak bencana di Thailand. Kali ini, selain melakukan kunjungan kasih, kami juga menyiapkan barang-barang kebutuhan. Master juga memberikan sereal gandum yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Di sini, hampir semua adalah lansia dan anak-anak,”
kata Zhang Hui-zhen relawan Tzu Chi.

“Dahulu, kami berpikir banjirnya seharusnya tak parah sehingga tidak membereskan barang. Alhasil, banyak barang yang terendam banjir. Saya sangat senang melihat relawan Tzu Chi datang membantu dan memperhatikan kami dengan hati penuh welas asih,” kata Boonyuen korban bencana.

Kita bisa melihat bahwa para korban bencana sungguh menunggu ada yang memberikan bantuan. Lihatlah, dengan kondisi seperti ini, butuh berapa lama untuk menyurutkan banjirnya agar tidak merendam rumah warga lagi? Ini semua disebabkan oleh ketidakselarasan unsur air. Orang yang menderita makin menderita. Selain itu, untuk mendatangi rumah warga dan menyalurkan bantuan, terkadang insan Tzu Chi harus menaiki perahu. Dengan perahu, mereka mengantarkan barang bantuan kepada orang yang membutuhkan. Para warga terkurung banjir. Jadi, kita menyalurkan barang bantuan dari rumah ke rumah dengan penuh cinta kasih. Tidak hanya menyalurkan bantuan, para relawan juga menunjukkan cinta kasih dan rasa hormat. Setelah bersumbangsih, mereka beranjali dan membungkukkan badan untuk mendoakan para penerima bantuan.


Insan Tzu Chi bersumbangsih dengan hati yang tulus dan penuh cinta kasih sehingga memperoleh ketenangan batin. Karena turut merasakan penderitaan orang lain, para relawan menyalurkan barang bantuan. Jadi, saat welas asih dan sumbangsih mereka diterima langsung oleh korban bencana, para relawan pun merasa tenang. Di saat yang sama, mereka dipenuhi rasa syukur karena memiliki kesempatan untuk bersumbangsih.

Setelah bersumbangsih, hati pun terasa tenang. Bukankah kita sering kali menyaksikan sosok Bodhisatwa di Da Ai TV? Itulah sosok Bodhisatwa. Seperti itulah Bodhisatwa. Mereka memiliki satu hati, satu jalan, dan satu tekad yang sama dengan kita. Meski berada jauh dari kita, mereka bisa menjangkau orang-orang yang tak terjangkau oleh kita. Mereka juga bisa mengemas barang-barang bantuan dengan cermat dan sungguh-sungguh, serta mencari tahu jumlah warga dari rumah ke rumah, berapa banyak barang kebutuhan anak-anak, seperti susu formula dan suplemen, serta berapa banyak barang kebutuhan lansia, seperti popok dewasa.

“Popok sungguh sangat membantu bagi lansia karena mereka terbaring di ranjang dan tidak bisa keluar rumah. Dengan adanya popok dari Tzu Chi, kualitas hidup lansia mengalami kenaikan selama banjir,” kata Supphaphimitr Wakil gubernur.

Setelah mendengar apa yang dibutuhkan para korban bencana, insan Tzu Chi segera menyiapkannya. Cinta kasih yang penuh ketulusan ini membuat para penerima bantuan merasakan kehangatan dan ketenangan saat menerima bantuan. Mereka merasa dihormati sehingga bisa menerima secara bermartabat.


Saat melihat insan Tzu Chi di Thailand, saya sangat bersukacita karena mereka menunjukkan ketulusan saat terjun ke tengah masyarakat. Saya juga mendengar bahwa mereka menyalurkan bantuan kepada para sopir taksi. Dalam dua atau tiga tahun ini, merebaknya pandemi Covid-19 menyebabkan wisatawan berkurang. Karena itu, kehidupan rumah tangga para sopir taksi makin terbebani. Jadi, insan Tzu Chi di Thailand juga menyalurkan bantuan kepada sopir taksi.

Akhir-akhir ini, merebaknya pandemi ditambah bencana alam akibat perubahan iklim yang terus berdatangan, kehidupan mereka makin sulit. Beruntung, insan Tzu Chi membangkitkan tekad dan bersungguh hati untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Ini bagaikan estafet. Estafet cinta kasih dari satu orang ke orang lain akan membentuk barisan panjang yang dapat menjangkau tempat yang jauh. Dibutuhkan sumbangsih banyak orang untuk meneruskan estafet cinta kasih ini. Jadi, tidak boleh kurang satu orang pun dari kita semua agar kekuatan cinta kasih dapat terhimpun dan membantu mereka yang membutuhkan.    

Melakukan survei dari rumah ke rumah untuk mencari tahu kebutuhan warga
Mengarungi banjir untuk menyampaikan cinta kasih secara langsung
Memberi ketenangan batin dengan rasa syukur dan hormat
Saling bekerja sama untuk melindungi kampung halaman        
                                                                             
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 20 Oktober 2022
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -