Ceramah Master Cheng Yen: Bekerja Sama untuk Membantu Pengungsi

”Di negara ini kami tidak mendapatkan apa pun yang kami butuhkan. Kami tidak memiliki makanan dan tidak mendapatkan layanan pengobatan. Tidak ada apa pun. Kami kekurangan barang kebutuhan,” kata Pemilik pasar swalayan.

”Sekitar 300 orang datang ke sini dengan bus. Mereka melintasi pagar, merusak pintu toko saya, dan menjarah semuanya,” kata kata Pemilik pasar swalayan lainnya.

Kemarin, saya sudah mengulas tentang ketidakstabilan di Venezuela. Untuk membawa kedamaian bagi masyarakat dan menstabilkan kehidupan warga, dibutuhkan pasokan makanan yang cukup dan kebijakan dari pemimpin negara tersebut. Sama halnya dengan pikiran kita. Bagaimana cara kita mengendalikan pikiran?

Kita harus dapat mengendalikan pikiran kita. Jika pikiran tidak dikendalikan dengan baik, maka ia akan menjadi keliru. Saat pikiran keliru, maka kondisi batin kita akan kacau. Sama halnya dengan kondisi masyarakat. Sebuah kebijakan yang tidak tepat dapat memicu pergolakan di masyarakat. Semua ini adalah prinsip yang sama. Segala sesuatu bergantung pada pikiran kita.

doc tzu chi

Kita juga melihat penderitaan akibat peperangan dan ketidakselarasan unsur alam. Akumulasi karma kolektif semua makhluk menyebabkan kondisi alam menjadi tak selaras. Kondisi alam yang tak selaras menyebabkan bumi terluka sehingga mendatangkan bencana bagi dunia. Untuk mencegah semua itu, setiap orang harus menjaga pikiran dengan baik. Setiap orang harus memiliki pikiran yang murni dan damai.

Kita harus menyucikan hati sendiri. Jika setiap orang memiliki hati yang polos, lapang, dan murni, maka akan tercipta Tanah Suci di dunia. Inilah yang harus dipelajari oleh setiap umat Buddha.

Lihatlah sejarah pada hari ini. Tanggal 1 Juni 1999, relawan Tzu Chi bekerja sama dengan Doctors of the World berangkat ke Kosovo untuk memberikan layanan pengobatan. Pada saat itu, orang-orang di Serbia, Kosovo, dan Bosnia menderita akibat peperangan. Ketidakseimbangan pikiran manusia menyebabkan tidak sedikit orang terpaksa mengungsi.

Selain itu, infrastruktur negara juga mengalami kerusakan, termasuk sarana pengobatan. Peperangan saat itu mengakibatkan banyak orang terluka dan menelan banyak korban jiwa. Kita berada di sana dari tanggal 1 Juni hingga 31 Oktober. Selama lima bulan lebih itu, kita membantu mendirikan 3 pusat medis dan 27 posko pengobatan di sana.  Inilah yang pernah terjadi.

doc tzu chi

Sekitar 6 tahun lalu, Suriah dilanda perang saudara yang panjang. Hingga kini perang itu masih berlanjut. Banyak orang yang tidak dapat kembali ke rumah masing-masing. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Kita juga melihat  relawan Tzu Chi berada di kamp pengungsian Serbia untuk menyediakan makanan dua kali sehari bagi mereka.

”Besok kami akan membagikan piring dan gelas untuk mereka. Kami akan menyediakan teh untuk mereka karena keran air mereka baru selesai diperbaiki,” kata seorang relawan Tzu Chi.

Kini perlahan-lahan sudah ada warga yang terinspirasi menjadi benih Tzu Chi. Di antaranya ada sepasang suami istri di Serbia. Mereka pernah mengalami penderitaan akibat pergolakan di Kosovo. Karena itu, mereka dapat merasakan penderitaan para pengungsi.

Saat kita pergi memberikan bantuan, mereka sangat tersentuh. Karena itu, kini mereka juga bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Mereka berinisiatif menggalang pakaian musim panas dengan harapan relawan Tzu Chi dapat membagikannya kepada pengungsi.

doc tzu chi

”Saya sangat gembira dapat bersama relawan Tzu Chi membagikan bantuan untuk para pengungsi. Selama satu setengah tahun ini, ini pertama kalinya saya berpartisipasi dalam kegiatan amal. Saya sangat gembira dapat bekerja sama dengan Tzu Chi dalam membagikan bantuan pakaian musim panas. Semoga kelak masih ada kesempatan untuk bekerja sama,” ujar Boris Petrov seorang pengusaha.

“Saya sangat bangga dapat menjadi bagian dari relawan Tzu Chi. Saya memiliki kemampuan untuk membantu para pengungsi ini. Mereka sangat menderita karena harus mengungsi. Dapat turut membantu mereka, saya merasa ini sangat layak dilakukan,” kata Sudin Seidovic, seorang pengusaha lainnya.

Kini, relawan Tzu Chi dari 5 negara di Eropa telah tiba di Serbia untuk membantu pembagian pakaian musim panas.

”Ini adalah pertama kalinya saya menjadi relawan. Saya sangat gembira karena memiliki kesempatan untuk membantu orang secara langsung. Saya menyukai cara relawan Tzu Chi membagikan bantuan.  Saya berharap kelak masih ada kesempatan untuk berpartisipasi,” tutur Tjana,  seorang perawat.

”Ini adalah kali kedua saya menerima bantuan pakaian. Enam bulan lalu, kami menerima bantuan berupa jaket. Kali ini kami menerima pakaian musim panas. Apakah Anda menyukainya? (Ya, terima kasih). Apakah Anda menyukainya? (Sangat suka),” kata salah seorang penerima.

Beberapa relawan dari Bosnia  menyatakan kesediaan mereka  untuk menjadi relawan Tzu Chi jangka panjang. Sungguh, hubungan warga antarnegara sangat menakjubkan. Dahulu hubungan warga di Bosnia dan Serbia tidak rukun. Namun, setelah melihat relawan Tzu Chi membantu para pengungsi, warga di kedua negara itu pun bekerja sama untuk membantu para pengungsi. Pemandangan seperti itu sungguh menghangatkan hati.

Lihatlah, mereka segera mengikuti pelatihan relawan. Mereka juga diajarkan bagaimana cara melakukan pradaksina dengan langkah kaki yang serempak. Untuk persiapan datang ke Taiwan, mereka belajar cara makan dengan menggunakan mangkuk dan sumpit. Mereka mempelajari semuanya sesuai prosedur, termasuk cara melakukan sujud.

Mereka bersiap-siap untuk datang ke Taiwan guna melihat Tzu Chi sekaligus menjadi benih relawan Tzu Chi untuk membantu meringankan penderitaan sesama. Saya sangat tersentuh melihat relawan Tzu Chi dari Eropa kembali ke Serbia untuk memasok bantuan yang kurang karena kita tidak tahu kapan pengungsi dapat kembali ke negara mereka.

Kisah yang menyentuh hati sangat banyak dan tidak sempat diceritakan satu per satu. Kita dapat melihat sumbangsih para relawan yang penuh ketulusan. Benih cinta kasih dari orang-orang di dunia perlahan-lahan bertumbuh.

Bencana alam dan ulah manusia mendatangkan penderitaan tak terkira
Berhati lapang dan berpikiran murni untuk menciptakan Tanah Suci di dunia
Turut merasakan penderitaan para pengungsi Suriah
Mengesampingkan perseteruan dan bekerja sama untuk membantu pengungsi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Juni 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 Juni 2017
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -