Ceramah Master Cheng Yen: Belajar Menjadi Bodhisatwa dan Melakukan Kebajikan Bersama
“Saya sungguh amat tersentuh selama 3 hari ini. Pelajaran terbesar yang saya peroleh ialah niat hati Master yang selalu ingin membawa manfaat bagi sesama. Saya sendiri sedang menjalankan bisnis restoran. Harapannya, saya mampu membantu lebih banyak pemuda agar memiliki hati yang berbakti dan penuh rasa syukur lewat bisnis restoran vegetaris yang mementingkan manfaat bagi sesama ini. Ini adalah tujuan yang kali ini saya buat untuk diri saya sendiri,” kata Yan Xin-yong Pemilik Grup Restoran Shan Guo.
“Harapannya, kelak saya mampu mengikuti jejak Tzu Chi dalam melakukan kebajikan bersama dengan meneruskan cinta kasih kepada lebih banyak orang. Saya sebenarnya sangat setuju dengan filosofi Tzu Chi, tetapi saya merasa masih perlu mendalami dasarnya melalui kamp kehidupan dan lebih banyak aktivitas lainnya. Dengan begitu, barulah saya bisa meneruskannya ke lebih banyak orang, termasuk ke orang-orang sekitar,” kata Liu Yi-xuan Direktur Utama Grup Airlee.
“Setelah mengikuti rangkaian acara selama 3 hari ini, saya merasa sungguh sangat tersentuh. Kontribusi Tzu Chi begitu hebat, baik di bidang pendidikan, budaya humanis, pelestarian lingkungan, maupun amal. Mereka sangat terencana, visioner, dan mampu mewujudkannya dalam tindakan nyata. Saya berharap bisa membawa semangat ini ke perusahaan saya dan lebih sering membagikannya kepada rekan kerja saya. Saya juga berharap mereka lebih sering berpartisipasi di kegiatan yang serupa dan melakukan bagian masing-masing untuk mewujudkan masyarakat yang lebih harmonis,” kata Wu Ren-yao Pemimpin Knowledge and Service Information Corp.
Saya telah melihat banyaknya orang-orang berpengaruh di masyarakat yang sungguh memiliki niat baik, cinta kasih, dan tujuan yang sama. Orang-orang yang mengenal Tzu Chi secara alami akan membahas tentang Tzu Chi dan apa yang telah insan Tzu Chi lakukan. Pengalaman-pengalaman mereka dapat dibagikan kepada teman ataupun orang-orang terdekat. Seperti itulah cara menyebarkan Dharma. Demikianlah Dharma yang sesungguhnya, yakni Dharma dalam amal.
Setiap orang mengemban tanggung jawab yang sama, yakni membawa damai, menjaga keharmonisan keluarga, dan memiliki kehidupan yang stabil. Satu-satunya cara untuk mencapai itu ialah dengan menciptakan masyarakat yang damai. Dari masyarakat yang damai, tercipta pula negara yang damai dan dunia yang damai. Jadi, ajaran Buddha adalah pengawal terbaik. Jika orang-orang saling mencintai dan menghargai, barulah dunia ini bisa benar-benar damai. Tentu saja, dalam kehidupan ini, manusia memiliki banyak harapan.
Kehidupan yang nyaman dan berkecukupan adalah kehidupan yang diidamkan oleh semua orang. Namun, membicarakan tentang keinginan manusia, kapan mereka akhirnya bisa merasa puas? Saya menonton berita internasional setiap harinya dan menyaksikan banyaknya orang yang menderita kelaparan. Terkadang, saya juga melihat orang-orang yang jelas-jelas bisa makan 3 kali sehari di rumah, malah memilih makan besar di luar. Keinginan hati manusia yang seperti inilah yang membawa pada ketidakseimbangan dunia.
Ketika bergabung dengan Tzu Chi, kita juga perlu mempelajari ajaran Buddha. Ajaran Buddha berisi prinsip kebenaran dunia yang mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi manusia yang baik. Pada intinya, nilai terpenting dalam ajaran Buddha ialah memiliki kesadaran. Namun, terlahir sebagai manusia saat ini, kita masih merupakan makhluk awam.
Batin makhluk awam penuh noda. Inilah yang dimaksud dengan makhluk awam. Mereka tidak bisa melihat jalan yang benar di dunia. Alhasil, mereka pun kehilangan arah. Bagaimana agar kita dapat meneladan Buddha? Tentu dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Itulah mengapa saya membimbing kalian untuk bersumbangsih dan membawa manfaat bagi sesama. Sesungguhnya, membawa manfaat bagi sesama justru membawa manfaat bagi diri sendiri.
Semua orang perlu menjadi orang yang baik guna menciptakan keamanan bagi masyarakat. Karena itulah, di dalam aksara Tionghoa "belajar" terdapat aksara "anak". Saat seorang anak yang tidak mengerti apa-apa belajar jalan, dia perlu bantuan orang untuk menggenggam tangannya. Saat seseorang berada di jalan yang benar, batinnya akan menjadi lebih indah dan dapat melihat keindahan dunia. Kita harus bisa membimbing orang-orang yang kehilangan arah di dunia ini.
Saya berharap semuanya bisa menjadi penunjuk jalan bagi mereka. Karena arah yang kita tunjukkan sudah benar, orang-orang hanya cukup mengikutinya saja. Namun, jari yang menunjuk itu harus terus menunjuk jalan tersebut dengan benar, yakni jalan tengah, supaya orang-orang yang kehilangan arah bisa mengikuti arah jari kita menunjuk dan dapat melihat jalan kebenaran. Jadi, saya sangat berharap kita semua dapat melihat jalan ini.
Kita memang belum mencapai pencerahan, termasuk saya. Namun, dari kehidupan ke kehidupan, kita terus berjalan di arah ini dan pasti mencapai tujuan. Kita perlu meyakinkan diri bahwa kelak kita masih ingin berada di jalan ini. Saya sudah melihat arah yang ditunjuk jari tadi karena guru saya berkata pada saya untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Perkataan sederhana itu adalah jalan yang guru saya tunjukkan untuk saya. Saya sangat patuh dan percaya pada perkataan guru saya. Saya tidak berani menyimpang dari bimbingannya dan akan selalu melangkah ke depan.
Bodhisatwa sekalian, kehidupan manusia terus berjalan. Apa yang pada akhirnya bisa saya dan kalian pertahankan? Apakah segala materi yang kita miliki dapat kita gunakan? Kita tidak tahu. Jadi, kita hendaknya menggenggam jalinan jodoh. Jalinan jodoh adalah yang terpenting. Di kehidupan ini, kita hendaknya banyak menjalin jodoh baik dengan sesama dan menginspirasi orang-orang untuk menjadi Bodhisatwa dunia.
Kita hendaknya sungguh-sungguh menciptakan berkah dan membangun energi berkah. Ketika orang menciptakan lebih banyak berkah, berkah itu akan menyelimuti Bumi sehingga menjadi lebih damai, serta segala bencana yang terjadi makin berkurang. Saat hati manusia jernih, bencana akibat ulah manusia juga akan makin jarang terjadi. Ketika energi berkah menjadi besar, berkah itu akan bisa menyelimuti Bumi. Jadi, kita hendaknya menyucikan hati manusia dengan mendorong sesama untuk melakukan kebajikan.
Hari ini, setiap orang yang duduk di sini bisa memberi tahu satu orang tentang indahnya berbuat baik. Inilah kebenaran, kebajikan, dan keindahan yang tulus. Kita dapat memperkenalkan misi yang kita jalankan kepada semua orang. Apa itu misi Tzu Chi? Misi Tzu Chi terdiri atas misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Kita telah menjalankan semua itu.
Meskipun berbisnis dan menghasilkan beberapa triliun, kita tetap tidak bisa menghentikan waktu ataupun menghentikan fase lahir, tua, sakit, mati. Sebanyak apa pun uang yang Anda miliki, tidak akan bisa menghentikan fase ini. Jadi, kita perlu berbuat kebajikan dan menciptakan berkah. Hendaknya kita menggenggam waktu hari ini untuk mengakumulasi kebaikan supaya kita bisa membentuk kebiasaan ke kehidupan kita di masa mendatang.
Dalam kehidupan ini, kita perlu mempelajari jalan yang harus kita tapaki, yaitu Jalan Bodhisatwa. Jadi, setelah memahami Jalan Bodhisatwa, kita pada akhirnya bisa melihat kebenaran. Setelah melihat kebenaran, kita tidak akan pernah kehilangan arah. Sebaliknya, kita akan menapaki jalan yang benar dan luas, yakni sebuah jalan menuju pencerahan.
Melakukan kebajikan bersama dengan welas asih di arah yang benar
Memperbaiki diri sendiri dan membawa manfaat bagi sesama sebagai wujud menapaki Jalan Bodhisatwa
Mengikuti jejak orang bijak terdahulu untuk mencapai pencerahan
Menyucikan hati manusia dan menciptakan berkah lebih luas
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 05 Oktober 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 07 Oktober 2024