Ceramah Master Cheng Yen: Benih Kecil Bertumbuh menjadi Pohon Besar
Ajaran pertama yang Buddha babarkan kepada kita adalah tentang penderitaan. Penderitaan ini masih terus berlanjut dan tak terhingga. Karena itu, ada banyak hal yang membuat saya khawatir. Saya sangat berharap setiap orang dapat tekun dan bersemangat, selalu berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu, serta senantiasa menjaga keselamatan sendiri.
Saya selalu memberi tahu setiap relawan untuk menjaga keselamatan sendiri agar saya dapat merasa tenang. Saat semua murid saya memiliki satu arah yang sama, saya akan merasa sangat terhibur. Saat mereka tidak menyimpang dari Dharma, saya akan sangat terhibur. Selain tidak menyimpang dari Dharma, apakah setiap orang sudah sungguh-sungguh melenyapkan noda di dalam batin?
Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Setiap orang dapat mencapai kebuddhaan. Namun, kapan kebuddhaan baru dapat dicapai? Pada kalpa-kalpa mendatang yang tak terhingga. Artinya, ia memerlukan waktu yang sangat panjang. Lamanya waktu yang diperlukan bergantung pada diri kita karena manusia awam sangat gampang berubah-ubah. Ia bergantung pada tebal atau tipisnya kegelapan batin kita. Jika dapat melenyapkan kegelapan batin, maka kita akan lebih cepat mencapai kebuddhaan.
Semua
orang di dunia ini terus menciptakan karma buruk. Setiap hari, saat kita
melakukan banyak hal, benih karma yang kita ciptakan juga terus terakumulasi.
Ini tertulis di dalam Sutra dan saya sudah pernah menjelaskannya kepada kalian.
Ajaran Buddha bagaikan sebatang pohon yang bercabang ke sepuluh penjuru. Saat pohon ini bertumbuh, cabang-cabangnya merambat ke segala penjuru. Cabang pohon merambat tanpa membedakan arah. Pohon itu mengarah ke langit dan akarnya tertanam di dalam tanah. “Satu tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu”. Dari mana “satu” ini berasal? Ia berasal dari sebutir benih. Benih ini bersumber dari sebuah partikel kecil. Benih yang bertunas bukan berasal dari sebutir biji besar, melainkan dari partikel kecil di dalamnya. Kita menyebutnya sebagai benih karma. Tujuan kita sekarang adalah menyaring semua kegelapan batin kita agar benih karma itu dapat kembali murni dan bersih hingga menampakkan hakikat kebuddhaan. Hakikat kebuddhaan yang murni dan jernih adalah kebijaksanaan yang tak ternoda.
Di Jalan Bodhisatwa ini terdapat banyak pohon besar dan keluarga besar. Tzu Chi juga merupakan sebuah keluarga besar. Saat bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, itu berarti kita tengah menjalin jodoh baik dengan sesama. Saat ada saudara se-Dharma dari luar negeri yang datang ke Taiwan, kita harus menyambut mereka bagai keluarga sendiri. Kita harus menyambut mereka dengan hangat dan penuh kelembutan. Kita harus memiliki kekuatan dalam kelemahlembutan.
Saya
pernah berkata kepada kalian bahwa Bodhisatwa Avalokitesvara adalah manifestasi
Buddha masa lampau yang bernama Tathagata Samyak Vidya Dharma. Kita harus
selalu mengajak orang-orang mengulurkan sepasang tangan mereka untuk
bersumbangsih bagi sesama. Dengan begitu, baru kita dapat memiliki kekuatan
yang besar. Inilah keluarga besar Tzu Chi.
Meski kita sudah sangat senior… Meski saya terus memberi tahu kalian untuk mewariskan pengalaman, tetapi itu bukan berarti kita melepaskan tanggung jawab kepada orang lain. Kita harus harus membina relawan baru dan mewariskan Dharma kepada mereka. Setelah mendengar Dharma, kita harus berbagi dengan sesama dan kembali mewariskannya.
Lihatlah Bodhisatwa Avalokitesvara yang terus mengulurkan tangan-Nya untuk membantu sesama. Sejak masa tanpa awal hingga kini, Bodhisatwa Avalokitesvara terus menjangkau dan melenyapkan penderitaan orang-orang. Inilah semangat Bodhisatwa Avalokitesvara. Berhubung Bodhisatwa Avalokitesvara sudah mencapai kebuddhaan, maka Beliau memiliki hati Buddha. Saya juga selalu memberi tahu kalian untuk menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri.
Tekad Guru adalah setiap orang dapat menapaki Jalan Bodhisatwa. Contohnya Relawan Liang. Dia bersumbangsih sebagai relawan konsumsi, relawan ladang berkah, dan lain-lain. Apakah dia cukup senior? (Ya, cukup senior.) Benar. Dia mewariskan pengalamannya lewat tindakan nyata agar orang lain dapat melihatnya. Yang terpenting adalah kita harus bekerja sama dengan satu hati dan harmonis. Kesatuan hati memperluas jalinan kasih sayang dan cinta kasih. Kita harus bersatu hati.
Selain para relawan di Kaohsiung, semua orang di seluruh dunia hendaknya bersatu hati. Jalinan kasih sayang seperti ini panjang atau tidak? (Panjang) Jadi, kesatuan hati dapat memperluas jalinan kasih sayang dan cinta kasih. Keharmonisan dan ketenangan adalah berkah utama. Saat berinteraksi dengan sesama, kita harus selalu menjaga keharmonisan. Dengan menjaga keharmonisan, barulah hati kita dapat merasa tenang dan kegiatan kita dapat berjalan dengan lancar. Karena itu, kita harus selalu menjaga keharmonisan serta menjaga nada bicara dan sikap agar senantiasa lembut. Ini disebut kekuatan dalam kelemahlembutan.
Kita juga harus saling mengasihi. Sikap saling mengasihi dan kedamaian, membangkitkan cinta kasih tanpa batas. Mencurahkan perhatian bagi saudara se-Dharma merupakan contoh sikap saling mengasihi. Kita harus mencurahkan perhatian bagi relawan lansia yang ada di komunitas. Jika ada relawan lansia yang tinggal sendiri tanpa anak-anak, kita hendaknya melakukan kunjungan untuk menanyakan bagaimana kabar mereka. Kita harus mencurahkan perhatian dan memahami kondisi orang-orang di komunitas kita. Jika tidak, kita dapat menelepon mereka. Mereka semua adalah anggota keluarga kita. Karena itu, kita harus saling mengasihi. Kedamaian ini membangkitkan cinta kasih tanpa batas.
Gotong royong dan interaksi dengan sesama membawa kekuatan besar. Saat semua orang bekerja sama, maka akan membawa kekuatan yang sangat besar. Contohnya di Tzu Chi terdapat Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma yang bagaikan sebatang pohon. Pohon ini dapat bercabang dan menumbuhkan daun hingga merambat ke sepuluh penjuru. Pohonnya mengarah ke langit dan mengakar ke dalam tanah.
Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma telah menjangkau sepuluh penjuru. Dari mana pohon ini berasal? Dari partikel kecil di dalam sebutir benih. Di dalam setiap butir benih terdapat sebuah partikel kecil. Pohon memiliki gen masing-masing. Kekuatan karma kita berasal dari benih masing-masing. Benih karma ini terus bertumbuh. Lewat setiap ucapan dan tindakan, kita menciptakan benih karma. Yang membedakan adalah kita menciptakan benih yang masih murni atau sudah tercemar. Jadi, kita harus bekerja sama dengan harmonis.
“Satu tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu”. Inilah semangat inti dari Sutra Bunga Teratai. Paham? (Paham) Baik. Jika kalian paham, maka saya merasa tenang.
Menanam
benih baik lewat perbuatan baik
Himpunan
cinta kasih banyak orang menciptakan kekuatan yang besar
Mewariskan
semangat lewat tindakan nyata
Kerja
sama yang harmonis membawa cinta kasih yang tanpa batas
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Juli 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 1 Agustus 2017