Ceramah Master Cheng Yen: Benih Medis Tzu Chi Tumbuh Menjadi Tak Terhingga
“Saya ingin berterima kasih kepada seluruh keluarga Tzu Chi di Kaoshiung yang telah datang ke RS Tzu Chi Dalin sebagai relawan setiap bulan, selama 20 tahun ini. Selaku kepala RS Tzu Chi Dalin, saya sangat berterima kasih kepada mereka. Saya juga ingin berterima kasih kepada para ayah dan ibu Yi De yang melakukan kunjungan rutin setiap minggu dan setiap bulan ke berbagai divisi di RS Tzu Chi Dalin,” tutur dr. Lai Ning-sheng, Kepala RS Tzu Chi Dalin.
“Setidaknya ada 20-an ayah dan ibu Yi De yang menjaga dan menyatukan hati staf di berbagai divisi. Staf medis sangat sibuk dalam menjalankan tugas. Terkadang, kita tidak sengaja bertemperamen buruk. Kita perlu menjaga temperamen kita. Saat temperamen kita menyimpang, kita perlu membina temperamen kita. Untuk itu, kita membutuhkan banyak orang untuk mengingatkan kita,” sambungnya.
Di sini, sekali lagi, saya berterima kasih kepada seluruh keluarga Tzu Chi di Kaoshiung. Melalui pendampingan mereka, misi kesehatan memiliki ruang untuk lebih maju. Saya berharap kita dapat menjalnkan misi kesehatan dengan lebih stabil sehingga Master dapat tenang memercayakan misi kesehatan kepada 7 RS Tzu Chi di Taiwan. Di sini, kami sangat berterima kasih atas dukungan semua orang. Terima kasih,” pungkasnya.
“Tahun depan RS Tzu Chi Dalin genap 20 tahun. Selama 20 tahun ini, relawan dari Kaoshiung dan Pingtung memberikan dukungan penuh tanpa keluh kesah ataupun penyesalan dan memberikan banyak keteladanan bagi banyak staf muda di RS Tzu Chi Dalin. Saya sangat berterima kasih untuk itu. Dalin merupakan daerah pedesaan dan populasinya berkurang tahun demi tahun. Jadi, sungguh tidak mudah bagi Dalin untuk memiliki rumah sakit yang melayani perawatan penyakit kritis. Ini semua terwujud berkat dukungan dari para relawan. Dengan kondisi lingkungan seperti ini, kita perlu terus bekerja keras untuk memajukan kualitas medis RS Tzu Chi Dalin dan melayani lebih banyak orang. Saya rasa, inilah misi yang dipercayakan Master kepada kami. Kami akan terus bekerja keras,” ujar Liu Zhen-rong, Sekretaris direktur RS Tzu Chi Dalin.
Sangat sulit bagi kepala RS Tzu Chi dari utara dan selatan Taiwan untuk berkumpul bersama. Para dokter juga berkumpul di sini. Ini merupakan kesempatan langka. Berkat jalinan jodoh langka ini, kita telah mendengar banyak cerita. Saya harap kalian dapat saling belajar. Berhubung RS Tzu Chi Dalin berada di wilayah selatan Taiwan, banyak relawan dari Taiwan Selatan dapat bersumbangsih di RS Tzu Chi Dalin.
Para relawan tidak hanya membantu pekerjaan di RS dan berinteraksi dengan pasien, mereka juga merupakan sebuah kekuatan yang menjaga dan memberikan perhatian kepada para dokter dan perawat. Mengapa dokter dan perawat membutuhkan perhatian? Karena mereka sibuk menjalankan tugas. Terkadang, batin mereka merasa risau dan sebagai manusia, ini tak terhindarkan.
Akan sangat baik apabila lingkungan yang harmonis dapat tercipta di rumah sakit. Keharmonisan diciptakan oleh manusia. Karena itu, terhadap para relawan, saya selalu berterima kasih. Saat saya ingin membangun rumah sakit, para relawan bersumbangsih dengan cinta kasih dan segenap tenaga untuk membantu saya.
Setelah RS selesai dibangun, para dokter dan staf administrasi bersatu hati dan bekerja sama dalam menjalankan dan menjaga setiap rumah sakit sehingga saya tidak perlu khawatir. Tentu, juga dibutuhkan dukungan dan sumbangsih dari para relawan. Para dokter bekerja keras demi pasien, sedangkan kepala RS sangat sibuk karena selain menangani pengobatan, mereka juga perlu mengawasi kegiatan administrasi di rumah sakit.
Intinya, seperti “untaian bacang”, kita harus bersatu hati, harmonis, saling mengasihi dan bergotong royong dalam menjalankan misi. Untuk itu, kita membutuhkan para relawan yang telah bersumbangsih sejak pembangunan rumah sakit.
Lihatlah, simpul utama pada untaian bacangtetap terhubung dengan setiap butir bacang lewat utas demi utas tali yang ada. Untaian ini terdiri atas utas-utas tali seperti ini, yang terkepang menjadi seperti ini, lalu semua disatukan dalam simpul seperti ini. Inilah “untaian bacang”. Untaian bacang harus memiliki simpul. Ia harus terikat menjadi simpul seperti ini.
Relawan Tzu Chi bagaikan utas-utas tali yang terikat ke dalam simpul utama, yakni semangat Tzu Chi. Dengan begitu, misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis dapat dibangun. Para relawan ini bersumbangsih dengan semangat harmonis, saling mengasihi, bergotong royong, dan bersatu hati. Inilah semangat 4 in 1 dalam Empat Misi.
Dalam dunia Tzu Chi, kita bersyukur atas adanya para relawan ini. Apabila kita ingin menjalankan misi dengan mantap di dunia, maka semangat Tzu Chi atau simpulnya harus kuat. Semua tali harus terikat pada simpul utama, yakni semangat Tzu Chi. Saya sering berbicara tentang untaian bacang dengan penjelasan dan pendekatan yang berbeda-beda. Namun, saya harap kalian dapat memahami semangat ini. Saya harap kalian bersungguh hati dalam memahaminya.
Yang terpenting, segala yang kita lakukan adalah yang dibutuhkan masyarakat. Saya berharap kalian dapat terus bekerja keras karena masyarakat terus berubah. Kita menjaga masyarakat bagai merawat pasien yang sakit hingga sembuh. Namun, ada penyakit berat yang dapat memengaruhi seluruh masyarakat. Semua ini membutuhkan bantuan kita.
Jadi, dalam mengobati penyakit mental, kita memerlukan “obat hati”. Tidak hanya mengobati fisik, kita juga perlu mengobati hati dan mental pasien. Yang tepenting, kita perlu menghimpun cinta kasih bersama untuk merawat para pasien agar dapat memiliki batin yang sehat sehingga sel-sel buruk dalam tubuh tidak dapat bertahan dan akan berkurang secara alami. Untuk itu, kita perlu mengisi hati mereka dengan kebajikan.
Dunia ini membutuhkan Dharma. Nyatanya, Dharma ada dalam hati setiap orang. Hanya saja, kita belum membangkitkannya. Saya harap setiap orang dapat bertekad untuk menjadi sebutir benih yang tumbuh menjadi tak terhingga. Tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Setiap benih dapat tumbuh menjadi tak terhingga. Ini merupakan hukum alam yang berlaku bagi setiap orang.
Saya berharap setiap tenaga medis dapat menjadi benih yang menginspirasi banyak orang. Ini dapat terwujud asalkan kita punya hati. Dharma berkaitan erat dengan kehidupan, dan yang terpenting dalam kehidupan ialah kesehatan. Jadi, tenaga medis hendaknya dapat membimbing mental dan menyembuhkan fisik.
Singkat kata, dengan kekuatan tekad para dokter, kesehatan pasien akan terjaga. Semua ini membutuhkan sebuah niat. Yang membuat saya terhibur ialah setiap tenaga medis kita dipenuhi oleh Dharma Tzu Chi, ajaran saya, dan semangat “untaian bacang”. Semua staf medis memilikinya sehingga saya tidak perlu khawatir.
Bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong layaknya untaian bacang
Bersumbangsih di tengah masyarakat dengan mantap
Benih medis Tzu Chi tumbuh menjadi tak terhingga
Mewariskan Dharma untuk menginspirasi batin
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 27 Desember 2019