Ceramah Master Cheng Yen: Benih Tzu Chi Tertanam di Ladang Batin


Lihatlah Turki. Kita telah memberikan bantuan bencana di sana dan juga mendirikan sekolah bagi anak-anak di sana agar mereka dapat mengenyam pendidikan sejak sekolah dasar. Banyak warga Suriah telah melarikan diri ke Turki. Saat itu, kita melihat bahwa anak-anak usia dini harus pergi bekerja dan terlantar. Orang dewasa tidak diperbolehkan untuk bekerja sehingga anak-anak kecil yang harus menafkahi keluarga. Saya sudah sering membagikan cerita ini.

David Yu, relawan Tzu Chi di Turki, telah menceritakan bagaimana misi Tzu Chi dijalankan di sana dan sudah mencapai tahap apa. Dia juga berbagi cerita perjalanan masa lalu hingga saat ini. Sesungguhnya, kisah ini sungguh menyentuh.

Banyak anak Suriah melarikan diri ke Turki pada usia yang sangat dini. Saat itu, ada keluarga yang ayahnya tidak dapat melarikan diri sehingga sang ibulah yang harus melarikan diri sambil membawa anak-anaknya. Penderitaan mereka sungguh-sungguh menyedihkan. Dengan anak-anak mereka yang masih sangat kecil, bagaimana para ibu dapat tenang dan melanjutkan hidup? Setelah Tzu Chi mengetahui ini, relawan segera membantu dan menenangkan mereka.

Kita membangun Sekolah El Menahil di Turki agar anak-anak di sana dapat mengenyam pendidikan. Dengan agama yang berbeda-beda, mereka semua dapat akur dan saling mengasihi sehingga mereka dapat belajar tanpa rasa khawatir. Orang tua mereka tidak diizinkan untuk bekerja. Karena tidak sampai hati melihat anak-anak bekerja, kita membantu anak-anak menerima pendidikan dan memberikan bantuan dana kepada setiap keluarga.


Saat ini, kita dapat melihat bahwa anak-anak itu telah tumbuh besar dan akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selama bertahun-tahun, kita telah mendampingi mereka. Saya sungguh berterima kasih kepada relawan kita, Faisal Hu dan David Yu, juga kepada Prof. Cuma Serya yang telah membantu anak-anak menerima pendidikan dan memperhatikan kebutuhan hidup mereka di Turki.

Ada seorang anak penerima bantuan yang saat ini telah tumbuh besar. Saat itu, usianya masih sangat kecil dan dia bekerja di sebuah pabrik sepatu. Saya sungguh tidak sampai hati melihatnya dan membantunya untuk mengenyam pendidikan agar dapat hidup dengan bahagia tanpa rasa khawatir seperti anak-anak pada umumnya. Jadi, kita telah membantunya sejak dia masih kecil. Saat ini, dia telah tumbuh besar dan telah berusia 19 tahun.

Beberapa dari anak-anak itu memiliki cita-cita untuk menjadi pengacara dan dokter. Mereka semua memiliki cita-cita dan arah yang jelas bagi kehidupan mereka. Setelah melihat dan mendengar ini, saya sungguh terhibur. Meski berbeda kewarganegaraan dan ras, kita memiliki jalinan jodoh untuk membantu mereka. Anak-anak itu mengucapkan, "Terima kasih, Tzu Chi." Anak-anak ini memiliki kewarganegaraan yang berbeda, tetapi memiliki satu benih yang sama di dalam hati, yaitu "Tzu Chi". Saya sungguh terhibur dan berterima kasih. Inilah sikap saling mengasihi dan saling menginspirasi.


Beberapa tahun yang lalu, Tainan dilanda gempa bumi. Kita dapat melihat anak-anak itu menyisihkan uang jajan mereka untuk ditabung ke dalam celengan bambu. Mereka telah terinspirasi oleh pendidikan Tzu Chi, yaitu semangat celengan bambu. Mereka mengumpulkan koin untuk membantu para korban bencana gempa. Hal ini dimungkinkan berkat cinta kasih dari anak-anak tersebut. Ini memiliki makna yang sungguh dalam.

Benih cinta kasih Tzu Chi telah ditabur dan tertanam di dalam hati mereka. Begitu terjadi bencana, mereka memahami bagaimana membalas budi. Dapat dilihat bahwa benih cinta kasih telah tertanam dan berbuah di dalam hati mereka sehingga mereka bersedia untuk kembali bersumbangsih. Inilah dunia.

Hendaklah kita saling bersumbangsih di dunia dan saling menginspirasi dengan cinta kasih. Mereka telah mengingat negara mana di dunia yang luas ini yang telah membantu mereka. Ketika negara itu terkena bencana, mereka segera memberi perhatian. Hal yang paling berharga di dunia ialah bersumbangsih sebagai wujud rasa syukur. Inilah cinta kasih tanpa pamrih yang paling bernilai. Dalam pendidikan di dunia ini, inilah yang paling berharga.


Seiring berjalannya waktu, Bumi terus berputar sehingga kita memiliki zona waktu yang berbeda-beda. Ketika Bumi berputar, entah siang atau malam, ketika kita mendengar bahwa sebuah negara dilanda bencana, Tzu Chi akan segera bergerak membawa bantuan dan menginpirasi banyak orang untuk bersumbangsih dan bersama-sama berdoa dengan satu hati.

Pada gempa bumi yang terjadi di Taiwan kali ini, semua orang telah bersumbangsih kembali untuk Taiwan. Berapa pun yang mereka berikan, saya sungguh berterima kasih kepada semuanya. Sejak lebih dari 50 tahun yang lalu, Tzu Chi terus menghimpun tetes-tetes cinta kasih mulai dari 50 sen hingga saat ini. Saat ini, kita dapat melihat bahwa di negara mana pun bencana besar terjadi, relawan Tzu Chi dari berbagai negara akan bergerak dengan kekuatan cinta kasih untuk meninjau kondisi bencana dan menyalurkan bantuan. Sungguh banyak warga lokal yang terinspirasi. Hal ini dimungkinkan karena mereka semua telah merasakan cinta kasih Tzu Chi.

Saat terjadi bencana besar, insan Tzu Chi di Taiwan akan membawa bantuan dan bersumbangsih. Semuanya akan selalu berhimpun bersama. Di negara mana pun terjadi bencana, kemiskinan, atau penderitaan, kita akan segera membawa bantuan ke sana. 

Banyak pengungsi terlantar dan sulit untuk kembali ke negara asal
Bantuan pendidikan memberikan ketenangan dan menumbuhkan benih kebajikan
Anak-anak memiliki rasa syukur dan terima kasih yang tulus
Benih Tzu Chi telah tertanam di ladang batin   

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 09 Oktober 2022
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -