Ceramah Master Cheng Yen: Beradaptasi dengan Perubahan dan Melindungi Keselamatan Semua Makhluk
Beberapa hari ini, topik pembicaraan kita selalu tentang gempa bumi yang mengguncang Turki. Itu merupakan bencana besar. Kita bisa melihat pascagempa, tim SAR dari berbagai negara telah bergerak. Tentu saja, tim SAR dari Taiwan juga pergi ke Turki. Mereka membentuk grup dengan cepat. Namun, secepat apa pun, itu tetap membutuhkan waktu.
Perjalanan dari Taiwan ke Turki membutuhkan waktu belasan jam. Tim SAR dari Taiwan berhasil menyelamatkan dua orang di sana. Melihat mereka mengenakan seragam dan memiliki semua perlengkapan penyelamatan yang dibutuhkan, saya merasa bahwa Tzu Chi telah melakukan hal yang tepat pada lebih dari 20 tahun yang lalu.
Saya masih ingat lebih dari 20 tahun lalu, insan Tzu Chi menyediakan perlengkapan penyelamatan bagi mereka. Insan Tzu Chi bersumbangsih dengan cinta kasih agar keselamatan mereka saat menjalankan misi terjaga dan mereka dapat memiliki semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan penyelamatan. Kali ini, saya ingin mewakili para korban bencana di Turki untuk berterima kasih kepada Tzu Chi.
Selama lebih dari 50 tahun ini, insan Tzu Chi terus bersumbangsih. Misi Tzu Chi berawal dari Taiwan. Hingga jalinan jodoh matang, kita pun bisa menyalurkan bantuan bencana internasional. Jadi, melihat masa kini dan mengenang masa lalu, saya sungguh merasa bahwa setiap langkah kita sangat mantap dan tepat. Saat terjadi bencana seperti ini, bagaimana hendaknya kita menyalurkan bantuan? Kita harus mempertimbangkan segala aspek.
Kita hendaknya mengembangkan cinta kasih, keyakinan, dan kekuatan kita. Semua ini harus dikembangkan dari waktu ke waktu. Jadi, dalam menyalurkan bantuan bencana, kita hendaknya bersumbangsih dengan rasa syukur, mengembangkan kekuatan cinta kasih, dan terus menghimpun barang bantuan. Saat tidak ada relawan Tzu Chi di negara tetangga, relawan di negara yang agak dekat akan memberikan bantuan setelah menerima kabar.
Kita hendaknya memiliki persediaan barang bantuan agar saat ada yang membutuhkan, kita dapat segera bersumbangsih. Kita harus memiliki persediaan barang yang dibutuhkan dalam penyaluran bantuan. Tempat tidur lipat kita juga dikembangkan demi penyaluran bantuan. Perlengkapan keselamatan dapat melindungi keselamatan tim penyelamat dan tempat tidur lipat dapat digunakan untuk beristirahat. Kita juga tengah mengembangkan makanan kering. Saat bencana terjadi, kita dapat memberikan bantuan yang paling sederhana, juga dapat mencurahkan perhatian selama berhari-hari di lokasi bencana.
Tim SAR memiliki berbagai macam perlengkapan penyelamatan. Saya masih ingat beberapa tahun lalu, Hualien juga diguncang gempa bumi. Saat bencana terjadi, dibutuhkan bantuan orang banyak. Tim yang berbeda, umat agama yang berbeda, dan pekerja sosial yang berbeda, semuanya bekerja sama. Karena itu, dibutuhkan ruang yang besar. Selain itu, kita juga menyediakan makanan untuk menjaga stamina semua orang.
Demi menyediakan minuman dingin dan makanan hangat, mengantarkan nasi kotak, dan lain sebagainya, banyak relawan yang bergerak. Di Taiwan, di mana pun ada orang yang membutuhkan, insan Tzu Chi akan pergi ke sana untuk memberikan bantuan dan dukungan. Baik bersumbangsih di garis depan maupun memberikan dukungan dari belakang, insan Tzu Chi di berbagai wilayah selalu bersumbangsih dengan cinta kasih agung dan kesungguhan hati.
Kita juga pernah mendirikan rumah permanen bagi korban bencana. Meski sederhana, tetapi itu adalah rumah permanen. Kita bahkan menggunakan rangka baja dan besi beton agar rumah yang kita bangun ini dapat ditempati dari generasi ke generasi.
Lihatlah rumah permanen yang kita bangun di Shanlin, Kaohsiung, Taiwan. Pemerintah menyediakan ratusan hektare lahan agar kita dapat membangun rumah bagi ratusan keluarga. Kita berharap mereka dapat menetap di sana. Jadi, hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Terlebih, pascagempa di Turki kali ini, banyak negara yang telah menggerakkan tim SAR mereka.
Tim Divisi Pembangunan Tzu Chi juga pergi ke sana dan kemarin, mereka melaporkan mengapa rumah-rumah di Turki bisa roboh, bagaimana mereka mengikat besi beton, dan bagaimana mereka membangun fondasi. Jadi, mereka pergi untuk melakukan survei.
Kemarin, saya berkata pada mereka, "Kali ini, kalian bukan pergi untuk melakukan survei, melainkan belajar." Dalam telekonferensi kemarin, saya berkata, "Kalian harus mempelajari mengapa ada gedung yang roboh, sedangkan gedung lainnya tidak." Mereka melakukan analisis di sana.
Saya berpesan pada mereka bahwa mereka harus sungguh-sungguh belajar dari pengalaman kali ini. Setelah mereka kembali ke Taiwan, apa yang mereka pelajari di sana hendaknya menjadi bahan pelajaran bagi divisi pembangunan kita.
Dalam hidup ini, selalu ada pelajaran yang tidak habis untuk kita pelajari. Namun, kita harus mempelajarinya. Meski belajar tidak ada habisnya, tetapi manusia harus terus belajar. Kekuatan bencana yang terjadi akan makin besar karena kini kita berada di era kemunduran Dharma. Namun, hidup di dunia ini, kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hidup di dunia ini, kita harus beradaptasi dengan lingkungan, seperti kondisi alam dan energinya.
Belakangan ini, saya terus mengulas tentang energi. Langit dan bumi memiliki energi masing-masing. Kini, kita juga harus menyesuaikan energi kita dengan perubahan alam. Saat terjadi bencana alam yang kekuatannya begitu besar, kita harus berusaha untuk menyesuaikan diri. Intinya, seiring perubahan alam, kita harus bisa beradaptasi.
Selalu memiliki persediaan barang bantuan agar dapat segera membantu kala dibutuhkan
Berlatih menanggulangi bencana dan membina keyakinan
Melakukan survei dan penelitian karena belajar tidak ada habisnya
Beradaptasi dengan perubahan dan melindungi keselamatan semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 22 Februari 2023