Ceramah Master Cheng Yen: Beralih dari Kesesatan Menuju Kesadaran


Pada hari ke lima belas bulan tujuh penanggalan Imlek diadakan upacara penyeberangan. Di masa lalu, kita akan melihat jalan-jalan dipenuhi orang-orang yang mengadakan ritual di depan rumah mereka. Hewan dibunuh untuk dijadikan persembahan. Inilah yang kita lihat di masa lalu. Kini, orang-orang menyajikan persembahan dengan cara yang berbeda. Jalan-jalan juga sudah lebih bersih. Namun, saya yakin bahwa orang-orang masih bernafsu mengonsumsi daging.

Seiring dengan bertambahnya populasi manusia, jumlah hewan yang dibunuh juga meningkat demi memenuhi nafsu makan manusia. Jadi, industri peternakan akan mengembangbiakkan lebih banyak hewan. Demikianlah kondisi kehidupan kita saat ini.

Cara kita hidup telah mencemari udara dan merusak tanah. Akar dari kerusakan ini adalah nafsu makan manusia. Kita membunuh hewan demi memenuhi nafsu makan. Dengan mengembangbiakkan hewan ternak, kita telah menciptakan polusi. Kita juga menciptakan karma buruk. Melihat apa yang terjadi di seluruh dunia, kita sangat khawatir. Kerusakan alam dan lingkungan berhubungan erat dengan hati manusia. Kegelapan batin telah menciptakan karma buruk. Semuanya saling berhubungan. Inilah yang membuat kita sangat khawatir.

Buddha lahir di dunia dan menguraikan banyak prinsip kebenaran untuk menyucikan hati manusia. Waktu yang lama telah berlalu sejak zaman Buddha dan populasi manusia terus meningkat. Namun, apakah orang-orang menerima prinsip-prinsip ini yang merupakan obat mujarab bagi dunia? Kebanyakan orang tidak menerimanya.


Seiring bertambahnya populasi manusia, nafsu keinginan manusia juga terus meningkat. Pemahaman manusia terhadap prinsip-prinsip ini masih jauh tertinggal. Manusia membuat kemajuan yang cepat melampaui pemahaman mereka akan kebenaran sehingga terus menciptakan karma buruk. Perusakan alam dan pencemaran udara telah melampaui kecepatan penyebaran obat mujarab yang menyucikan dunia dan hati manusia. Ini membuat kita sangat khawatir.

Kondisi iklim ekstrem yang menyebabkan banjir dan kebakaran hutan terus merusak tanah dan membawa banyak bencana bagi dunia. Ditambah lagi dengan bencana kekeringan, bagaimana tanaman pangan dapat tumbuh? Ini sungguh mengkhawatirkan. Selain itu, kegelapan dan noda batin orang-orang menyebabkan mereka saling bertikai dan menjajah.

Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia telah menciptakan banyak penderitaan dan membawa krisis di dunia. Dunia ini dipenuhi banyak penderitaan. Karena itu, saya mengatakan bahwa penyebaran kebenaran tidak mampu mengejar kegelapan batin dan karma buruk yang diciptakan manusia. Inilah yang mengkhawatirkan. Banyak orang memiliki kondisi batin yang tidak harmonis sehingga mendorong terciptanya karma buruk kolektif. Satu-satunya solusi ialah mengurangi nafsu keinginan dan melepaskan ketamakan. Nafsu keinginan mana yang paling sulit dikendalikan? Nafsu makan.

Nafsu akan cita rasa ini menambah kegelapan batin kita. Kegelapan batin membuat hati dan pikiran kita kehilangan arah. Hal ini membuat kita terlibat konflik dengan sesama. Jadi, prinsip di balik ini sangat sederhana. Namun, bencana besar masih banyak terjadi akibat hati orang-orang yang tidak harmonis dan kondisi iklim yang tidak selaras. Semuanya bercampur aduk dan membawa kekacauan. Inilah mengapa saya selalu mengatakan bahwa kita telah kehabisan waktu. Bagaimana saya membuat orang-orang memahami prinsip-prinsip ini?


Akhir-akhir ini, saya terus berbicara tentang jalan yang harus ditapaki di dunia. Bagaimana kita bisa membuat jalan ini menjadi rata, mulus, dan luas sehingga orang-orang bisa melewatinya dengan aman?

“Saat itu, keluarga saya menjalani praktik latihan, seperti meditasi duduk, pengobatan jarak jauh, mencari jalan pintas terbebas dari kelahiran dan kematian, membangkitkan kekuatan tersembunyi, dan sebagainya. Saat makin jauh tersesat, saya bahkan takut tinggal di rumah. Ketika saya mengunjungi ayah mertua saya, kebetulan ada pelatihan Tzu Cheng pada hari Sabtu itu dan Kakak Zhou meyakinkan saya untuk mendaftarkan diri. Saya mendaftarkan diri pada hari terakhir. Saya menemukan keyakinan dan pandangan benar bahwa ajaran Buddha selalu ada dalam kehidupan kita,” kata Huang Yong-jin Relawan Tzu Chi.

Dia telah tersadarkan. Dia telah tersadarkan dari kesesatan dan kesalahan masa lalu. Sekarang, dia memiliki keyakinan dan arah yang benar. Dia sudah berada di Jalan Bodhisatwa yang luas; bersedia bersumbangsih tanpa takut akan kesulitan. Dari pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana, hingga kegiatan komunitas, dia bersedia melakukannya.


Sekarang, dia memiliki teman sesama relawan Tzu Chi. Mereka memiliki tekad dan tujuan yang sama, yakni menapaki Jalan Bodhisatwa. Mereka juga saling berbagi pengalaman dan menjalin persahabatan yang sehat. Mereka saling memberi manfaat. Inilah arah batin mereka. Mereka bersama-sama melakukan pelestarian lingkungan. Mereka mengunjungi penerima bantuan di atas gunung. Di mana bantuan dibutuhkan, mereka akan pergi ke sana walau harus mendaki gunung sambil membawa bahan bangunan yang berat.

Para relawan ini membantu warga lanjut usia dengan memperbaiki dan membangun kembali rumah mereka sehingga para lansia ini dapat hidup dengan aman. Demikianlah kehidupan yang penuh kesadaran. Dia adalah Bodhisatwa dunia yang membantu orang-orang yang menderita.

Kegelapan batin dan ketamakan menimbulkan karma buruk
Sulit untuk tersadarkan dan kembali ke jalan yang benar
Beralih dari kesesatan menuju kesadaran
Menolong mahkluk yang menderita dengan welas asih yang tulus     

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 17 Agustus 2022
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -