Ceramah Master Cheng Yen: Berani Memikul Tanggung Jawab di Tengah Pandemi


Saat ini kita menghadapi pandemi Covid-19 yang merupakan wabah besar abad ini. Dalam hati banyak orang terdapat kekhawatiran, kecemasan, dan kerisauan. Keadaan ini memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Belakangan ini, pada pukul 8 pagi setiap hari, badan misi kesehatan kita memberikan laporan. Saya sungguh bersyukur. Yang perlu kita lakukan sekarang bukan hanya menjalankan misi kesehatan di area Rumah Sakit Tzu Chi, melainkan juga memikul tanggung jawab di masyarakat dan menyalurkan bantuan ke mana pun dibutuhkan.

Saya juga berterima kasih kepada semua relawan Tzu Chi karena telah memikul tanggung jawab besar yang datang saat ini. Semua orang mengerti kata-kata saya dan telah berusaha maksimal dengan sepenuh hati untuk memikul tanggung jawab, mendedikasikan diri, dan bersumbangsih. Selain itu, semua orang juga selalu begitu tulus. 


Melihat situasi saat ini, saya mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan pandemi ini.  Satu-satunya cara ialah lebih mawas diri, berhati tulus, bervegetaris, dan berhenti membunuh hewan. Hendaklah kita bermawas diri. Bermawas diri berarti sungguh-sungguh mengevaluasi tingkah laku serta ketamakan kita di masa lalu, dan lainnya.

Gelombang pandemi kali ini bukan hanya merupakan pelajaran bagi para relawan Tzu Chi, melainkan juga bagi semua orang di masyarakat. Ini adalah pelajaran besar untuk semua orang. Gelombang pandemi ini merupakan peringatan dan pelajaran bagi seluruh dunia. Jadi, bagaimana kita belajar dari pelajaran besar ini?

Langkah pertama yang paling penting ialah menumbuhkan cinta kasih terlebih dahulu. Dengan cinta kasih yang utuh, kita mengasihi dan menghargai semua makhluk di dunia. Kita harus berusaha melindungi kesehatan dan keselamatan manusia. Di saat yang sama, kita juga menjaga semua makhluk di dunia dengan cinta kasih, termasuk hewan.

Setiap hari, saya mendengar para kepala RS yang berbagi tentang kemajuan teknologi medis masa kini. Setiap hari saya juga mendengar tentang cara mencegah penyebaran virus Covid-19 dan cara menjalankan isolasi. Meski saat ini belum ada obatnya, tetapi penyebaran virus bisa dicegah dengan karantina.


Lihatlah Kepala RS Chao di Taipei yang sangat telaten dalam semua aspek. Apa pun terpikir oleh beliau. Beliau mengerti cara memimpin yang baik. Beliau sangat lembut dan telaten, tahu bagaimana memberi motivasi dengan kata-kata penuh cinta kasih. Semua staf medis kita melakukan pekerjaan dengan sukarela dan menerima segala kondisi dengan sukacita.

Mendengar dan melihat mereka bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong setiap hari, saya sangat terharu dan sangat bersyukur. Mereka telah memikul tanggung jawab besar untuk mengenakan baju zirah dan terjun ke medan perang. Sungguh, mereka begitu berhati-hati, berani, dan sangat bertanggung jawab.

Saya sering berpikir sungguh beruntung bahwa selain bergerak dalam misi amal, Tzu Chi juga memiliki misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis yang melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Saya sangat bersyukur karena kita dapat menjaga kesehatan dan cinta kasih warga Taiwan. Kita telah melakukannya dengan penuh cinta kasih dan welas asih.

Cinta kasih berarti menjaga ketenteraman masyarakat. Welas asih berarti melindungi kehidupan. Welas asih berarti turut merasakan penderitaan orang lain bagaikan penderitaan kita sendiri. Para tenaga medis benar-benar menjaga ketulusan dalam memperluas dan memperpanjang cinta kasih. Ini adalah sejarah dunia kita.

Saya terus mengatakan bahwa kita harus mencatat sejarah, bukan demi ketenaran, melainkan untuk meninggalkan sejarah bagi generasi penerus. Apa yang perlu dibeda-bedakan di dunia ini? Kita seharusnya tidak membeda-bedakan antara diri sendiri dan orang lain. Kita hanya menunjukkan eksistensi ajaib di balik kekosongan sejati. Jadi, kita bukannya melekat. Kita melakukannya demi membimbing orang lain.


Dunia sedang mengalami pandemi dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya. Sampai sekarang, virus telah menyebar ke lebih dari 200 negara dan daerah di seluruh dunia. Saat ini, kita dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi organisasi yang bermanfaat dan dibutuhkan. Sebuah organisasi terdiri atas orang-orang. Tanpa orang, tidak akan ada organisasi. Tanpa organisasi, kekuatan orang-orang tidak akan terhimpun. Kekuatan orang-orang yang terhimpun ini dapat dikerahkan secara maksimal di saat-saat yang paling dibutuhkan. Begitulah dunia kita, terdiri atas aspek ruang, waktu, dan hubungan antarmanusia.

Dalam ruang yang begitu luas, kita dapat mempererat hubungan antarmanusia. Kita berusaha sepenuh hati dan tenaga untuk memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Waktu terus berlalu. Harap semua orang bersungguh hati setiap saat.

Terima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai puluhan ribu. Saya berharap semua orang dapat mendengar semangat ini dan memanfaatkan waktu untuk meningkatkan nilai kehidupan.

Hanya ketika bersumbangsih, barulah kehidupan kita menjadi bernilai. Tanpa bersumbangsih, kehidupan tidaklah bernilai. Harap semuanya lebih bersungguh hati.  

Berani memikul tanggung jawab di tengah pandemi
Mengenakan baju zirah dan maju ke medan perang menghadapi pandemi
Mengendalikan diri, bervegetaris, dan melindungi kehidupan
Menghimpun kebajikan, memperluas cinta kasih, dan memperpanjang tali kasih
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 Juni 2021
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -