Ceramah Master Cheng Yen: Berani Mengemban Tanggung Jawab untuk Menyucikan Hati Manusia


Kehidupan manusia tidaklah kekal. Ketidakkekalan adalah kebenaran dalam hidup. Itu adalah prinsip paling nyata dalam kehidupan. Waktu akan terus berlalu. Fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran serta lahir, tua, sakit, dan mati juga merupakan bagian dari ketidakkekalan.

“Pada tanggal 21 September 1999 pukul 01.47 dini hari, terjadi Gempa 921 yang teramat dahsyat dan tidak bisa kita lupakan. Setelah gempa itu terjadi, Tzu Chi dengan segenap kekuatan terlibat dalam penanggulangan bencana. Master lalu berkata bahwa kelak, jika terjadi gempa, rumah sakit dan sekolah tidak boleh runtuh. Karena itu, Master mempertimbangkan untuk mengupayakan struktur bangunan yang tahan gempa,” kata Hong Jing Yuan Kepala Divisi Penyuntingan Sejarah Yayasan Tzu Chi.

“Pada 51 sekolah yang kita bangun kembali, digunakan struktur SRC serta ditambahkan beberapa lapis besi beton dan semen, bahkan di bangunan sekolah yang tidak tinggi. Upaya itu dilakukan untuk memastikan bangunannya kokoh berdiri hingga ribuan tahun. Kalaupun terjadi gempa, siswa tetap bisa duduk di dalam, tidak perlu khawatir dan berebut keluar. Untuk itu, bangunannya harus kokoh,” pungkas Hong Jing Yuan.

Jing Yuan telah berbagi tentang Gempa 921, yang menekankan pada ketidakkekalan dunia. Namun, yang terpenting ialah kejadian ini memperkuat hubungan antarmanusia. Karena adanya Gempa 921, insan Tzu Chi bersatu hati dan bergotong royong untuk membantu penanggulangan gempa. Ketika seruan dikeluarkan, insan Tzu Chi yang merespons teramat banyak.

Ketika teringat dahsyatnya guncangan Gempa 921, saya juga mengingat dedikasi insan Tzu Chi kala itu. Gempa bumi meruntuhkan banyak sekolah Tzu Chi pun terlibat dalam pembangunan kembali sekolah-sekolah itu. Lalu, saya berkata bahwa kita harus memastikan sekolah yang kita bangun ulang itu dapat bertahan selama 1.000 tahun.


Saat mengunjungi lokasi konstruksi, saya selalu mencoba merasakan besi beton di sana. Besi beton telah diikat, tetapi belum dicor. Begitu memasuki lokasi konstruksi, saya akan meraih besi beton dengan tangan saya dan mengguncangkannya satu per satu. Meskipun belum dicor, semuanya tidak bergerak. Besi beton akan diperkuat lebih lagi setelah setiap bagiannya tertutupi dengan semen.

Ketika mengenang bagaimana kita menyesuaikan bangunan 2 atau 3 lantai kita dengan standar kualitas bangunan 5 atau 6 lantai, saya jadi teringat betapa sulit dan melelahkannya segala usaha untuk pembangunan itu. Tanggung jawab yang perlu diemban sangat besar. Kita juga menerima pujian dan kritik. Kita harus bersabar dan tahan uji agar benar-benar mampu mengatasi tantangan.

Saya sangat bersyukur atas kesatuan hati banyak orang. Kini, Tzu Chi terus membuka diri. Orang yang bergabung di Tzu Chi kian bertambah dengan kemampuan yang beragam jenisnya. Dalam kehidupan ini, selama bersedia mengemban tanggung jawab, kita tidak takut akan kekurangan kekuatan. Justru dengan memberi, kita mendapat lebih. Apa yang kita dapatkan? Rasa pencapaian di dalam hati kita.

Saat menginventarisasi apa yang telah dilakukan, kita sadar bahwa kita telah menciptakan nilai. Usaha kita selama puluhan tahun ini sangat bernilai dan telah membawa ketenteraman di dunia. Yang membuat saya lebih gembira lagi ialah kita telah membangun kembali banyak sekolah setelah Gempa 921, Topan Morakot, dan bencana-bencana lainnya.


Kita sungguh perlu menginventarisasikannya dengan baik supaya insan Tzu Chi dapat melihat dan mengapresiasi pencapaian mereka selama ini. Kalian harus tahu bahwa setiap harinya, saya mengkhawatirkan kondisi dunia, apalagi dengan keadaan Bumi di zaman sekarang.

Kita semua tinggal di Bumi, tetapi udara yang kita hirup begitu tercemar. Bumi, udara, dan manusia saling terhubung. Masalah terbesar sesungguhnya ialah ulah manusia yang membuat udara tercemar dan menyebabkan ketidakselarasan empat unsur, yakni tanah, air, api, dan angin. Tindakan manusialah yang mengakibatkan ini semua. Jadi, sangat penting untuk menyucikan hati manusia.

Selama puluhan tahun ini, kita menjalankan Tzu Chi dari tidak ada sampai menjadi ada. Setiap hari, setiap bulan, dan setiap tahunnya, kita terus berusaha menyucikan hati manusia, menciptakan masyarakat yang harmonis, dan berdoa semoga dunia terbebas dari bencana. Ini telah dilakukan setiap waktu. Sekarang, kita semua harus tetap bekerja sama dengan satu hati dan harmonis.

Insan Tzu Chi dari seluruh dunia selalu hadir dalam pertemuan mingguan kita. Kalian semua hendaknya mendengarkan perkataan saya dengan baik. Apa yang ingin saya katakan adalah apa yang baru saja kalian bahas dan laporkan, yakni sebuah pengingat bahwa Bumi ini sesungguhnya tidak besar dan kita sangatlah kecil. Jadi, kita semua perlu bersatu hati dan bergotong royong serta tidak boleh menyerah.


Insan Tzu Chi di banyak negara mendengarkan perkataan saya pada pertemuan mingguan kita ini. Kalian hendaknya jangan hanya mendengar sambil lalu, melainkan juga menyerukan kepada lebih banyak orang untuk turut melakukan hal yang kalian lakukan. Beginilah cara kita menginspirasi berkali-kali lipat lebih banyak orang untuk bersatu hati membawa manfaat bagi dunia.

Dengan begitu, di mana pun terjadi bencana, informasinya dapat tersebar dengan cepat dan bantuan dapat segera terhimpun. Baik dalam bencana kecil maupun besar, kita pasti dapat menyalurkan bantuan. Bagaimana cara menyebarkan ajaran Buddha ke seluruh dunia? Para kaum monastik dan perumah tangga harus bersama-sama mendengar, menerima, dan mempraktikkan ajaran tersebut. Saya berharap kalian semua bersungguh hati.

Lihatlah bagaimana kita berpartisipasi dalam pertemuan PBB. Kita harus selalu bersungguh-sungguh dalam membawa semangat Tzu Chi dalam ajang internasional seperti ini. Ini bukan demi popularitas, melainkan untuk meneruskan kekuatan cinta kasih dan menyucikan hati manusia. Dengan begitu, kita dapat membawa kedamaian bagi dunia.

Saya sangat mengkhawatirkan pencemaran udara dan alam yang dapat menyebabkan kerusakan dan krisis di Bumi. Jika hati manusia belum tersucikan, akan sulit untuk memurnikan alam dan udara. Jadi, kita harus mengemban tanggung jawab ini dengan sungguh-sungguh. 

Menyadari kebenaran akan ketidakkekalan
Menginventarisasi kehidupan dan berani mengemban tanggung jawab
Satu ajakan memanggil banyak orang untuk bekerja sama
Menyucikan hati manusia serta berdoa untuk kedamaian dan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 September 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 23 September
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -