Ceramah Master Cheng Yen: Berbuat Baik, Berbakti, dan Giat Melatih Diri
Tahun ini, kita memperingati 25 tahun dibentuknya Tzu Ching.
Setiap tahun, di saat seperti ini, anggota Tzu Ching dari berbagai Negara berkumpul
di Taiwan. Beberapa hari ini, mereka berbagi tentang kebajikan dan bagaimana
membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Mereka melihat penderitaan di dunia
dan bersumbangsih bersama. Selain membina jalinan kasih sayang tak berujung dan
cinta kasih tak terbatas, mereka juga tahu bahwa berbakti dan berbuat baik
tidak bisa ditunda.
Kemarin, pagi-pagi sekali, meski turun hujan gerimis dan
sangat dingin, tetapi mereka tetap berangkat dari Aula Jing Si sekitar pukul
empat pagi. Mereka berjalan kaki menuju Griya Jing Si. Mereka berjalan dari langit
masih gelap hingga terang. Meski cuaca sangat dingin, tetapi mereka tetap maju
selangkah demi selangkah. Mereka menapaki jalan yang dahulu kita lalui saat
membangun rumah sakit dan sekolah.
Para anggota Tzu Ching sungguh sangat antusias. Yang mengagumkan
adalah pada usia muda, mereka bisa memperhatikan dunia ini. Saya sering
mengulas tentang ketulusan. Dengan ketulusan, kita berikrar menyelamatkan semua
makhluk. Kita harus membangkitkan ketulusan dan sepenuh hati bersumbangsih
dengan cinta kasih untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.
Dengan merangkul semua makhluk, barulah kita bisa
memperhatikan sesama. Ada banyak anggota Tzu Ching yang usianya belum mencapai
20 tahun. Jadi, kemarin saya bertanya pada mereka, “Saat Tzu Ching dibentuk, di
mana kalian? Berapa usia kalian sekarang? Apakah saat itu kalian sudah lahir?”
Mereka belum lahir. Lalu, mengapa mereka terus berpikir untuk mengikuti langkah
saya? Mengapa mereka memandang penting ajaran saya dan hati mereka begitu dekat
dengan saya? Saya yakin mereka adalah relawan Tzu Chi yang telah kembali.
Berhubung dahulu telah menabur benih, maka kita bisa
memperpanjang jalinan jodoh dan kasih sayang. Ada banyak insan Tzu Chi yang
berikrar untuk menjadi murid saya dari kehidupan ke kehidupan. Guru dan murid
menjalin kasih sayang yang mendalam. Murid-murid saya yang sudah lanjut usia
selalu berkata pada saya bahwa mereka akan kembali menjadi murid saya.
Jadi, kita bisa melihat para anggota Tzu Ching yang penuh
ketulusan kasih sayang. Tzu Ching telah dibentuk 25 tahun. Saya berharap para
anggota Tzu Ching di berbagai Negara dapat bertumbuh menjadi pohon besar dan menghasilkan
benih yang tak terhingga. Inilah harapan terbesar saya. Terima kasih.
Kita juga melihat di Afrika Selatan, diadakan kebaktian
setiap bulan. Relawan muda dari Namibia juga menggenggam waktu dan pergi ke sana
untuk mengikuti kebaktian. Kali ini, mereka juga mengunjungi saudara se-Dharma
yang sudah lanjut usia. Melihat para relawan lansia masih memikirkan tentang
Tzu Chi, para relawan muda sangat terinspirasi. Relawan muda juga diajak mengunjungi
warga kurang mampu. Demikianlah relawan senior setempat mewariskan semangat Tzu
Chi kepada generasi muda.
Terhadap relawan lansia, mereka mencurahkan perhatian. Terhadap
relawan muda, mereka memberi bimbingan. Inilah yang disebut mencurahkan
perhatian kepada saudara se-Dharma. Mereka menjadi teladan nyata untuk
membimbing relawan muda dengan harapan butir demi butir benih kebajikan dapat
bertumbuh menjadi pohon besar dan kembali menghasilkan benih yang tak
terhingga.
Saya sangat tersentuh dan terhibur. Kini, dunia ini sungguh
penuh dengan penderitaan. Selain kebakaran hutan di Amerika Serikat, kita juga
bisa melihat letusan gunung berapi di Indonesia. Kebakaran dan letusan seperti
ini dapat menimbulkan polusi udara. Bencana-bencana yang terjadi di berbagai
Negara juga berdampak bagi kita. Jangan mengira itu tidak berkaitan dengan kita
karena terjadi di tempat yang jauh.
Kita harus memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh
dunia. Contohnya Filipina. Penyaluran bantuan kita belum berakhir, wilayah
selatan Filipina kembali dilanda bencana besar. Kondisi dunia ini sungguh
memprihatinkan. Singkat kata, dibutuhkan orang yang memiliki keteguhan dan
ketulusan.
Ada seorang anggota Tzu Ching yang berkata bahwa dia
bersedia menggantikan saya memikul bakul beras bagi dunia. Seorang anggota Tzu
Ching lain yang juga merupakan seorang Qingxiushi berkata padanya bahwa bakul
beras yang saya pikul sangat berat dan sulit dipikul. Dia berkata bahwa meski
sangat berat, dia tetap bersedia memikulnya. Saya sangat tersentuh karena dia
tidak mundur. Dia telah siap mental untuk memikul tanggung jawab ini.
Dengan adanya kekuatan ikrar, seekor semut kecil juga bisa mendaki Gunung Sumeru. Dengan menghimpun kekuatan bersama, semut kecil juga bisa menggerakkan Gunung Sumeru. Orang-orang zaman dahulu berkata bahwa
pasukan semut dapat mengangkat biskuit besar. Ini bukanlah
hal yang mustahil. Asalkan semua orang membangkitkan cinta kasih yang tulus, saya
yakin kita bisa melenyapkan penderitaan semua makhluk. Ini bukanlah harapan
kosong, melainkan harapan yang bisa diwujudkan.
Berbuat baik,
berbakti, dan giat melatih diri
Berikrar
menyelamatkan semua makhluk dengan ketulusan
Menginspirasi benih
kebajikan dan memperpanjang jalinan kasih sayang
Memperhatikan seluruh dunia dan menjalankan ikrar agung
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Desember 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Desember 2017