Ceramah Master Cheng Yen: Berbuat Baik untuk Menciptakan Ketenteraman Dunia

Kita bisa melihat Sekolah Dasar dan Menengah Tzu Chi di Tainan. Lingkungannya seperti rumah berhalaman yang penuh kehangatan, rapi, dan bersih. Hanya dengan melihatnya saja, saya tahu bahwa itu adalah lingkungan belajar yang sangat bagus.

Lihatlah anak-anak di sana yang memandu saya dengan penuh sopan santun. Mereka mengajak saya berkeliling dan mengingatkan saya, "Kakek Guru, hati-hati melangkah. Di sini ada anak tangga. Berhati-hatilah."

Saat ada anak tangga kecil, mereka juga mengingatkan saya. Saat ada paving block yang tidak rata, mereka juga mengingatkan saya, "Kakek Guru, di sini jalannya tidak rata. Kakek Guru harus hati-hati melangkah." Mereka mengingatkan saya pada setiap langkah. Sungguh penuh kehangatan.

Kami berjalan sambil bergandengan tangan. Dengan sangat refleks, mereka menggandeng tangan saya dengan tangan kecil mereka. Mereka juga mengenalkan kepada saya, "Ini adalah kebun sayur kami. Sayur-sayuran ini ditanam oleh murid-murid dari kelas kami." Mereka mengajak saya ke kebun dan memperkenalkan pada saya sayur yang bisa dimakan mentah.


Karena tidak pernah memakan sayur mentah, saya tak pernah melihat sayur seperti itu. Mereka menjelaskan kepada saya dengan sangat mendetail. Inilah pendidikan kita.

Kemudian, saya juga melewati tempat pembagian kotak makan. Kepala sekolah memberi tahu saya bahwa sebelum mulai makan, mereka selalu memberi tahu para murid untuk menghargai berkah. Makanan harus dihabiskan agar tidak menyisakan sampah dapur.

Dalam menyosialisasikan kegiatan daur ulang, kita hendaknya mengimbau orang-orang untuk tidak menyisakan sampah dapur. Janganlah kita mengambil terlalu banyak makanan, lalu tidak menghabiskannya sehingga ia menjadi sampah dapur. Pendidikan ini harus kita perkuat.

Saat hidup dalam kecukupan, kita hendaknya memikirkan orang-orang yang tengah dilanda kelaparan. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Saya sering memberi tahu kalian bahwa kita harus menyadari berkah saat melihat penderitaan dan kembali menciptakan lebih banyak berkah.

 

Saya sering mengimbau orang-orang untuk cukup makan 80 persen kenyang. Kita tidak perlu makan hingga kenyang 100 persen. Pola makan 80 persen kenyang adalah yang paling sehat. Bagaimana dengan 20 persen sisanya? Cukup makan 80 persen kenyang dan gunakan 20 persen sisanya untuk membantu orang. Jika ada 4 orang yang menerapkan pola makan 80 persen kenyang, maka sudah bisa mengenyangkan perut 1 orang.

Relawan Tzu Chi di Myanmar selalu mengajak orang untuk menyisihkan segenggam beras. Kini mereka sudah dapat menyisihkan lebih dari 23 ribu kg beras dalam sebulan. Berapa banyak keluarga yang bisa terbantu? Lebih dari 400 keluarga kurang mampu yang terbantu. Inilah yang dimaksud tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran padi dapat memenuhi lumbung.

Gabungan dari kekuatan kecil dapat membentuk kekuatan yang besar. Demikianlah kekuatan besar terbentuk. Dengan menyisihkan segenggam beras sebelum memasak, apakah akan membuat anggota keluarga kelaparan? Itu hanya dari 100 persen kenyang berubah menjadi 80 persen kenyang. 80 persen kenyang adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan. Sisa 20 persennya dapat dihimpun untuk membantu banyak orang.

Bodhisatwa sekalian, gabungan dari beberapa genggam beras dapat digunakan untuk memasak sepanci nasi. Tetes demi tetes air yang digabungkan dapat memenuhi tong. Antarsesama manusia juga hendaknya saling berbagi berkah. Masyarakat yang menciptakan berkah baru dapat hidup aman dan tenteram.

 

Saat setiap keluarga membangkitkan niat baik, baru kehidupan di komunitas dapat aman dan tenteram dan seluruh masyarakat dapat hidup harmonis. Karena itu, selain sangat berterima kasih, saya juga sangat memuji para relawan. Kalian harus tahu bahwa kita dapat hidup di tengah masyarakat yang aman, tenteram, dan harmonis berkat kerja keras kalian. Kalian semua telah bersumbangsih dengan tulus dan penuh cinta kasih.

Murid Jing Si di Tainan berikrar dengan tulus kepada Master. Master telah mendedikasikan diri sepenuhnya untuk berjuang demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk; mengerahkan segenap jiwa dan tenaga untuk membentangkan jalan cinta kasih. Kami berikrar untuk bersungguh hati mendengar Dharma dan giat melatih diri. Kami berikrar untuk memetik pelajaran besar. Kami akan menyosialisasikan pola makan vegetaris. Kami akan bervegetaris. Kami semua akan bervegetaris. Kami akan bekerja sama untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia. Saya bersedia. Saya bersedia. Kami semua bersedia. Kami akan menjaga mazhab Tzu Chi dan silsilah Dharma Jing Si dari kehidupan ke kehidupan. Saya akan menjaga. Saya akan menjaga. Kami semua akan menjaga. Kami akan mengikuti setiap langkah Master dengan erat. Apa pun yang ingin dilakukan oleh Master, kami sebagai murid akan berusaha segenap hati dan tenaga,” ikrar murid Jing Si di Tainan.

Bodhisatwa sekalian, kalian telah membangun ikrar dan tekad. Jangan pernah melupakan momen ini selamanya dan dari kehidupan ke kehidupan.


Tetes demi tetes cinta kasih harus terus dihimpun untuk menciptakan berkah bagi semua makhluk. Sungguh, ada banyak orang di dunia yang membutuhkan keteladanan cinta kasih kita untuk dijadikan sebagai panutan mereka. Orang yang hidup kekurangan, menderita, dan dilanda bencana membutuhkan bantuan dari kita.

Bodhisatwa sekalian, saya sangat berterima kasih dan merasa tenang. Kalian telah mengukir ajaran Buddha di dalam hati. Saya sangat gembira. Saya juga akan berusaha segenap hati dan tenaga untuk terus membabarkan Dharma.

Janganlah lupa bahwa saya juga mengalami hukum alam. Namun, kita bisa merasa tenang karena kita telah membangun ikrar dari kehidupan ke kehidupan. Semoga kita dapat memegang teguh ikrar dan tekad kita dari kehidupan ke kehidupan dan dengan sepenuh hati.

Marilah kita bersumbangsih bersama-sama bagi semua makhluk di dunia ini untuk selama-lamanya. Untuk menciptakan dunia yang aman dan tenteram, hati kita harus selalu sejalan dengan Dharma.

Semoga kita semua dapat terus mengembangkan berkah dan kebijaksanaan serta bersama-sama mempraktikkan Jalan Bodhisatwa sesuai Sutra Bunga Teratai.

Membangun keteladanan budi pekerti dan pendidikan yang baik
Menyisihkan beras untuk membantu orang yang kelaparan
Puluhan ribu keluarga bersama-sama mengulurkan tangan untuk membantu
Menciptakan keharmonisan masyarakat demi terwujudnya dunia yang tenteram

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Januari 2021            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Januari 2021
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -