Ceramah Master Cheng Yen: Berdoa bagi Ketenteraman Dunia


Kita harus senantiasa ingat bahwa kehidupan ini tidaklah kekal. Kita bisa melihat bahwa kini, seluruh dunia tidak tenteram. Perubahan iklim dan penyebaran pandemi COVID-19 merupakan bencana besar bagi dunia ini. Dunia ini tengah menghadapi ujian besar.

Lihatlah, krisis air terjadi di seluruh dunia. Air merupakan sumber kehidupan bagi bumi, manusia, dan segala sesuatu di dunia ini. Tanpa air, tanaman pangan tidak bisa bertumbuh. Tanpa air, manusia juga tidak bisa bertahan hidup. Jadi, air sangatlah penting.

Di seluruh dunia, bencana alam terjadi silih berganti. Selain itu, kita juga melihat ketidakselarasan pikiran manusia. Akibat timbulnya noda dan kegelapan batin, terjadilah pergolakan di tengah masyarakat. Singkat kata, bencana akibat ulah manusia, bencana alam, dan pandemi yang serius terjadi bersamaan.

Saat ini, kita bagaikan berada di dalam kapal yang berada di atas air. Kita jangan panik. Sebaliknya, kita harus tenang. Pada saat yang sama, kita juga harus menaati aturan dan sila. Meski terjangan ombak membuat kapal ini terombang-ambing, tetapi jika semua orang bersatu hati menuju arah yang sama serta menaati aturan dan sila, maka kapal yang berlayar di alam semesta ini pasti bisa melewati terjangan ombak dengan aman dan selamat.
 

Di alam semesta yang luas ini, Bumi hanya ada satu. Bumi di alam semesta yang luas ini bagaikan sebuah kapal di laut. Semoga Bumi di alam semesta ini dapat tenteram dan semua makhluk di Bumi ini aman dan selamat. Niat seperti ini hendaklah diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan hati penuh cinta kasih, kita mengasihi dan melindungi semua makhluk.

Hewan adalah makhluk bernyawa. Begitu pula dengan manusia. Manusia, hewan, dan tumbuhan, ketiganya eksis di dunia ini. Namun, manusia sebagai makhluk yang berakal malah melukai, membunuh, dan menyiksa hewan. Kita hendaknya membangkitkan cinta kasih dan membiarkan hewan hidup secara alami. Mereka terlahir sebagai hewan karena karma mereka. Janganlah kita melukai mereka.

Pada bulan Mei ini, Tzu Chi Filipina memperingati ulang tahun Tzu Chi di Ormoc. Ada seekor kerbau yang turut melakukan ritual namaskara bersama pemiliknya. Semua makhluk memiliki perasaan. Jadi, kita hendaknya menghormati kehidupan, bukan hanya kehidupan manusia, tetapi juga kehidupan hewan.
 

Saya bersyukur atas cinta kasih insan Tzu Chi selama 55 tahun ini. Kita memperingati ulang tahun Tzu Chi yang ke-55. Selama 55 tahun ini, saya terus berkata bahwa saya bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi. Berkat himpunan cinta kasih kalian, barulah kini Tzu Chi bisa menjangkau berbagai negara. Di mana pun ada bencana dan penderitaan, asalkan bisa menjangkaunya, kita selalu memberikan bantuan. Kita telah menjangkau lebih dari seratus negara. Ini sungguh membuat saya terharu dan bersyukur.

Tzu Chi sudah berdiri 55 tahun. Berawal dari himpunan donasi 50 sen, kita dapat menjalankan misi amal hingga bantuan internasional dan kesehatan. Di Taiwan saja, Tzu Chi memiliki tujuh rumah sakit. Dahulu, berhubung ada daerah-daerah yang kekurangan fasilitas medis, kita pun mendirikan rumah sakit di daerah tersebut. Inilah yang mendorong kita untuk mendirikan RS Tzu Chi Hualien, RS Tzu Chi Dalin, dan RS Tzu Chi Taichung.

Suatu kali, saya menjenguk anak insan Tzu Chi di sebuah rumah sakit di Taichung. Saat itu, dokter di rumah sakit tersebut masih terbatas. Saat masuk ke rumah sakit itu, saya melihat banyak pasien di UGD. Pemuda yang ingin saya jenguk tengah berbaring di ranjang di koridor. Di koridor itu disusun banyak ranjang untuk pasien yang menanti penanganan darurat. Pemuda yang ingin saya jenguk ini adalah salah satunya. Kondisinya sudah sekarat dan entah kapan dokter dapat menanganinya.

 

Saat itu, Relawan Wu yang mengantar saya. Dalam perjalanan pulang, saya berkata, "Taichung begitu kekurangan fasilitas medis?" Dia berkata, "Ya, Master. Di Taichung, pasien yang sakit parah akan dirujuk ke Taipei atau Kaohsiung. Sebagian besar dirujuk ke Taipei. Yang lebih menyedihkan, sebagian pasien meninggal dalam perjalanan. Saat ingin pergi menjenguk kerabat atau teman, juga ada yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan lalu lintas."

Saat mendengar hal ini, saya sungguh sangat sedih. Jadi, saat jalinan jodoh matang, Tzu Chi pun mendirikan rumah sakit di Taichung. Kini skala RS Tzu Chi Taichung juga tidak kecil. Sungguh, demikianlah insan Tzu Chi. Apa yang saya katakan, mereka akan mewujudkannya. Saya sangat bersyukur.

Belakangan ini, saya bisa melihat kalian tekun dan bersemangat melatih diri. Sungguh, banyak kisah yang menyentuh.

Tahun ini, Tzu Chi sudah berusia 55 tahun. Melihat seluruh dunia dilanda bencana, saya merasa sangat tidak tega. Insan Tzu Chi sangatlah banyak. Saya berharap saat berada di rumah, setiap orang dapat menyalakan komputer, tablet, dan ponsel untuk berdoa bersama demi ketenteraman dunia. Inilah yang saya butuhkan.

Pandemi sangat parah dan banyak bencana terjadi
Menaati aturan, menghimpun cinta kasih, dan mengingat ketidakkekalan
Menakhodai kapal untuk menyelamatkan dunia dengan welas asih
Berdoa semoga dunia tenteram dan semua makhluk selamat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Mei 2021
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -