Ceramah Master Cheng Yen: Berdoa untuk Kedamaian Dunia dengan Hati yang Murni dan Tulus


“Hari ini adalah peringatan Hari Lahir Buddha, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Dengan tulus, kita ungkapkan rasa syukur kita atas budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk. Kami mengundang Master dan Sangha Griya Jing Si untuk memimpin hadirin mengungkapkan rasa hormat yang setinggi-tingginya dengan memberikan penghormatan yang paling tulus. Dengan tulus bersyukur atas budi luhur Buddha; dengan tulus bersyukur atas budi luhur orang tua; dengan tulus bersyukur atas budi luhur semua makhluk.”

Kita hendaknya bersyukur atas budi luhur Buddha, budi luhur orang tua, budi luhur semua makhluk, serta budi luhur angin, air, dan tanah. Dalam kehidupan ini, kita hendaknya memiliki hati yang penuh syukur. Rasa syukur adalah hal yang paling bajik, paling indah, dan paling harmonis.

Lihatlah kita semua saat ini. Semua orang dipenuhi dengan ketulusan dan rasa syukur. Bukankah ini adalah hal yang indah? Suasana ini diiringi embusan angin sepoi-sepoi dengan sinar matahari yang lembut dan hangat. Kini, hati kita semua telah bersatu dalam ketulusan dan keindahan. Bukankah ini merupakan berkah di dunia?

Kita sangat bersyukur atas budi luhur orang tua yang telah membesarkan kita. Setiap orang dari kita dilahirkan, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tua hingga bisa seperti sekarang. Selain itu, kita juga bersyukur atas budi luhur Buddha dan guru kita.

Buddha datang ke dunia untuk membimbing kita agar kita memahami prinsip kebenaran alam semesta dengan jelas. Kita juga perlu bersyukur atas bimbingan dari guru kita sehingga kita bisa mengerti norma sebagai manusia. Kita pun harus bersyukur pada semua orang di dunia atas kebaikan dan cinta kasih mereka. Hal yang patut kita syukuri tak habis disebutkan satu per satu. Yang terpenting ialahpada setiap hari, setiap menit, dan setiap detik, kita hendaknya berinteraksi dengan orang dengan hati yang tulus.


Terhadap orang tua, kita hendaknya menunjukkan sikap bakti kita. Dalam menghadapi segala hal di dunia ini, hendaknya kita secara sadar melakukan yang terbaik dalam segala hal dan bersumbangsih dengan perilaku yang benar. Dengan demikian, barulah kehidupan manusia bisa harmonis dan indah. Keindahan itu tumbuh dari hati yang tulus. Bukankah kebenaran, kebajikan, dan keindahan adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan momen saat ini?

Semoga kita bisa menjaga niat baik kita saat ini dalam setiap detik kehidupan kita serta dapat bekerja sama dengan semua orang dengan satu hati, harmonis, dan saling mengasihi. Kebaikan ini hendaknya ada di setiap detik dan momen kehidupan kita. Kita tidak perlu pergi jauh untuk mencari Buddha ke Puncak Burung Nasar. Pada momen ini, bukankah kita seperti menyatu dengan Buddha di Puncak Burung Nasar?

Kita berkumpul bersama, meneladan Buddha, mempelajari Dharma, dan memahami kebenaran agung di dunia ini dengan sungguh-sungguh. Di waktu dan momen ini, kita menunjukkan keindahan dari kebenaran dan kebajikan. Dengan hati yang tulus, kita bagai menjalankan pemandian rupang Buddha di Puncak Gunung Nasar.


“Bersujud di kaki Buddha; berikrar dengan tulus; menerima keharuman Dharma; semoga dipenuhi kebaikan dan berkah.”

Buddha pada hakikatnya murni dan suci. Beliau datang ke dunia untuk membimbing orang-orang. Pada momen pemandian rupang Buddha ini, kita hendaknya mengingatkan diri kita sendiri untuk menjaga hati kita agar selalu murni dan jangan sampai tercemar. Inilah yang disebut membimbing.

Saya bersyukur karena pada momen saat ini, terdapat orang-orang dari 14 negara yang terhubung dengan kita secara daring. Upacara ini disiarkan langsung dari Hualien dan dapat disaksikan di banyak negara. Karena itulah, saya selalu berkata bahwa saya sangat bersyukur. Banyak hal yang patut disyukuri dan tak habis diucapkan.

Saya bersyukur kepada langit dan bumi. Saya juga bersyukur atas teknologi yang ada saat ini. Saya bersyukur kepada orang-orang yang penuh cinta kasih yang telah menyatukan niat baik untuk mewujudkan cinta kasih agung. Cinta kasih agung ini ada di mana-mana.

Saya bersyukur kepada setiap relawan. Misi amal yang ada dalam Empat Misi Tzu Chi telah menjangkau seluruh dunia, sedangkan untuk misi kesehatan kita di Taiwan, kita telah memiliki 9 fasilitas medis, termasuk rumah sakit dan klinik, yang senantiasa melindungi kehidupan, melindungi kesehatan, dan menjunjung tinggi cinta kasih.


Saya juga bersyukur atas badan misi budaya humanis kita, yakni Da Ai TV, yang selalu menyebarkan pesan kebajikan ke seluruh dunia agar semua orang dapat mendengar berita baik, menyaksikan tindakan yang penuh kebajikan, dan mengimplementasikan niat baik mereka. Inilah yang disebut menjernihkan hati manusia.

Melalui upacara pemandian rupang Buddha kali ini, hendaknya kita menjernihkan hati kita. Hati kita adalah hati Buddha dan hati Buddha itu murni. Dengan demikian, dunia kita pun akan menjadi jernih, damai, dan tenteram. Saya mendoakan kalian dengan tulus.

Semoga cuaca dan iklim senantiasa bersahabat. Semoga semua orang hidup tenteram dan dunia senantiasa damai. Terima kasih, saya mendoakan semuanya. Semoga semuanya senantiasa mengembangkan berkah di dunia ini. Terima kasih, semuanya. Semoga semuanya dapat menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih, saya mendoakan semuanya.   

Tulus bersyukur atas kebenaran, kebajikan, dan keindahan
Menyucikan pikiran dan memberi penghormatan kepada Buddha
Persamuhan Puncak Burung Nasar membangkitkan niat baik
Berdoa untuk dunia yang damai dan cuaca yang bersahabat

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 14 Mei 2024
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -