Ceramah Master Cheng Yen: Berdoa untuk Keharmonisan Dunia dengan Cinta Kasih


Saya sering kali berkata bahwa saat hidup aman dan tenteram, hendaklah kita menyadari berkah dan bersyukur. Rasa syukur kita menunjukkan bahwa kita masih hidup aman dan tenteram. Setiap momen dari ketenteraman hidup patut kita syukuri karena kehidupan ini tidak kekal dan sangat sulit untuk menjaga orang ataupun materi agar tetap tidak berubah.

Kita juga sangat sulit untuk memastikan bahwa kita tidak akan berhenti bernapas ataupun lingkungan hidup kita tidak akan mengalami perubahan di momen berikutnya. Karena itulah, Buddha mengajari kita tentang ketidakkekalan hidup. Hendaklah kita memahami ketidakkekalan hidup. Dengan begitu, barulah kita akan menghargai kehidupan dan orang-orang di sekitar kita serta bersyukur karena kita masih hidup.

Kita juga harus lebih memahami tentang sebab dan kondisi. Kita harus memperhatikan sebab dan kondisi yang kita temui setiap hari. Kita harus menjalin jodoh baik dengan orang yang kita temui dan mengingatkan diri sendiri untuk menyadari sebab kita melakukan sesuatu. Mengapa kita mengangkat tangan? Karena kecenderungan dan pilihan kita.

Kita mengangkat tangan untuk memindahkan sebuah benda karena kita hendak memindahkannya ke posisi yang memuaskan bagi kita. Bahkan tindakan kecil seperti itu pun memiliki sebab di baliknya. Hanya karena kita tidak ingin melihat benda itu berada di sana, kita pun memindahkannya ke posisi yang kita inginkan.


Sungguh, untuk tindakan sekecil itu pun tidak terlepas dari sebab. Inilah yang disebut hukum sebab akibat. Karena kita berpikir benda itu tidak berada di posisi yang tepat, kita pun memindahkannya ke tempat yang kita inginkan. Jadi, kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari sebab. Jika kita berpikir bahwa posisi ini juga tidak tepat, lalu memindahkannya kembali ke posisi semula, tindakan sekecil itu pun tidak terlepas dari sebab.

Tindakan memindahkan merupakan kondisi dan kembalinya benda itu ke tempat semula merupakan buah. Hasilnya, kita pun merasa bahwa lebih baik mengembalikan benda itu ke posisi semula. Inilah hukum sebab akibat. Jadi, setiap hari, kita harus mengingatkan diri sendiri untuk memikirkan sebab dari perbuatan kita, sungguh-sungguh memperhatikan kondisinya, dan merenungkan buah yang mungkin dihasilkan.

Saat melihat orang berjalan mendekati kita, dalam hati kita pun telah bersiap-siap untuk menyapanya dan menunjukkan keramahan kita lewat senyum di wajah kita. Dengan demikian, kita dapat meninggalkan kesan yang baik pada orang lain dan menjalin jodoh baik dengan mereka. Di saat kita mengalami kesulitan atau sedang mengangkat barang yang berat, mereka pun akan segera datang membantu kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, jika semua orang dapat berinteraksi seperti itu, kehidupan kita pun akan penuh dengan kebahagiaan, keharmonisan, dan ketenteraman. Lihatlah bagaimana sebuah tindakan kecil dapat membawa keharmonisan dan ketenteraman bagi dunia.


Lihatlah kondisi warga di Ukraina. Mereka bagaikan berada di neraka. Setiap saat, mereka hidup dalam ketakutan dan tidak punya pilihan selain terus melarikan diri. Menyaksikan tayangan seperti itu, saya sungguh merasa sangat tidak sampai hati. Jadi, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan agar tidak menimbulkan pertikaian.

Kita juga harus menjaga hati dan pikiran kita serta menjaga ketenteraman dunia dengan cinta kasih kita. Jika setiap orang membangkitkan cinta kasih, bencana akibat ulah manusia pun tidak akan terjadi. Janganlah kita meremehkan cinta kasih yang kita miliki. Saya sering berkata bahwa sekalipun cinta kasih kita bagaikan cahaya samar-samar dari seekor kunang-kunang, kita pun tidak boleh meremehkannya.

Kita semua bersedia menjadi kunang-kunang dan berharap dapat menginspirasi semua orang di sekitar kita untuk melakukan hal yang sama. Hanya ketika semua orang berhimpun untuk menerangi dunia, barulah penderitaan yang memilukan di tempat-tempat yang jauh dapat terlihat. Cahaya cemerlang kita juga dapat membawa harapan dan menunjukkan arah bagi orang-orang yang menderita. Kita semua bisa melakukannya.

Mari kita bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Setiap tempat di dunia ini merupakan ladang pelatihan Bodhisatwa. Mari kita mengulurkan tangan kita untuk membantu yang membutuhkan seperti Bodhisatwa Avalokitesvara. Kita juga harus meneladan ikrar agung Bodhisatwa Ksitigarbha. Asalkan memiliki ikrar, kita pasti akan memiliki kekuatan. Asalkan memiliki tekad, kita pasti akan memiliki cara untuk menciptakan berkah.


Jika setiap orang dapat membangun tekad agung, tetes-tetes cinta kasih pun dapat membentuk kekuatan besar. Setelah membangkitkan cinta kasih, barulah kita dapat berikrar untuk menciptakan berkah. Hanya ketika kita menginspirasi semua orang untuk membangkitkan cinta kasih, barulah gema doa kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa.

Bukankah setiap hari kita berdoa agar harapan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa? Apa harapan kita? Harapan kita ialah dunia terbebas dari bencana. Karena itulah, setiap pagi dan siang hari, kita berdoa bagi dunia. Semoga dengan kemajuan teknologi, orang-orang di seluruh dunia juga dapat berdoa bersama kita setiap hari. Mari kita berdoa bersama dengan hati yang sama, yakni hati Buddha dan Bodhisatwa.

Saya bersyukur kepada kalian semua yang telah menyatukan kekuatan cinta kasih. Mari kita menyebarluaskan cinta kasih ke seluruh dunia dan berdoa semoga dunia tenteram agar para pengungsi dapat terbebas dari penderitaan serta memperoleh tempat bernaung yang aman dan damai. Demikianlah doa kita bagi mereka semua.  

Bersyukur atas kehidupan yang aman dan tenteram
Memahami ketidakkekalan dan menghargai jalinan jodoh
Menjaga hati dan pikiran agar tidak bergejolak
Berdoa untuk keharmonisan dunia dengan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Maret 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 19 Maret 2022
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -