Ceramah Master Cheng Yen: Berdoa untuk Keharmonisan Dunia dengan Cinta Kasih
“Jadi kali ini karena menjelang Ramadan, kita membagikan paket beras di Kelurahan Semanan tepatnya di daerah Kampung Bulak. Karena daerah ini memang terkenal ekonominya agak rendah dan sering terjadi kebanjiran dan macam-macam,” kata Elvina relawan Tzu Chi.
“Saya berterima kasih sekali diadakan acara bantuan cinta kasih ini ya khususnya di bulan Ramadan. Saya berharap mudah-mudahan bantuan yang diberikan bisa bermanfaat dan meringankan beban warga kami yang tidak mampu di Kelurahan Semanan khususnya di RW 01,” kata Bayu Lurah Semanan.
Saya sering kali berkata bahwa kita tidak boleh memandang perbedaan agama. Semua orang membutuhkan agama ataupun keyakinan sebagai pedoman. Asalkan keyakinan seseorang itu benar, kita harus menunjukkan rasa hormat kita.
Bulan ini merupakan bulan Ramadan bagi umat Islam. Mereka menjalankan puasa dari subuh hingga matahari terbenam. Mereka menaati aturan dengan menjaga mulut, pikiran, dan tubuh mereka. Demikianlah mereka menyucikan tubuh, mulut, dan pikiran mereka. Di bulan Ramadan ini, umat Islam harus menaati aturan, berbuat baik, dan tulus menjalankan ibadah. Inilah bulan Ramadan umat Islam.
Kita melihat bagaimana Hu Guang-zhong, relawan kita di Turki, menjalankan Tzu Chi dan juga membantu warga kurang mampu di sana. Beliau bertanggung jawab atas bantuan Tzu Chi di sana. Untuk menyelesaikan pembangunan tahap akhir sebuah masjid di sana, beliau pun memberi bantuan dengan cara Tzu Chi.
Ketika beliau mengusulkan untuk menggalang dana demi pembangunan masjid, banyak orang yang mengatakan bahwa itu hal yang mustahil. Namun, menurutnya, itu tidaklah mustahil jika dilakukan dengan cara Tzu Chi. Kemudian, beliau pun mengajak para pengungsi dari Suriah untuk berdonasi. Tak disangka, banyak orang yang antusias untuk berdonasi.
Baik anak-anak, orang dewasa, maupun orang lansia, semuanya bersedia untuk berdonasi semampu mereka meski mereka hidup kekurangan. Jadi, inilah yang disebut butiran padi dapat memenuhi lumbung; tetesan air dapat membentuk sungai. Lihatlah jumlah donasi yang terus bertambah di sana. Ada pula seorang wanita yang bertekad untuk bersumbangsih.
“Saya mewakili almarhumah ibu saya untuk menyumbangkan sepasang anting-anting emas karena di bulan Ramadan ini, kita harus lebih banyak berbuat baik. Ketika saya mendengar bahwa masjid ini membutuhkan bantuan, saya pun memutuskan untuk menyumbangkan anting-anting ini atas nama almarhumah ibu saya. Saya pun sangat tersentuh saat saya memberikan donasi, terlebih karena saya dapat membantu membangun masjid. Saya sangat suka memberikan donasi kepada masjid. Saya sering melakukannya. Saya suka memberikan donasi kepada masjid,” kata salah seorang warga Turki.
“Saat ini, suami saya sedang menjalani perawatan di ruang ICU. Saya mendoakan semoga dia sembuh dan semoga Allah merahmatinya. Anak saya telah meninggal di usia muda. Alhamdulillah. Saya juga bersyukur kepada semua relawan Tzu Chi. Semoga Allah memberkahi dan melindungi kalian semua. Saya sangat berterima kasih. Saya sangat menyukai masjid,” pungkasnya.
Meskipun anting-anting itu merupakan satu-satunya kenangan bermakna yang diberikan oleh ibunya, beliau tetap bersedia untuk menyumbangkannya demi menolong sesama. Demikianlah himpunan tetes-tetes donasi dapat membantu orang-orang yang menderita. Jadi, setiap orang di seluruh dunia ini memiliki hati yang penuh cinta kasih.
Meskipun beliau hidup kekurangan, cinta kasih dalam hatinya tak pernah hilang. Inilah yang dikatakan oleh Buddha bahwa setiap orang memiliki hakikat yang sama, yakni hakikat kebuddhaan. Sifat hakiki setiap orang setara dengan Buddha. Jadi, semua makhluk memiliki hati Buddha yang seperti hati para Bodhisatwa dan hati orang tua.
Lihatlah, mereka saling merangkul seperti orang tua dan anak yang saling merangkul dan mengasihi. Cinta kasih seperti itu dimiliki oleh agama apa pun. Asalkan kita memiliki tekad, semua kesulitan dapat teratasi. Asalkan sesuatu itu benar dan baik, maka lakukan saja. Melihat apa yang dilakukan oleh relawan kita, saya juga sangat tersentuh.
Relawan kita terus mengimbau semua orang untuk membantu orang-orang yang menderita seperti yang dilakukan Tzu Chi. Relawan kita mendirikan sekolah agar anak-anak di sana dapat mengenyam pendidikan. Untuk mendukung keyakinan warga di sana, relawan kita juga membantu membangun masjid. Saya sungguh sangat mengagumi relawan kita. Mereka bersedia untuk bersumbangsih.
Saya juga telah memberi tahu ketua misi amal kita bahwa kita harus terus memberikan bantuan kepada mereka yang sangat membutuhkan saat ini. Akibat perang antara Rusia dan Ukraina, banyak orang telah melarikan diri. Kita juga harus menyalurkan bantuan bagi mereka. Setiap hari, saya bertanya tentang para pengungsi dan memperhatikan kondisi mereka. Lebih dari empat juta warga Ukraina telah melintasi perbatasan ke negara lain. Ke manakah mereka harus pergi?
Kita semua berharap perang bisa segera berakhir. Meskipun rumah mereka telah hancur, tetapi mereka tetap menaruh harapan. Meskipun negara asal mereka masih dalam kondisi yang sangat berbahaya, tetapi mereka yang sulit untuk bertahan hidup di negara lain terpaksa kembali ke negara asal dan menunggu situasi membaik. Betapa tak berdayanya mereka. Entah bagaimana mendeskripsikan penderitaan dan kondisi kehidupan mereka.
Setiap hari, ketika menyaksikan tayangan tentang kondisi mereka, saya selalu menghela napas karena merasa kita sungguh tak berdaya. Jadi, Bodhisatwa sekalian, teruslah mengimbau semua orang untuk bersumbangsih. Tidak peduli tekad mereka terbangkitkan atau tidak, yang terpenting ialah kita sudah mengusahakan yang terbaik dengan sepenuh hati dan tenaga.
Setiap hari, setelah memberikan ceramah, saya selalu merasa lebih tenang. Ketika saya memberikan ceramah dan mengimbau semua orang untuk bersumbangsih, tentu insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat mendengar apa yang saya sampaikan. Jadi, setelah menyampaikannya, saya pun merasa lebih tenang. Jika tidak menyampaikannya, saya akan merasa bahwa saya tidak menunaikan tanggung jawab saya dan saya pun akan merasa sangat sedih.
Saya bersyukur kepada kalian semua yang telah bertekad untuk bersumbangsih. Kita memiliki ikrar yang sama. Tidak peduli seberapa besar kekuatan yang kita miliki, dengan berusaha sepenuh hati dan tenaga untuk menjalankan ikrar yang sama, kita dapat mewujudkan keharmonisan dunia.
Antarumat beragama saling menolong dan memiliki arah yang sama
Membentangkan jalan dengan welas asih dan mempraktikkan kebajikan bersama
Berusaha yang terbaik untuk membabarkan Dharma dan membimbing semua makhluk
Semoga keharmonisan dunia dapat terwujud
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 14 April 2022