Ceramah Master Cheng Yen: Berempati pada Sesama dan Menyadari Kebenaran

Di dunia ini, setiap orang harus mawas diri dan tulus. Banyak orang yang masih memiliki tabiat buruk. Tabiat buruk ini adalah kegelapan batin dan nafsu keinginan yang dapat menimbulkan ketidakselarasan unsur alam.

Saya juga sering berkata bahwa mencegah terjadinya bencana harus dimulai dari mengendalikan nafsu keinginan. Manusia menciptakan banyak sampah demi mengejar kesenangan sesaat dan memenuhi nafsu keinginan. Zaman sekarang, pola hidup konsumtif sulit diubah. Ini karena nafsu keinginan manusia untuk menikmati materi dan bersenang-senang. Orang-orang membeli barang, menggunakannya, lalu membuangnya sehingga tercipta banyak sampah.

Tumpukan sampah sungguh bagaikan gunung yang sangat tinggi. Itulah akumulasi sampah yang diciptakan manusia dalam jangka panjang. Mengapa ada orang yang tinggal di sekitar tumpukan sampah? Demi apa? Demi kelangsungan hidup mereka. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Inilah penderitaan. Penderitaan mereka sungguh tak terkira.


Dari mana sampah berasal? Manusia menjagal banyak hewan untuk dikonsumsi dan prosesnya menghasilkan banyak sampah. Jika orang-orang dapat mengurangi karma buruk membunuh ini, dunia mungkin akan lebih tenteram. Singkat kata, akar permasalahannya adalah manusia menciptakan terlalu banyak karma buruk.

Namun, kini sains membuktikan, jika manusia tidak mengendalikan nafsu makan serta terus mengembangkan peternakan dan mengonsumsi daging, maka isu pemanasan global tidak akan bisa diatasi. Dengan mengurangi peternakan dan penjagalan hewan, kita baru bisa meredam pemanasan global. Apakah manusia harus mengonsumsi daging? Ini sungguh menyedihkan.

Alam menyediakan berbagai jenis tanaman pangan yang bersih dan menyehatkan bagi kita. Dengan bervegetaris, kita bisa hidup berdampingan dengan segala sesuatu di bumi ini. Jika hal sesederhana ini saja tidak bisa dilakukan, bagaimana kita bisa melatih diri dan kembali pada sifat hakiki? Sifat hakiki sangat murni dan tidak ternodai.


Selain menghargai barang yang dimiliki, kita juga harus mengasihi hewan yang merupakan makhluk hidup. Haruskah kita mengonsumsi daging demi nafsu makan sesaat? Jika tidak bisa mengendalikan nafsu makan, bagaimana kita bisa melatih diri?

Manusia sering kali hanya memikirkan diri sendiri dan melupakan bahwa semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Buddha terus-menerus berkata bahwa semua makhluk adalah setara. Namun, bisakah kita memandang semuanya dengan setara? Sangat sulit. Perasaan orang-orang di sekitar kita saja sering kali kita abaikan, apalagi hewan. Apa yang kita ketahui tentang perasaan hewan-hewan? Kita sering mengimbau orang-orang untuk menghargai barang, mengasihi hewan, dan menghormati kehidupan, tetapi banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak mengonsumsi daging.


Setiap hari, lebih dari 150 juta ekor hewan dijagal demi memenuhi nafsu makan manusia. Setiap hari, ada begitu banyak hewan yang kehilangan nyawa mereka karena nafsu makan manusia. Bisakah orang-orang yang mengonsumsi daging memahami jeritan dan perasaan hewan? Tidak bisa. Banyak orang yang bahkan tidak bisa memahami penderitaan sesama manusia meski setiap hari melihat orang-orang yang menderita di seluruh dunia.

Kita memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyiarkannya lewat media massa agar orang-orang bisa melihatnya. Bodhisatwa dunia juga terdapat di berbagai wilayah. Di berbagai wilayah, insan Tzu Chi bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Dari persiapan penyaluran bantuan, proses penyaluran bantuan, hingga hasil penyaluran bantuan, relawan kita selalu mendokumentasikannya dan segera mengirimkannya pada kita sehingga kita bisa mengetahui kondisi setempat. Lewat laporan relawan kita, kita bisa mengetahui penderitaan orang-orang. Namun, bisakah kita bertindak secara nyata untuk mengasihi dan melindungi mereka?

Untuk melindungi makhluk hidup, langkah pertama adalah jangan melukai mereka. Jika memiliki kemampuan dan cinta kasih yang berlimpah, kita bisa menyatukan kekuatan cinta kasih agar di mana pun bencana terjadi, kita bisa segera bersumbangsih kita bisa segera bersumbangsih atau meminta dukungan relawan sekitar untuk mencurahkan cinta kasih.


Kita bisa melakukannya asalkan bisa mempertahankan tekad awal dan mengembangkan cinta kasih di dalam hati. Berhubung nafsu keinginan manusia sulit dilenyapkan, maka bencana alam juga sulit dicegah. Jadi, sudah waktunya manusia menyadari kebenaran. Saya menyerukan hal ini setiap hari, tetapi ini seakan-akan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Namun, saya tetap harus menyerukan hal ini.

Saya berharap manusia bisa memahami kebenaran di balik tidak membunuh hewan dan menyadari bahwa manusia dan semua makhluk di dunia ini merupakan satu kesatuan. Kita harus hidup berdampingan dengan alam dan semua makhluk serta melindungi alam agar tidak memperparah pemanasan global. Untuk itu, satu-satunya cara adalah manusia harus mengubah pola hidup. Jadi, setiap orang harus tersadarkan.

Nafsu keinginan yang sulit dikendalikan membuat bencana kerap terjadi

Janganlah melukai sesama makhluk hidup

Berempati kepada semua makhluk dan menyadari kebenaran

Melindungi segala sesuatu di bumi ini dan hidup berdampingan dengan alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Maret 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 Maret 2018

Editor: Metta Wulandari

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -