Ceramah Master Cheng Yen: Bergandengan Tangan Menapaki Jalan Bodhisatwa

Demi melakukan perjalanan kali ini, saya berusaha meningkatkan energi saya. Saya melakukannya demi diri sendiri. Sungguh, saya terus menyemangati diri sendiri agar bisa melakukan perjalanan kali ini dan menggenggam jalinan jodoh untuk menghadiri setiap pertemuan.

Setiap hari, saya mendengar relawan yang tak terhitung jumlahnya berbagi tentang pengalaman mereka pada tahun-tahun tertentu. Setiap orang berbagi tentang tekad yang mereka bangkitkan pada tahun tertentu dan bagaimana mereka bersumbangsih. Inilah tujuan saya melakukan perjalanan.

Setiap hari, saya berada di lingkungan yang sama. Dalam kehidupan saya, jika tidak melakukan perjalanan, saya juga menghabiskan waktu setiap hari di Hualien dengan duduk di atas kursi di depan meja. Demikianlah dunia saya.

Dari tahun ke tahun, dunia saya selalu sangat sempit, tetapi saya bisa mendengar dan melihat apa yang terjadi di seluruh dunia dengan kecanggihan teknologi. Sungguh, ini berkat kecanggihan teknologi. Saya sangat bersyukur. Kita membuktikan dedikasi Bodhisatwa dunia dengan teknologi yang canggih.


Tzu Chi bisa berkembang berkat adanya insan Tzu Chi. Ada orang, barulah suatu hal bisa dilakukan. Dalam menjalankan Tzu Chi, insan Tzu Chi tak terlepas dari waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Pada hari tertentu, ada orang tertentu yang mengenal Tzu Chi serta didampingi oleh relawan tertentu untuk bersumbangsih dengan sepenuh hati. Demikianlah yang dibagikan relawan kita. Saya sangat bersyukur.

Tzu Chi telah berdiri selama 53 tahun. Kini kita telah memasuki tahun ke-54. Tzu Chi telah berdiri setengah abad lebih. Bermula dari tekad menjalankan misi  “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”, saya memulai silsilah Dharma kita. Selama sekitar 40 tahun, kita menyebarluaskan Mazhab Tzu Chi. Berhubung mengembangkan misi amal, kita bisa memandang ke seluruh dunia.

Saya sangat bersyukur.  Setiap hari, saya bisa melihat apa yang terjadi di seluruh dunia. Berkat laporan para relawan Tzu Chi, saya bisa melihat apa yang terjadi di seluruh dunia. Saya bisa melihat apa yang insan Tzu Chi lakukan di seluruh dunia. Saya sungguh sangat bersyukur.

 

Berhubung kini penglihatan saya kurang baik, maka saat saya berjalan, para relawan akan berkata pada saya, “Master, awas ada ambang pintu.” Sungguh, saya butuh orang lain untuk mengingatkan saya dan tidak bisa tidak mengakui bahwa demikianlah hukum alam. Karena itu, kita hendaklah sadar bahwa kita harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh.

Belasan tahun yang lalu, mata saya masih terbuka lebar dan terlihat sangat jernih. Namun, kini membuka mata saja sulit. Ini merupakan perubahan yang nyata. Baik yang berwujud maupun tidak berwujud, semuanya terus mengalami perubahan. Penampilan kita terus berubah seiring berlalunya detik demi detik. Jika beberapa waktu tidak melihat seseorang, saat melihatnya lagi, saya mungkin berkata,  “Saya hampir tidak bisa mengenalimu. Kamu terlihat lebih kurus.” Saya tidak enak hati untuk berkata, “Kamu terlihat lebih tua.” Sungguh, kita menjadi lebih tua dan kurus bukan secara mendadak, melainkan secara perlahan seiring berlalunya setiap detik, menit, jam, dan hari.

 

Seiring berlalunya waktu, penampilan kita juga berubah. Karena itulah, kita tidak menyadari perubahan tersebut. Kini saya ingin menyemangati kalian. Saya ingin berkata pada kalian bahwa waktu terus berlalu dan kita tidak punya cukup waktu untuk mempraktikkan Dharma dalam keseharian.

Singkat kata, sejak awal, saya telah membentangkan jalan sesuai Sutra Bunga Teratai. Kini saya memberi tahu kalian bahwa kita telah membuka Jalan Bodhisatwa. Kita telah membentangkan jalan tanpa kita sadari. Kini kita harus membuka jalan yang lapang. Jalan ini ialah Jalan Bodhisatwa. Kita harus membimbing orang-orang di seluruh dunia untuk menapaki Jalan Bodhisatwa ini.

Saya sangat bersyukur. Saat membahas tentang Tzu Chi, orang-orang menyebutkan saya. Saya dikenal oleh orang-orang berkat dedikasi kalian. Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi. Tanpa kalian, nama Tzu Chi tidak akan terkenal di dunia internasional.

 

Akumulasi detik demi detik dapat membentuk waktu. Karena itu, kita harus menggenggam waktu yang ada sekarang dan mengembangkan nilai hidup kita di kehidupan sekarang. Karena itulah, kita membuka dan membentangkan jalan di dunia. Janganlah kita melupakan tahun itu, orang yang bersumbangsih saat itu, dan tekad yang dibangkitkan saat itu. Kita harus menjaga pikiran kita. Pikiran merupakan pelopor segalanya. Dalam kehidupan semua insan Tzu Chi, terdapat satu kesamaan, yaitu ajaran Yang Maha Sadar di Alam Semesta. Jadi, kita sama-sama mewariskan ajaran Buddha. Jika menuju arah yang benar dan menjalankan Tzu Chi dengan baik, berarti kita tidak menyimpang.

Proses kehidupan membutuhkan waktu. Jadi, hidup kita tak terlepas dari waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Kita berada di ruang dan waktu yang sama. Kita sepakat untuk menapaki Jalan Tzu Chi di dunia dan giat mempraktikkan ajaran Jing Si. Jadi, kita harus giat menapaki Jalan Bodhisatwa dan membentangkan Jalan Tzu Chi di dunia.

Saya bersyukur atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian dalam menjalankan Tzu Chi selama ini. Terima kasih.

Seiring berlalunya waktu, fisik manusia mengalami perubahan
Melangkah maju dengan teguh, tekun, dan bersemangat
Membentangkan Jalan Bodhisatwa sesuai Sutra Bunga Teratai
Bergandengan tangan menapaki Jalan Bodhisatwa

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Agustus 2019
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -