Ceramah Master Cheng Yen: Bergandengan Tangan untuk Melindungi Kehidupan
Kita melihat banyak bencana di dunia ini. Ada bencana alam yang terjadi karena ketidakselarasan unsur alam dan bencana akibat ulah manusia yang terjadi karena ketidakselarasan pikiran manusia. Pikiran manusia sungguh sangat rumit. Bukankah hakikat manusia sesungguhnya sangat sederhana?
Karakter “manusia” dalam bahasa Mandarin juga sangat sederhana, hanya terdiri atas dua guratan. Namun, pikiran manusia yang rumit telah membawa perubahan besar bagi kehidupan orang-orang.
Kini, India tengah dilanda penderitaan akibat terjadinya berbagai bencana. India dilanda tiga bencana sekaligus. Selain banjir dan badai, India juga terkena serangan hama belalang. Warga di sana sungguh menderita.
Lihatlah ketidakselarasan unsur alam yang terjadi di seluruh dunia. Berbagai bencana alam terus terjadi. Begitu pula dengan bencana akibat ulah manusia.
Perubahan iklim, peperangan, dan kemiskinan membuat banyak orang terpaksa mengungsi. Banyak pengungsi yang terjebak di lautan.
“Makelar memindahkan kami ke kapal lain, lalu meninggalkan kami di lautan. Saya sudah berhenti berharap. Saya hanya bisa berserah kepada Allah,” kata pengungsi Rohingya.
“Kondisi mereka tentu saja masih sangat lemah banget ya mbak, temen-teman. Karena sudah 3 bulan di laut, jadi memang butuh penanganan cepat apalagi ada anak-anak dan perempuan dewasa yang mungkin ini kita belum tahu juga kondisi mereka,” kata Pejabat UNHCR.
Di tengah lautan, baik perahu kecil maupun kapal besar, semuanya terombang-ambing terbawa ombak. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Demikianlah kehidupan mereka.
Kita hendaknya menyadari berkah dan lebih banyak menciptakan berkah. Dengan demikian, barulah kita bisa hidup tenteram. Dengan menciptakan berkah, kita akan dipenuhi berkah dan hidup tenteram. Di pulau yang kecil ini, kita semua hidup tenteram.
Kita hendaknya bermawas diri, berhati tulus, dan meningkatkan kewaspadaan. Kita harus bersungguh-sungguh menjaga ketenteraman ini. Bagaimana cara menjaga ketenteraman?
Saya terus menyosialisasikan vegetarisme untuk membina cinta kasih orang-orang. Membina cinta kasih bukan hanya dengan mendonasikan uang. Kita juga harus melindungi dan mengasihi makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Belakangan ini, saya terus mengulas tentang banyaknya hewan yang ditelan oleh manusia setiap detik. Setiap orang mendengarnya. Mendengar hal ini, murid-murid kita juga menyosialisasikan vegetarisme dengan antusias. Dengan bijaksana, mereka mengajak seorang demi seorang untuk bervegetaris.
“Pandemi yang sangat serius ini berawal dari manusia yang memakan daging hewan liar. Bersediakah kalian bervegetaris bersama kami?” kata salah seorang murid lulusan SD Tzu Chi Hualien.
Tentu saja.
“Mari kita berusaha Bersama untuk mengajak orang-orang bervegetaris demi menyelamatkan Bumi,” lanjutnya.
Baik. Terima kasih.
Murid-murid kelas 6 SD kita menunjukkan pada saya betapa banyaknya orang yang telah mereka ajak untuk bervegetaris.
“Halo, Kakek Guru, kami adalah murid lulusan angkatan ke-19. Kami ingin mempersembahkan sebuah hadiah yang kami buat sendiri,” kata Xiong You-ming murid lulusan SD Tzu Chi Hualien.
“Hadiah ini melambangkan kekuatan ikrar kami untuk bervegetaris. Meski kekuatan ikrar kami sangat kecil, tetapi asalkan dihimpun satu per satu bagai bermain susun suai gambar, maka akan terbentuk kekuatan besar. Kami harap benih kebajikan yang kami tabur dapat terus menyebarkan kebajikan untuk menyelamatkan Bumi ini,” kata Chen Ying-ru murid lulusan SD Tzu Chi Hualien.
“Dalam kegiatan kali ini, ada 13 murid yang berikrar untuk bervegetaris dari kehidupan ke kehidupan. Kami telah mengajak orang-orang untuk mengonsumsi 36.000 porsi makanan vegetaris. Kelak kami akan lebih bekerja keras untuk mengajak orang-orang bervegetaris bersama demi menyelamatkan Bumi,” kata Yang Yu-an murid lulusan SD Tzu Chi Hualien.
Hadiah yang diberikan pada saya penuh dengan tanda tangan anak-anak. Dengan menginspirasi seorang demi seorang, mereka telah mengajak orang untuk mengonsumsi lebih dari 30.000 porsi makanan vegetaris.
Untuk menyiapkan 500 porsi makanan nonvegetaris, dibutuhkan 38 ekor ayam atau seekor babi. Jadi, 36.000 porsi makanan vegetaris itu telah menyelamatkan lebih dari 2.700 ekor ayam. Dengan menunjukkan angkanya, kekuatan untuk meyakinkan orang semakin besar.
Jika kita tidak mengonsumsi daging, hewan tidak akan dibunuh atau diternakkan. Jika tidak menernakkan atau membunuh hewan, kita secara alami akan menjadi seorang vegetarian. Hidup kita akan sangat damai karena kita tidak berutang nyawa pada hewan. Jika mengonsumsi daging, kita berutang nyawa pada hewan setiap kali makan.
Bodhisatwa sekalian, bervegetaris berarti tidak mengonsumsi ikan dan daging. Dengan tidak mengonsumsi ikan dan daging saja, kita bisa menjaga kebersihan jiwa raga kita. Dengan tidak mengonsumsi daging, kita juga mengasihi dan melindungi hewan sekaligus menciptakan pahala.
Semakin banyak peternakan di Bumi ini, semakin parah pula pencemaran yang terjadi. Demikianlah manusia menciptakan karma buruk. Saya sering mengulas tentang karma buruk kolektif semua makhluk. Demikianlah karma buruk kolektif tercipta sehingga terjadi begitu banyak bencana di dunia ini.
Kini, satu-satunya cara untuk mengurangi pencemaran udara dan bumi ialah membina ketulusan. Untuk menunjukkan ketulusan kita, kita harus bervegetaris dan berhenti membunuh hewan. Inilah ketulusan tertinggi. Jadi, saya harap semua orang dapat belajar dari murid-murid kita untuk menginspirasi orang-orang bervegetaris.
Saat kita menginspirasi orang-orang untuk bervegetaris, berarti kita sedang menciptakan berkah dan dunia yang penuh cinta kasih. Dengan demikian, dunia akan tenteram dan dipenuhi berkah.
Lihatlah betapa menggemaskannya murid-murid SD Tzu Chi. Mereka berikrar untuk bervegetaris.
“Dari murid lulusan tahun ini, ada 13 orang yang berikrar untuk bervegetaris dari kehidupan ke kehidupan. Silakan angkat tangan kalian,” kata Li Ling-hui Kepala Sekolah Tzu Chi Hualien.
Hari itu, mereka berikrar di hadapan saya. Saya sungguh tersentuh. Setiap orang bisa menyosialisasikan vegetarisme. Anak-anak seperti ini juga bisa menginspirasi seluruh anggota keluarga mereka, teman sekolah, dan warga untuk bervegetaris. Bagaimana dengan kita?
Saya berharap murid-murid sekolah menengah dan universitas kita serta seluruh insan Tzu Chi dapat melakukan hal yang sama.
Singkat kata, untuk melihat harapan ini terwujud, saya mungkin harus menanti hingga kehidupan-kehidupan yang akan datang. Semoga setiap orang dapat mengubah pola pikir dan bertekad untuk bervegetaris dari kehidupan ke kehidupan.
Saya mendoakan kalian. Terima kasih atas kekuatan cinta kasih kalian.
Berbagai bencana yang terjadi mendatangkan penderitaan yang tak terkira
Anak-anak menyosialisasikan vegetarisme demi menyelamatkan Bumi
Bergandengan tangan untuk melindungi kehidupan dan mengurangi polusi
Menciptakan berkah dan dunia yang penuh cinta kasih
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 02 Juli 2020