Ceramah Master Cheng Yen: Bergandengan Tangan untuk Menggarap Ladang Berkah


“Tahun ini, ada 19 relawan yang dilantik dan 15 di antaranya datang ke Taiwan. Kali ini, relawan yang datang ke sini sangat banyak. Perjalanan pertama mereka ke luar negeri ialah untuk bertemu Master. Mereka percaya ini merupakan jalinan jodoh yang istimewa. Ini benar-benar tidak mudah. Salah satunya adalah istri dari Kakak U San Thein yang berasal dari Okkan. Kakak U San Thein telah mengajak warga desa untuk membantu warga desa lainnya,”
kata Li Jin-lan relawan Tzu Chi Myanmar.

“Saya akan menerjemahkan kata-katanya untuk Master. ‘Ketika saya datang ke Taiwan, saya melihat banyak pengusaha yang berjuang dengan segenap tenaga untuk mewujudkan hal-hal yang ingin dilakukan Master. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa saya lakukan hanyalah menggarap ladang. Saya tidak bisa seperti mereka yang dapat banyak membantu Master. Saat itu, Kakak Jin-lan dan relawan senior lainnya menyemangati saya dan mengatakan bahwa jika satu orang tidak cukup, kita dapat mengajak sekelompok orang untuk berdonasi. Jika sekelompok orang tidak cukup, kita dapat mengajak satu desa. Jika satu desa masih belum cukup, kita dapat mengajak lebih banyak desa untuk berdonasi’,” pungkas Li Jin-lan.

Kita telah melihat semua orang di desa benar-benar bekerja sama dengan satu hati dan harmonis sehingga relawan Tzu Chi bisa datang ke sana dan menghimpun kekuatan bersama untuk membentangkan sebuah jalan yang luas. Kita juga melihat sawah Tzu Chi di sana. Berkat kerja keras banyak orang, sawah tersebut digarap dengan baik sehingga bisa menghasilkan bulir padi yang berisi. Ini benar-benar sangat menggembirakan.

Belakangan ini, saya sering mengatakan kepada insan Tzu Chi tentang tujuan utama Buddha datang ke dunia lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Setelah mencapai pencerahan, Beliau berharap dapat membimbing semua makhluk agar semuanya benar-benar terselamatkan dari penderitaan. Beliau hendak membimbing semua orang untuk membuka pintu hati mereka dan melangkah dengan mantap di jalan yang benar. Inilah yang diajarkan Buddha.


Sebagai insan Tzu Chi, kita telah mengambil setiap langkah dengan mantap. Bodhisatwa sekalian, setelah maju selangkah demi selangkah dengan mantap, kita hendaknya menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung bersama kita. Jalan ini tidak salah. Ketika warga desa yakin terhadap kita, mereka akan berjalan bersama kita di jalan ini. Mereka harus menolong diri sendiri dan juga membimbing warga desa lainnya dengan berbagi kisah nyata. Untuk itu, U San Thein bekerja sama dengan para relawan untuk membimbing sesama yang membutuhkan. Intinya, sekarang adalah waktu yang tepat.

Saya sering mengatakan bahwa waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia saling berkaitan. Ketiga aspek ini diperlukan dalam menjalankan misi kita. Kita semua hidup di era yang sama. Ketika kalian yakin terhadap perkataan saya, kalian akan menyatukan kekuatan untuk membimbing mereka yang membutuhkan.

U San Thein dan istrinya telah dilantik. Kalian harus bergandengan tangan untuk meneruskan estafet cinta kasih ini. Harap kalian yakin dengan apa yang dilakukan Tzu Chi. Harap kalian dapat bertekad menjadi Bodhisatwa dunia yang dapat membantu orang-orang yang membutuhkan dan menghimpun cinta kasih semua orang.

“Setiap bulan, U San Thein dan relawan lainnya akan pergi ke desa lain untuk mengumpulkan celengan beras. Setelah beras ditimbang, mereka akan mendapatkan tanda terima. Dalam 20 hari, telah terkumpul sekitar 2,4 kg beras,” kata Wang Ci Wei relawan Tzu Chi Malaysia.

Saya sering berbagi tentang praktik celengan beras kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Jadi, kalian adalah salah satu teladan bagi Tzu Chi.


“Relawan Tzu Chi Afrika sangat berterima kasih kepada Master yang telah membimbing kami menapaki Jalan Bodhisatwa. Tidak peduli seberapa sulit jalan ini, kami berikrar untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Saya bersedia. Menjalankan Tzu Chi, saya bersedia. Mewariskan silsilah Dharma, saya bersedia. Menyebarkan mazhab Tzu Chi, saya bersedia.”

Saya sangat yakin kalian semua telah berikrar dengan penuh ketulusan karena kita memiliki jalinan jodoh baik. Saya sangat bersyukur atas jalinan jodoh di antara kita. Terima kasih kepada Bapak Pan, Bapak Shi, dan Bapak Zhang. Mereka adalah benih pertama Tzu Chi di Afrika Selatan dan telah membuka jalinan jodoh di sana.

“Saya sangat rindu dengan Master. Hari ini, lebih dari 20 relawan Tzu Chi Afrika Selatan telah pulang ke sini,” kata Chu Heng-min relawan Tzu Chi Afrika Selatan.

“Hari ini, saya membawa rombongan pulang ke sini untuk dilantik. Di sini, ada 7 anggota komite dan 2 murid sekolah,” kata Zhou Zhao-li relawan Tzu Chi Lesotho.

“Kali ini, dari 17 relawan Tzu Chi Mozambik yang dilantik, 9 di antaranya berusia di bawah 30 tahun,” kata Denise Tsai relawan Tzu Chi Mozambik.

Banyak orang di Afrika Selatan masih membutuhkan pertolongan Tzu Chi. Kita memiliki jalinan jodoh baik di Mozambik karena banyak warga masyarakat setempat yang terinspirasi untuk bergabung dengan kita. Para relawan di Lesotho juga telah menjalankan misi dengan baik.

Sebagai warga Tionghoa, kita telah menginspirasi masyarakat setempat untuk bergabung dengan kita. Saya berharap kita dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mengembangkan cinta kasih. Kita juga perlu membantu warga asli dan bersumbangsih di daerah tersebut. Berhubung kaki kita telah berpijak di atas tanah orang dan kepala kita bernaung di bawah langit orang, kita hendaknya menggenggam jalinan jodoh ini.


Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Pan dan Bapak Shi karena telah membentangkan jalan Tzu Chi di Afrika. Bagi relawan muda seperti Heng-min dan Teng-wei, sekarang adalah masa-masa yang penting. Sekali bergabung dengan Tzu Chi, Anda selamanya adalah bagian dari Tzu Chi. Kita hendaknya menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia tanpa menyimpang sedikit pun. Kalian telah menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia dengan benar. Jadi, kita hendaknya tahu bahwa kita sangat beruntung.

Melihat kita telah menginspirasi masyarakat setempat dengan kebijaksanaan, saya sungguh berharap kita dapat menggenggam waktu dan kesempatan untuk menginspirasi lebih banyak orang. Belakangan ini, saya selalu merasa cemas karena waktu berlalu dengan sangat cepat. Waktu tidak menunggu siapa pun, termasuk saya dan kalian semua. Kehidupan kita sungguh berharga karena tidak mudah untuk terlahir sebagai manusia.

Dalam ajaran Buddha, dikatakan ada enam alam kehidupan, yaitu alam surga, alam manusia, alam neraka, alam setan kelaparan, alam binatang, dan alam asura. Kita dapat belajar membedakan baik dan buruk di alam manusia. Sekarang, kita telah menghimpun orang-orang untuk berjalan di jalan kebajikan. Jadi, kalian para Bodhisatwa dunia harus bertekad.

Saya sudah lanjut usia. Tidak mudah untuk menjalankan misi Tzu Chi di Afrika. Berhubung kita telah membangun tekad dan ikrar untuk bersumbangsih di tempat yang penuh penderitaan, kita hendaknya memanfaatkan jalinan jodoh yang ada untuk membimbing lebih banyak orang. Sebagai Bodhisatwa, kita harus lebih tekun dan bersemangat. Mari kita menggenggam setiap jalinan jodoh serta membangun tekad dan ikrar.

Bulir-bulir padi tumbuh subur dan berisi niat baik
Membentangkan jalan dengan cinta kasih dan melangkah dengan mantap
Bergandengan tangan untuk mengemban misi dengan berani
Berikrar untuk menggarap ladang berkah dengan tekun dan bersemangat

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 23 Desember 2023
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -