Ceramah Master Cheng Yen: Bergerak Bersama untuk Menghimpun Kebajikan
Kita dapat melihat bahwa banyak penderitaan di dunia. Kebakaran hutan dimulai sejak September tahun lalu di AS, Indonesia, dan Australia. Semuanya terjadi secara beruntun. Belakangan ini, kobaran api di Australia terus meluas. Hingga kini, titik api masih terus bertambah.
Setelah semuanya terbakar, api pun padam. Sangat sulit bagi petugas damkar untuk memadamkan api. Akibat suhu panas dan cuaca kering, api tidak dapat dipadamkan. Jadi, orang-orang berdoa dan memohon turunnya hujan. Hujan telah turun. Namun, ini menyebabkan banjir parah.
Kondisi bencana banjir dan kebakaran di Australia sangat parah. Kebakaran masih terjadi hingga sebelum Tahun Baru. Berdasarkan laporan yang saya terima beberapa hari sebelum kembali ke Taipei, api sudah mulai padam di beberapa daerah. Banyak bencana yang terjadi di dunia. Ada dua cara untuk memadamkan api di Australia. Yang pertama, semua habis terbakar sehingga api padam dengan sendirinya. Saat semua telah berubah menjadi abu, Namun, untuk daerah yang masih terbakar, dibutuhkan petugas damkar yang memadamkan api tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri.
“Tzu Chi.”
Truk Tzu Chi?”
“Benar, truk Tzu Chi. Ini merupakan nama yang baik. Tzu berarti welas asih, Chi berarti menolong.”
“Hari ini merupakan hari yang spesial bagi Satuan Pemadam Kebakaran Queensland karena telah menerima donasi dari yayasan Anda, yakni truk pemadam kebakaran,” kata John Bolger, Kepala Satuan Pemadam Kebakaran Queensland.
Kita memberikan truk pemadam kebakaran yang memiliki banyak fungsi. Saya juga melihat berita mengenai gempa. Melihat berita itu, saya merasa unsur tanah tidak selaras, unsur api dan air juga tidak selaras. Inilah yang terus terjadi di dunia. Selain bencana alam, ada juga bencana akibat ulah manusia. Bencana alam yang menerjang kali ini berlangsung sangat lama serta menyebabkan kerusakan bumi dan polusi udara yang parah. Saya mengkhawatirkan hal ini.
Kita tidak tahu sampai kapan kebakaran hutan ini akan terjadi. Dahulu, orang-orang berkata bahwa bencana alam akan cepat berlalu. Bencana alam kali ini tidak cepat berlalu. Setiap hari saya memperhatikan kondisinya dan menerima laporan bencana. Api masih belum dapat dipadamkan dan membuat saya khawatir.
Selain itu, saya juga menerima laporan gempa. Kini, sepertinya bumi kerap dilanda gempa. Seperti di Filipina, beberapa kali terjadi gempa pada Oktober, November, dan Desember tahun lalu. Sebelum Tahun Baru, mereka juga dilanda bencana besar. Saya bertanya, “Apa upaya penyaluran bantuan sudah selesai?” CEO Henry Yunez menjawab, “Kami sudah mulai menjalankannya, tetapi ada beberapa tempat yang tidak dapat dijangkau karena jalan terputus dan masih terisolasi.”
Bencana sudah berlalu hampir sebulan. Namun, dampak bencana masih dirasakan. Mereka yang kehilangan rumah akibat bencana ada belasan ribu jiwa. Ada juga yang tidak dapat pulang. Mereka hidup menderita dan bertanya-tanya di mana mereka harus tinggal. Dalam kondisi seperti ini, hari-hari sulit dilalui.
“Kami bersama-sama membersihkan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi dan berharap semua sudut menjadi bersih. Terlepas dari penderitaan akibat bencana, kami tetap bersemangat untuk melakukan pembersihan bersama,” ujar Vivian Rodriguez, relawan Tzu Chi.
“Walau kami telah menghadapi banyak bencana, tetapi hanya Tzu Chi yang masih mendampingi kami dan tidak meninggalkan kami. Hari ini, Tzu Chi membagikan beras. Kami akan berbagi berkah dari Tzu Chi kepada orang yang membutuhkan. Tzu Chi sangat terorganisasi dan bantuan bagi korban bencananya lebih banyak dari yang saya perkirakan. Saya berterima kasih dengan tulus atas bantuan yang diberikan Tzu Chi,” kata Ninivie Bacunal, warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi.
Selain menyalurkan bantuan berupa uang, kebutuhan sehari-hari, dan selimut, kita juga membagikan tempat tidur lipat. Penyaluran bantuan masih terus dilakukan. Insan Tzu Chi ada di berbagai daerah di dunia. Dimana pun terjadi bencana, insan Tzu Chi akan menuju ke lokasi.
“Tidak ada lagi siswa di sekolah ini kerena alasan keselamatan. Guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah lain. Jadi, tidak sampai mengganggu kegiatan sekolah,” kata Walikota Pilar, Arrold Perez.
“Ini merupakan doa dari hati kami.” kata seorang relawan Tzu Chi.
“Terima kasih, sungguh terima kasih.”
“Kuatkan diri Anda.”
“Kami memberikan dana bantuan darurat dengan nominal 50 Euro per orang. Ada 14 orang di sini,” kata Lin Mei-feng relawan Tzu Chi Jerman.
“Terima kasih. Terima kasih atas bantuan dan cinta kasih kalian.”
Relawan dari Eropa menuju Albania untuk melakukan survei kondisi bencana. Mereka telah memberikan laporan. Setelah mendengar laporan, kita harus cepat bertindak. Tahun ini, Tzu Chi memberikan bantuan di negara yang belum pernah kita bantu sebelumnya. Setelah kita memberikan bantuan, ini menjadi negara ke-101 yang pernah dibantu Tzu Chi.
Banyak bencana yang terjadi di dunia. Kini, selain mengambil tindakan, kita harus lebih mawas diri dan berdoa dengan tulus. Kita perlu melakukannya. Contohnya di Australia, kini mereka mulai mengimbau orang-orang untuk berdoa semoga hujan turun merata dan api dapat padam. Semoga hujan dapat turun dan menurunkan suhu udara di Australia. Ini merupakan harapan semua orang.
Singkat kata, hanya mengetahui dan memahami masalah saja tidak cukup. Kini mereka sedang mengimbau orang-orang untuk berdoa dengan tulus. Niat baik sangatlah penting. Kekuatan manusia juga sangat penting. Setiap orang perlu mengetahui keadaan dunia.
Terima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang menghimpun cinta kasih. Kini kita perlu mempercepat perekrutan Bodhisatwa. Perubahan iklim ekstrem sudah sangat mendesak. Ini berarti kita harus bergerak cepat. Harap kalian dapat bersumbangsih dengan kesungguhan dan cinta kasih.
Kebakaran hutan terjadi di berbagai daerah
Ketidakselarasan empat unsur alam membahayakan kehidupan
Berdoa dengan tulus untuk meredam bencana
Bersama-sama menghimpun kebajikan masyarakat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Januari 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 22 Januari 2020