Ceramah Master Cheng Yen: Bergerak Menyalurkan Bantuan Darurat

Kehidupan sungguh tidak kekal dan sulit diprediksi. Sesaat setelah suara ketukan kayu terdengar di Griya Jing Si, sebuah gempa bumi terjadi di Taiwan. Pusat gempa berada di Kaohsiung, tetapi sebagian besar kerusakan terjadi di Tainan. Kerusakan yang ada sangat parah. Saat ini, tim penyelamat masih terus bekerja.

Insan Tzu Chi yang selamat di wilayah tengah dan selatan sudah bergerak. Insan Tzu Chi di Tainan sejak sekitar pukul 4 subuh sudah membuka pusat koordinasi dan bergerak ke lokasi bencana. Para relawan segera menyiapkan sarapan hangat di tengah cuaca yang dingin dan lembap. Divisi kerohanian kita sudah menghubungi seluruh kantor Tzu Chi di Taiwan untuk merekapitulasi barang bantuan darurat yang tersedia dan mengirimkannya ke Tainan, di antaranya ada selimut dan tempat tidur lipat. Intinya, segala kebutuhan darurat sudah mulai disiapkan dan segera dikirimkan ke lokasi bencana.

Kali ini, bencana yang terjadi di Tainan begitu parah. Kekuatan dan pikiran kita akan terfokus di sana. Kehidupan sungguh tidak kekal. Namun, kita berharap jumlah korban dapat ditekan hingga seminimal mungkin. Bangunan yang rusak dapat dibangun kembali. Kita berharap orang-orang tetap aman dan selamat.

Pikiran saya saat ini tidak memikirkan hal lain. Proses penyaluran bantuan bencana kali ini mungkin juga akan sangat rumit karena padatnya populasi di daerah bencana. Kita tidak tahu berapa banyak orang yang terjebak di dalam gedung yang roboh. Penyaluran bantuan tentu perlu direncanakan. Di Hualien sudah didirikan pusat pemerhati bencana. Demikian pula di Tainan. Pusat koordinasi seperti ini berguna untuk memperlancar komunikasi dan berbagi informasi agar mereka yang selamat dapat turut memberi perhatian bagi para korban. Sungguh, kekuatan cinta kasih harus terus dibangkitkan.

Kita melihat insan Tzu Chi telah menyiapkan makanan dan minuman yang sesuai bagi para anggota tim penyelamat. Semua ini adalah yang bisa kita lihat, sedangkan untuk luka batin yang tak terlihat, dibutuhkan pendampingan jangka panjang. Insan Tzu Chi bersumbangsih lewat pendampingan jangka panjang. Inilah ketidakkekalan hidup.

Dalam keseharian, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Sungguh, kita harus mawas diri dan tulus. Dunia ini penuh ketidakkekalan. Kita juga melihat pengungsi yang mengungsi di tengah cuaca dingin. Mereka tidak tahu ke mana mereka harus pergi. Kini PBB juga tengah menyerukan agar dunia internasional mengulurkan tangan untuk meringankan penderitaan para pengungsi yang telah mengembara dalam jangka panjang.

Negara-negara Eropa dan Amerika telah bergerak. Kini kita juga sudah menerima permintaan dari Kementerian Luar Negeri untuk penyaluran bantuan ke Serbia. Negara ini sendiri termasuk negara miskin, tetapi pemerintahnya membuka pintu bagi para pengungsi Suriah untuk melintas.  Namun, pengungsi yang melintas mungkin juga perlu singgah untuk sementara. Pemerintah negara itu merasa mereka tidak berkapasitas untuk membantu, maka mengirimkan surat permintaan bantuan ke berbagai negara. Surat ini juga sampai kepada Kemenlu kita yang kemudian berharap Tzu Chi bisa membantu para pengungsi yang singgah di Serbia itu.

Saya menerima berita ini saat sedang melakukan kunjungan keliling Taiwan. Saat itu saya berpesan kepada staf kita bahwa kita harus punya sumber daya manusia yang cukup untuk dapat menyalurkan bantuan secara langsung kepada mereka yang membutuhkan. Jalinan jodoh pun matang. Kebetulan delegasi dari Bosnia yang pernah kita bantu saat banjir melanda negara itu kali ini datang berkunjung ke Taiwan. Delegasi ini merasa tersentuh setelah beberapa hari kunjungan ke Taichung. Beliau berharap di negaranya juga ada relawan Tzu Chi yang mengenakan seragam biru putih. Berhubung saya menerima permintaan dari Kementerian Luar Negeri, maka saat bertemu delegasi dari Bosnia dan para relawan dari Jerman, saya menanyakan apakah mereka dapat membantu. Mereka sangat bersedia membantu. Dengan adanya jalinan jodoh ini, mereka langsung mencari informasi tentang kebutuhan para pengungsi di Serbia. Kini, yang paling mereka butuhkan adalah pakaian musim dingin. Pemerintah setempat berharap kita dapat memberi setiap orang jaket agar semua orang dapat menghadapi cuaca dingin.

Saya lalu menanyakan biaya yang dibutuhkan. Mereka menjawab, “1.200 dolar NT untuk sehelai.” Mereka lalu dengan cepat menambahkan, Mereka lalu dengan cepat menambahkan, “Untuk ini kami hanya meminta petunjuk Master. Jika Master setuju, maka relawan di beberapa negara di Eropa yang akan menggalang dana pembeliannya.” Saya lalu berkata agar mereka membelinya di Bosnia karena Serbia adalah negara tetangga Bosnia. Ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Bosnia. Kita berharap warga Bosnia dapat turut bersumbangsih dalam misi ini.

Para relawan sudah bersiap. Namun, kita juga berharap bantuan ini bukan hanya disalurkan untuk satu gelombang. Jika dibutuhkan, mungkin kita juga harus memberikan bantuan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Saya juga mendengar para relawan Tzu Chi dari Taipei berkata bahwa mereka juga tengah bersiap untuk bergerak. Mereka bersedia mengulurkan tangan dari Taiwan dan ingin berpartisipasi dalam bantuan internasional. Inilah informasi yang saya terima dari Taipei. Kekuatan cinta kasih ini sungguh indah. Hari ini, seorang wali kota dari Turki bersama menteri pendidikan Turki menemui saya untuk berdiskusi tentang pendidikan anak-anak pengungsi. Para pengungsi ini tersebar di berbagai negara.

Para relawan Tzu Chi di Yordania juga terus membantu para pengungsi Suriah di sana. Hingga kini, bantuan ini sudah berjalan lebih dari empat tahun. Untuk mencapai ketenteraman dunia, manusia harus lebih dahulu menyelaraskan pikiran dan membuka hati untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. Kita bisa memberi perhatian bagi mereka yang berada jauh dari kita. Terhadap yang berada tidak jauh dari kita, kita tentu harus lebih peduli. Saya dengan tulus mendoakan kalian semua.

Gempa bumi membawa bencana bagi Tainan

Bergerak menghimpun bantuan darurat

Segera mengantarkan kehangatan bagi korban bencana

Bergotong royong memberi perhatian di tengah bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 8 Februari 2016
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -