Ceramah Master Cheng Yen: Berhemat di Kala Hidup Berkecukupan

“Semua yang tinggal di tepi sungai ini merasa sedih. Saat banjir, airnya sangat tinggi. Saat musim kemarau, sungai menjadi kering. Hidup kami selama 2-3 bulan ini sangat susah. Pohon-pohon layu dan banyak ikan yang mati. Banyak ikan milik peternak ikan di Temerloh yang mati. Kami berharap setiap orang dapat memiliki kesadaran untuk menyelamatkan alam,” ucap Khaidir Ahmad, Warga.

“Yang terpenting adalah mendaur ulang barang-barang yang masih bisa digunakan. Kita juga harus mengurangi penebangan pohon yang menyebabkan terjadinya bencana, seperti banjir dan kekeringan,” ucap Khaidir Ahmad, Warga.

Lewat siaran berita, kita bisa melihat ketidakselarasan kondisi iklim di seluruh dunia. Wilayah Asia harus lebih waspada terhadap fenomena La Nina pada 6 bulan terakhir 2016. Mungkin akan turun hujan deras, terjadi banjir besar, terjadi kekeringan parah, dan bencana lainnya. Dua hari yang lalu, insan Tzu Chi dari Vietnam memperlihatkan kepada saya kondisi kekeringan di sana. Dari tiga musim bercocok tanam, para petani mengalami gagal panen satu musim dan memberikan lahan dua musim. Bagaimana petani yang semula sudah kekurangan bisa menanggung kerugian ini?

“Yang berwarna putih ini garam?” “Benar, itu adalah garam. Setelah air garam mengering, ia mengkristal di atas tanah,” ucap Siti Nornajihah, Warga.

“Ini hanya sekam padi tanpa butiran beras di dalamnya,” ucap Siti Nornajihah, Warga.

Yang diharapkan para petani adalah air hujan karena aliran air dari Sungai Mekong sudah terputus. Aliran Sungai Mekong melalui beberapa negara, seperti Thailand, dan merupakan sumber air di negara-negara itu. Jika Sungai Mekong kering, maka negara-negara itu akan dilanda kekeringan. Jika masih tidak turun hujan, maka level air sungai akan terus menurun. Di Taiwan, biaya air sangat murah sehingga banyak orang tidak menghargai air. Selama puluhan tahun ini, saya terus mengimbau orang-orang untuk menghargai air.

Lihatlah transkrip ceramah saya pada puluhan tahun yang lalu, saya terus mengeluarkan imbauan. Sejak saya meninggalkan keduniawian hingga sekarang, saya hanya menggunakan satu ember air setiap hari untuk mencuci tangan dan keperluan lainnya. Berhubung setiap tetes air bagaikan emas, maka kita harus menghargainya. Meski ada air, kita juga harus senantiasa ingat kesulitan saat tidak ada air. Jadi, saat ada air, kita juga harus menghemat dan menyimpan air untuk digunakan saat dibutuhkan. Air bukan hanya dibutuhkan oleh kita, tetapi juga orang lain. Air bukan hanya dibutuhkan oleh negara kita, tetapi juga negara lain. Semua orang di seluruh dunia membutuhkan air. Jadi, kita harus memelihara kebiasaan baik ini. Kekuatan cinta kasih seperti ini harus kita himpun dengan sungguh-sungguh.

“Saya membuat celengan dengan botol susu. Saya ingin menolong orang kurang mampu,” kata Chen Jia-qi, Murid TK Tzu Chi Kedah. Sudahkah kalian melihat anak-anak di Malaysia? Mereka begitu bijaksana. Inilah pendidikan yang kita berikan di TK Tzu Chi di wilayah utara Malaysia. Saya juga melihat laporan dari insan Tzu Chi wilayah utara Malaysia. Setiap tahun, menjelang ulang tahun Tzu Chi, TK Tzu Chi di wilayah utara Malaysia mengajak anak-anak untuk bervegetaris selama satu bulan, bahkan orang tua murid pun ikut bervegetaris. Mereka juga mengajari anak-anak untuk mengasihi hewan. Ini telah menjadi pendidikan rutin di sana. Mereka melatih anak-anak untuk menjaga diri sendiri dan membantu satu sama lain. Mereka juga mengajari anak-anak untuk berhemat dalam keseharian. Anak-anak dibimbing untuk mengonsumsi nasi Jing Si dengan tahu yang diasinkan agar mereka dapat merasakan kondisi kehidupan yang sulit di Griya Jing Si pada masa-masa awal. Dengan begitu, mereka dapat memahami saat kekurangan bahan pangan, bagaimana cara mengatasinya. Seperti inilah pendidikan di Malaysia.

Untuk melatih ketekunan anak-anak, mereka juga mengajari anak-anak membuat lilin dan menyajikan nasi Jing Si secara langsung. Adakalanya, mereka juga mengajak anak-anak berbelanja ke pasar. Anak-anak sudah bisa memilih bahan apa yang harus dibeli untuk menyiapkan makanan pada hari itu. Anak-anak dibimbing sejak usia dini. Anak-anak dibimbing sejak usia dini. Ini bukan sekadar bermain-main di sekolah, tetapi benar-benar mendatangkan manfaat. Di rumah, anak-anak bisa membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah tangga dan berbagi pengalaman dengan mereka. Kisah seperti ini di TK Tzu Chi sangatlah banyak. Anak-anak sangat menggemaskan, patuh, polos, dan bebas dari noda batin. Bervegetaris baik untuk kesehatan fisik dan batin mereka. TK kita selalu memberikan pendidikan seperti ini.

Badan misi Tzu Chi juga selalu menyediakan makanan vegetaris. Singkat kata, jangan khawatir bahwa bervegetaris dapat membuat tubuh kita kekurangan gizi, kecuali kita merupakan pemilih makanan dan tidak dapat mengendalikan nafsu makan kita. Jika tidak, secara alami, tanaman pangan merupakan makanan yang paling bergizi. Selain baik untuk kesehatan, bervegetaris juga dapat mengurangi pencemaran terhadap lingkungan dan mengurangi emisi karbon. Jika setiap orang dapat memiliki pola hidup yang lebih alami, maka saya yakin, empat unsur alam dapat selaras dan dunia dapat bebas dari bencana. Siaran berita yang saya lihat setiap hari sungguh membuat saya sangat khawatir.

Kita juga melihat siaran berita tentang temperatur bumi yang terus meningkat yang kini dikenal dengan nama El Nino dan La Nina. Inilah yang kita khawatirkan. Namun, segala sesuatu bergantung pada pikiran. Asalkan memiliki tekad, kita bisa segera mengubah pola hidup kita dan menuju jalan yang benar. Kita harus hidup dengan jiwa dan raga yang sehat agar tercipta keluarga dan masyarakat yang sehat. Untuk itu, kita harus memahami Dharma dan mempraktikkannya secara nyata. Hidup di dunia ini, jika dapat membangkitkan sebersit niat, maka setiap orang dapat mempraktikkan Dharma. Ini bukanlah hal yang mustahil. Semua ajaran Buddha dapat dipraktikkan secara nyata. Asalkan dapat memahami Dharma, kita pasti bisa mempraktikkannya dan mencapai kebuddhaan. Jadi, setiap orang bisa membentangkan Jalan Bodhisatwa. Ini bukanlah hal yang mustahil. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati.

Bencana alam kerap terjadi di dunia ini

Tetap berhemat di kala hidup berkecukupan

Anak-anak yang bervegetaris memiliki kebijaksanaan yang tinggi

Memiliki kehidupan yang sehat dengan memahami Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Mei 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 06 Mei 2016

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -