Ceramah Master Cheng Yen: Berhemat, Menghargai Berkah, dan Membantu Orang Lain
Sungguh banyak bencana yang terjadi di dunia. Seperti yang dikatakan dalam Sutra Teratai, dunia ini bagaikan rumah yang tengah terbakar. Kita bisa melihat bahwa dunia ini bagaikan rumah yang tengah terbakar. Inilah tiga alam, yakni alam nafsu, alam rupa, dan alam tanpa rupa.
Nafsu keinginan ada dalam diri setiap manusia. Semua orang memiliki nafsu keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam aksara Mandarin, jika aksara "keinginan" ditambah dengan aksara "hati" di bawahnya, maka terbentuklah aksara "ketamakan". Ketamakan di dalam hati ini tidak terbatas. Hati manusia dipenuhi nafsu keinginan yang meluap. Hal ini menyebabkan pemborosan sumber daya. Konsumsi yang berlebihan telah menyebabkan kekurangan sumber daya.
Populasi dunia makin meningkat dan manusia tidak tahu berpuas diri. Dengan populasi dunia yang terus bertambah, pedesaan terus berkurang dan lahan pertanian terus digunakan untuk membangun gedung bertingkat. Bumi hanya ada satu. Seluas apa pun bumi ini, luasnya tidak akan bertambah. Namun, ada perubahan yang terus terjadi.
Populasi dunia makin bertambah serta sektor industri dan bisnis terus berkembang. Perubahan seperti ini mengakibatkan makin banyak lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Kita tidak tahu kelak dari mana bisa mendapatkan tanaman pangan untuk bertahan hidup. Memikirkan hal ini, saya sangat khawatir dan takut.
Lihatlah, di dalam pusat perbelanjaan ada banyak produk yang dikemas dengan sangat indah. Untuk menarik perhatian orang, produk dikemas dengan indah. Namun, ini menghabiskan banyak sumber daya dan menghasilkan banyak sampah. Begitu pula dengan makanan sisa. Kita dapat melihat banyak orang yang kelaparan di seluruh dunia. Saat orang kaya membuang-buang makanan, banyak orang miskin yang kekurangan makanan. Semua ini terjadi di dunia yang sama dengan kita.
Lihatlah orang-orang di daerah yang kelaparan, mereka sangat kurus bagaikan tulang dibalut kulit. Bagaimana kita bisa membantu mereka? Sulit untuk menghitung berapa banyak orang seperti ini. Sumber daya selalu tidak merata. Saat orang-orang yang menderita tidak mendapat bantuan, orang-orang yang boros malah mengabaikan pentingnya menghargai sumber daya. Karena itulah, dunia ini penuh dengan bencana akibat perubahan iklim. Inilah yang memperparah penderitaan di dunia ini.
Penderitaan dan kemiskinan terdapat di mana-mana. Kita juga harus lebih banyak menciptakan berkah. Hendaklah kita cukup makan 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persen untuk menolong orang lain. Kita harus terus menyerukan hal ini. Hal yang saya khawatirkan ialah kesempatan untuk menyerukan penyisihan 20 persen makanan kepada orang-orang kaya makin sedikit, bahkan tidak ada yang menyerukannya lagi.
Secara perlahan, kondisi Bumi akan makin memprihatinkan. Ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Kita harus memanfaatkan waktu dan mencari cara untuk mempertahankan kelangsungan Bumi. Ini sama halnya dengan tubuh kita.
Saya sering mengatakan bahwa kita harus menjaga tubuh. Makanlah secukupnya, jangan membuang-buang makanan, dan jangan makan berlebihan hingga kita membutuhkan sedot lemak. Ini sudah berlebihan. Bagaimana cara kita melindungi tubuh dan Bumi kita? Dengan cara menghargai berkah, menyadari berkah, dan tahu berpuas diri.
Jangan mengumbar nafsu keinginan. Dalam kehidupan sehari-hari, janganlah ada pemborosan dan ketamakan. Kita cukup makan 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persen untuk menyelamatkan orang lain. Demi menjaga kesehatan dan mengenyangkan perut, makan 80 persen kenyang sudah cukup. Makan 80 persen kenyang bermanfaat bagi kesehatan, 100 persen kenyang berpengaruh bagi kesehatan, dan 120 persen kenyang akan merusak kesehatan. Kita harus tahu pola makan dengan porsi yang pas. Dengan demikian, tubuh kita akan sehat. Dengan kata lain, ketika apa yang kita miliki sudah cukup, kita harus segera membantu orang lain.
Ketika hidup berkecukupan, kita harus menyisihkan sedikit untuk membantu orang lain. Jadi, tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran padi dapat memenuhi lumbung. Dengan semangat seperti inilah kita menyisihkan segenggam demi segenggam beras. Segenggam demi segenggam beras yang disisihkan setiap kali akan memasak dapat memenuhi guci. Dengan prinsip yang sama, setetes demi setetes air juga dapat membentuk sungai. Singkat kata, dengan mengurangi nafsu keinginan dan sedikit berhemat, kita dapat membantu orang lain. Mari kita kembali menyerukan prinsip kebenaran ini.
Pikiran manusia bergejolak akibat nafsu keinginan yang meluap
Melihat penderitaan tak terkira di dunia yang bagaikan rumah yang tengah terbakar
Menerapkan pola makan sehat dengan makan 80 persen kenyang
Berhemat, menghargai berkah, dan membantu orang lain
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Juli 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 16 Juli 2022