Ceramah Master Cheng Yen: Berhenti Membunuh demi Menumbuhkan Berkah


“Sesungguhnya, ini adalah nasi kotak yang membawa kehangatan bagi hati orang-orang. Nasi kotak ini tidak hanya memberikan kehangatan di hati, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Dengan adanya kegiatan nasi kotak cinta kasih ini, kami berharap masyarakat nonvegetarian dapat lebih sering mengonsumsi makanan vegetaris,”
kata Chen Shu-li relawan Tzu Chi.

“Sesungguhnya, bervegetaris hanyalah mengubah bahan makanan. Namun, bagi tubuh dan alam semesta, bervegetaris merupakan hal yang sangat baik. Jika kita bervegetaris, pembunuhan hewan akan berkurang. Pola makan vegetaris juga lebih menyehatkan,” kata Guo Li-wen karyawan.

Saat ini, bervegetaris adalah obat yang paling mujarab dalam mencegah pandemi. Bervegetaris tidak mengenal agama. Kita semua harus mempraktikkannya. Tidak peduli agama apa pun, semua sama-sama mengajarkan kebenaran dan cinta kasih. Semua umat beragama hendaknya memiliki kesadaran untuk mengasihi semua makhluk. Kita hendaknya tidak hanya mengasihi sesama manusia, tetapi juga mengasihi semua makhluk di dunia. Semua orang harus mempraktikkan vegetarisme.

Ajaran Buddha sudah ada di dunia ini selama lebih dari 2.500 tahun. Ada orang yang memohon ketenteraman, ada pula yang memohon semoga menantunya segera hamil dan dia mendapatkan cucu. Namun, setelah cucunya lahir, dia setiap hari menyembelih ayam untuk memasak ayam minyak wijen. Jadi, kelahiran seorang cucu menimbulkan pembunuhan hewan selama sebulan. Inilah yang disebut delusi.

Mendapatkan cucu adalah berkah dan tentu membuat orang dipenuhi sukacita. Kebiasaan orang-orang di dunia adalah selalu ingin memiliki banyak keturunan. Kebiasaan ini juga membentuk energi. Tentu saja, ini adalah hal yang membahagiakan. Namun, ketika mendapatkan berkah berupa anak, sebagian orang justru membunuh hewan. Ini dapat mengikis berkah mereka. Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan berkah, kita harus bisa menciptakan berkah.


Kita harus segera menciptakan berkah bagi anak cucu dengan cara membantu orang-orang yang kekurangan dan menderita. Kita harus memahami bahwa untuk menciptakan berkah bagi anak cucu, kita harus menolong sesama. Ketika kita menyelamatkan dan membantu orang lain, maka kita telah menciptakan berkah. Berkah yang kita ciptakan ini dapat dilimpahkan kepada anak cucu kita. Demikianlah makhluk awam. Ini adalah hal yang benar.

Jika berharap memiliki banyak keturunan, kita hendaknya menciptakan berkah bagi mereka sesuai prinsip kebenaran. Kita harus menghindari pembunuhan. Dengan menghindari pembunuhan, barulah kita dapat memupuk berkah. Jika kita tidak membunuh hewan setelah mendapat anak, berarti anak ini datang ke dunia dengan membawa berkah. Sebaliknya, jika kelahiran seorang anak membuat kita membunuh banyak hewan, berkah akan terkikis dan karma buruk akan bertambah. Jadi, kita hendak memupuk berkah atau menambah bencana untuknya?

Jika berhenti membunuh makhluk hidup baginya, berarti kita memupuk berkah. Sebaliknya, jika membunuh makhluk hidup baginya, berarti kita menambah bencana. Di antara bencana dan berkah, manakah yang akan kita pilih?

Saya sering mengatakan bahwa manusia menciptakan karma kolektif. Jika kita memahami prinsip kebenaran, kita tidak akan menciptakan karma buruk kolektif, melainkan karma baik kolektif. Menciptakan karma baik kolektif sangat penting. Semua umat Buddha setuju akan hal ini. Banyak orang baik yang tidak paham akan hal ini. Namun, setelah mempelajari Dharma, mereka pun memahaminya.


Lihatlah bhiksu dari beberapa vihara. Selama beberapa tahun ini, ketika Tzu Chi mengadakan upacara pemandian rupang Buddha pada bulan Mei, mereka sangat mendukung Tzu Chi. Para bhiksu dan sesepuh Buddhis memimpin insan Tzu Chi dan masyarakat dalam upacara pemandian rupang Buddha. Demikianlah ladang pelatihan yang agung membangkitkan ketulusan orang-orang.

Setelah upacara selesai, semua orang kembali ke ladang pelatihan masing-masing dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Inilah cara kita menyucikan hati setiap orang. Kita juga harus menggalakkan vegetarisme. Bervegetaris berarti berhenti membunuh.

Lihatlah, para bhiksu juga bergerak untuk menggalakkan vegetarisme di komunitas mereka. Saya sangat tersentuh.

“Kami mendukung Master untuk memperhatikan orang yang kurang mampu. Melalui vegetarisme, kita dapat membuat dunia makin tenteram dan semua makhluk makin bersukacita,” kata Bhiksu Ming Guang Kepala Vihara Daxiong.

“Sebagian orang bervegetaris demi kesehatan dan kelestarian lingkungan. Dalam ajaran Buddha, bervegetaris berarti membebaskan kehidupan dan tidak membunuh makhluk hidup,” kata Bhiksu Zi Ding Bhiksu Vihara Chan Linji Huguo.

“Kita menyediakan nasi kotak vegetaris dengan harapan semua orang senantiasa membangkitkan niat baik dan sukacita. Dengan niat baik ini, bencana yang terjadi dapat berkurang,” kata Bhiksu Zhi Feng Kepala Vihara Cih Guang.


Para bhiksu juga mengantarkan nasi kotak secara langsung. Masyarakat di sekitar ladang pelatihan mereka pun bersatu hati memberikan dukungan. Inilah yang disebut mempraktikkan Dharma. Hanya membina ketulusan di dalam hati tidaklah cukup, kita juga harus mempraktikkan Dharma lewat tata krama. Tata krama harus digalakkan di tengah masyarakat. Ini memerlukan kerja keras.

Saya sering mengatakan bahwa kita harus bekerja keras untuk memurnikan hati dan pikiran serta tidak mundur. Setelah memurnikan hati dan pikiran, jangan ada lagi noda batin dalam diri kita. Setelah memahami vegetarisme, hendaklah kita semua mempraktikkannya.

Bervegetaris dimulai dari satu hari menjadi selamanya. Apakah bervegetaris itu sulit? Bukankah bervegetaris dapat menyehatkan dan memurnikan tubuh kita? Makanan vegetaris mudah untuk dicerna. Mengonsumsi tanaman pangan saja sudah dapat memberikan nutrisi yang menyehatkan tubuh.

Hendaklah kita tidak mengonsumsi daging hewan. Jika kita tidak mengonsumsi daging, orang-orang akan berhenti membunuh hewan. Kita harus melindungi semua makhluk. Inilah cara kita mengasihi dan melindungi kehidupan. Hanya dengan bervegetaris, barulah kita dapat sepenuhnya memahami kebenaran untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk.

Semua agama berlandaskan pada cinta kasih
Berhenti membunuh demi menumbuhkan berkah
Bersatu hati melindungi dunia
Tekun mempraktikkan kebajikan dan tata krama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 17 Juni 2022
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -