Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar dengan Teguh untuk Membawa Manfaat bagi Dunia

Bodhisatwa sekalian, kita harus menjalankan tekad dan ikrar kita. Kita tidak boleh bertikai dengan orang lain. Sebaliknya, kita harus sungguh-sungguh menggarap ladang berkah. Bodhisatwa muncul untuk menolong semua makhluk yang menderita. Semua makhluk yang menderita merupakan ladang pelatihan bagi Bodhisatwa. Saya berharap semua orang dapat menghargai ladang berkah ini.

Kita harus menerapkan ajaran Buddha dalam keseharian dan menjalankan praktik Bodhisatwa di dunia. Sebersit niat yang timbul dalam sekejap dapat menentukan arah hidup kita. Jadi, kita harus menjaga pikiran kita dengan baik setiap waktu. Kita harus melakukan perbuatan baik.

Di dunia ini, kita harus memanfaatkan kehidupan untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Untuk itu, kita harus menggenggam saat ini untuk melakukan perbuatan baik dan mempertahankannya untuk selamanya. Sebagai relawan Tzu Chi, kita telah bertekad untuk selalu melakukan perbuatan baik.

Kita harus memegang teguh keyakinan kita.

Meski empat musim silih berganti, semoga batin kita bisa senantiasa seperti musim semi. Pada musim semi, tumbuhan kembali bertumbuh dan hewan kembali aktif. Semoga kondisi batin kita selalu berada pada musim semi. Segala sesuatu bergantung pada pikiran kita. Jadi, kalian semua harus bersungguh hati. Keyakinan benar adalah arah hidup kita. Jika tidak memiliki keyakinan benar, kita akan kehilangan arah dan sangat bahaya.

“Dahulu, saya sangat percaya takhayul. Terlebih lagi, ketika saya berencana untuk membuka usaha. Sebelum membuka usaha, saya pergi ke mana-mana untuk memohon kepada dewa dan diramal. Setelah usaha saya dibuka, saya selalu melihat hari baik untuk melakukan segala sesuatu. Sejak bergabung dengan Tzu Chi, perlahan-lahan saya memiliki keyakinan benar dan pikiran benar. Saya pun merasa semua itu sudah tidak penting bagi saya. Pertama kali mendoakan orang yang telah meninggal, jenazah almarhum tepat di depan saya dan saya merinding. Namun, setelah melakukannya beberapa kali, itu sudah bukan masalah bagi saya. Sekarang, saat melihat ada orang yang sedang berkabung, saya akan melafalkan nama Buddha beberapa kali untuk melimpahkan jasa kepada almarhum. Suatu kali, sebelum pergi ke Hualien untuk menjadi relawan, saya menyadari bahwa lengan kanan saya tidak dapat digerakkan. Dokter memberi tahu saya bahwa saya menderita kanker payudara stadium 4.Pada saat itu, dokter bertanya kepada saya, "Mengapa kamu begitu tenang?" Saya menjawab, ‘Saya harus berterima kasih kepada Tzu Chi. Saat ketidakkekalan datang, kita harus menghadapinya.’,” kata Tan Xiu-ren.

 

“Saya merasa dia sangat berani menghadapi kanker yang dideritanya. Dia membuat keputusan sendiri dan menerimanya dengan berani. Hari itu, dokter berkata padanya bahwa kelak dia harus menjalani kemoterapi. Kemudian, dia pergi memotong rambutnya sebelum pulang ke rumah. Sifatnya sangat tegar dan berani. Keyakinannya pada Tzu Chi membuatnya memiliki lebih banyak kekuatan,” kata Yu Yan-ma, Suami Tan Xiu-ren.

Bodhisatwa sekalian, mempelajari ajaran Buddha berarti memiliki keyakinan benar. Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus memurnikan pikiran kita dan memiliki keyakinan benar. Inilah arah hidup dan tujuan kita. Buddha mengajarkan kepada kita keyakinan benar. Apa yang Buddha ajarkan kepada kita? Mengembangkan cinta kasih kita.

“Jika menemukan donor sumsum tulang yang cocok, kami akan mengunjunginya dan berharap dia bisa menyelamatkan nyawa orang. Berhubung saya sendiri pernah jatuh sakit, maka saya tahu jika di dalam sebuah keluarga ada orang yang sakit, seluruh keluarganya akan sangat sedih. Mempelajari ajaran Buddha bukan hanya menyembah Buddha atau Bodhisatwa. Bodhisatwa tidak akan duduk di sana dan menunggu orang datang untuk memohon. Bodhisatwa pergi ke mana-mana untuk membantu orang yang membutuhkan. Jadi, kita harus meneladani semangat Bodhisatwa,” kata Tan Xiu-ren, Relawan Tzu Chi.

 

Kita harus menerapkan ajaran Buddha dalam keseharian hingga bisa menjaga keharmonisan dalam menghadapi semua orang dan hal. Inilah ajaran Buddha yang sesungguhnya. Ajaran Buddha bertujuan untuk menyucikan hati manusia dan membimbing kita menuju arah yang benar. Dengan mengingat prinsip kebenaran ini di dalam hati dan menerapkannya dalam keseharian saat menghadapi semua orang dan hal, maka hidup kita akan harmonis.

Setiap tahun, saya melihat insan Tzu Chi selalu sangat tekun dan bersemangat. Terkadang, mereka akan terjun ke jalan atau gang untuk menempelkan Kata Renungan Jing Si. Insan Tzu Chi berharap dengan berbagi kata-kata baik dengan orang-orang, kita dapat membawa manfaat bagi mereka dan mengubah kehidupan mereka agar keluarga mereka dan masyarakat bisa lebih harmonis dan damai.

Insan Tzu Chi mempromosikan Kata Renungan Jing Si dengan harapan semua orang bisa memiliki keyakinan benar, Bumi bisa aman dan tenteram, lingkungan bisa menjadi bersih, serta empat unsur alam bisa selaras. Jadi, kita harus menjaga pikiran kita dengan baik agar arah hidup kita benar. Semoga semua orang berjalan di Jalan Bodhisatwa dengan menerapkan ajaran Buddha dalam keseharian dan bersumbangsih di tengah masyarakat.


Menjadi teladan bagi masyarakat atau menjadi orang baik di dunia, ini semua disebut Bodhisatwa. Kita harus menjaga pikiran kita dengan baik karena sebersit niat dapat memengaruhi kita seumur hidup. Waktu yang berlalu tidak akan kembali. Setiap detik sangat berarti bagi kita.

Kita harus selalu memupuk pikiran baik karena setiap niat yang timbul akan memengaruhi kita seumur hidup. Jika membangkitkan niat baik setiap saat, kita akan melakukan perbuatan baik, menjalin jodoh baik, dan menjadi Bodhisatwa setiap saat. Dengan demikian, kehidupan kita tidak akan menyimpang. Jadi, sebersit niat sangatlah penting. Kita harus menggenggam waktu untuk berbuat baik.

Sebagai insan Tzu Chi, kita telah menyerap ajaran Jing Si. Di dalam mazhab Tzu Chi, kita mempraktikkan ajaran Jing Si untuk terjun ke tengah masyarakat guna menapaki Jalan Bodhisatwa. Semoga kalian dapat meneruskan silsilah Dharma Jing Si dengan berbagi ajaran saya kepada orang lain. Dengan ajaran Buddha, kita terjun ke tengah masyarakat untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.

Dengan menyerap ajaran Buddha ke dalam hati, kita dapat memahami jalan kebenaran. Kita harus membangun tekad untuk mempraktikkan Dharma yang kita dengar, bukan hanya berkata, "Saya tahu ajaran Buddha membimbing orang ke jalan yang benar." Jika hanya tahu, itu tidak ada gunanya. Kita harus mempraktikkannya secara nyata. Ini disebut memahami jalan kebenaran.


Kita harus bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa. Kita harus membangun tekad seperti ini. Kita berharap dengan menggalang hati, kita dapat mengubah pikiran yang keruh menjadi pikiran yang murni dan mengubah makhluk awam menjadi Bodhisatwa.

Saya sering berkata bahwa menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia adalah tanggung jawab semua orang. Seperti inilah kita membimbing orang. Kita harus menginspirasi orang-orang Kita harus menginspirasi orang-orang untuk menuju arah yang benar. Dengan demikian, nilai-nilai kekeluargaan dan etika sosial dapat dibangun kembali, masyarakat juga akan harmonis, aman, dan tenteram.

Selain itu, dengan melakukan tindakan nyata, kita dapat menjalin banyak jodoh baik, serta membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Dengan demikian, barulah kita benar-benar dapat mencapai kebuddhaan. Sifat hakiki kita telah ditutupi oleh noda batin. Jadi, mulai sekarang, kita harus sungguh-sungguh melatih diri di tengah masyarakat agar kegelapan batin kita perlahan-lahan lenyap dan kita dapat belajar Dharma dari orang-orang yang kita temui. Semua orang merupakan guru bagi kita untuk menumbuhkan kebijaksanaan.

  

Senantiasa menjaga pikiran kita dengan baik

Bersumbangsih di tengah masyarakat sesuai ajaran Buddha

Melenyapkan kegelapan batin dan mengembangkan cinta kasih

Menciptakan masyarakat yang harmonis

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 26 April 2019

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -