Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar Melatih Diri dari Kehidupan ke Kehidupan

Mendengar pengalaman dari begitu banyak relawan, saya sungguh sangat tersentuh. Saya tersentuh melihat begitu banyak relawan yang memperhatikan saudara se-Dharma, terjun ke tengah komunitas, mengikuti pemandian rupang Buddha, dan lain-lain. Ini semua membuat saya sangat tersentuh.

Pagi ini, saya juga mendengar tentang relawan yang memperhatikan saudara se-Dharma. Seorang relawan yang merupakan ketua Xie Li ingin membimbing seorang penerus. Meski sedang jatuh sakit, dia tetap memberikan pendampingan dan bimbingan dengan sepenuh hati hingga ada orang yang bisa meneruskan tanggung jawabnya. Tak lama kemudian, penyakit kankernya kambuh sehingga harus diopname. Pada hari-hari terakhirnya, rumah sakit mengizinkannya untuk pergi ke posko daur ulang  yang paling disayanginya.

Saudara-saudara se-Dharma mengadakan sebuah acara perpisahan untuknya. Melihat begitu banyak saudara se-Dharma mengelilinginya, melafalkan nama Buddha, dan menyanyikan lagu “Selamanya di Jalan Bodhisatwa”, dia dengan terharu dan gembira beranjali. Anggota keluarganya juga sangat terharu. Saya juga mendoakannya. Saya berharap dia benar-benar dapat selamanya berada di Jalan Bodhisatwa. Saya yakin dia telah terlahir kembali dan berada di ruang bayi di suatu RS. Dia meninggalkan tubuhnya yang terkena penyakit dan kembali lewat tubuh bayi yang sehat.

Dalam waktu kurang dari dua tahun, bayi ini akan menjadi Bodhisatwa cilik di Jing Si Books & Cafe. Kita akan melihat salah seorang Bodhisatwa cilik yang menapaki Jalan Bodhi dari kehidupan ke kehidupan. Semoga setiap orang dapat memperhatikan hukum kelahiran kembali. Saat masih hidup, kita harus menggenggam setiap waktu. Yang kita lakukan hari ini akan menjadi sejarah bagi esok hari. Kita tidak tahu kita masih memiliki berapa banyak esok hari. Entah esok hari atau ketidakkekalan yang akan datang terlebih dahulu. Namun, jika kita berusia panjang, maka itu karena kita telah menanam banyak benih kebajikan di Jalan Bodhi dari kehidupan ke kehidupan.

Kita harus merawat benih-benih kebajikan ini dengan baik. Benih kebajikan ini dapat memengaruhi buah karma pengondisi kita di kehidupan mendatang. Benih kebajikan ini akan menentukan buah karma langsung dan pengondisi kita kelak. Dapat terlahir di keluarga dan lingkungan yang baik, tidak melupakan ikrar yang kita bangkitkan di kehidupan lampau, membawa ikrar ke kehidupan berikutnya, dan segala sesuatu berjalan sesuai keinginan, inilah yang kita harapkan. Untuk itu, kita harus bertindak. Tidak bertindak, maka tidak ada yang diperoleh. Kita akan memperoleh hasil dari tindakan kita sendiri.

Karena itu, setiap orang harus bertulus hati. Hanya di alam manusia, kita baru bisa mempelajari ajaran Buddha dan mencapai kebuddhaan. Kita harus memanfaatkan hidup di alam manusia untuk mendukung pelatihan diri kita karena dunia ini penuh dengan penderitaan. Buddha datang ke dunia ini demi membebaskan semua makhluk dari penderitaan. Meski Buddha telah meninggalkan kita selama lebih dari 2.000 tahun, tetapi ajaran Buddha tetap beredar di dunia. Selama ada ajaran Buddha, maka akan ada harapan di dunia ini karena kita berpegang pada kebenaran.

Kini kita bisa melihat banyak sejarah Tzu Chi yang berisi tindakan dan jejak langkah para relawan kita. Lihatlah, setiap minggu, kalian bisa menonton “Catatan Harian Master Cheng Yen” yang berisi jejak langkah saya. Sesungguhnya, jejak langkah kalian lebih menarik dari jejak langkah saya karena kalian benar-benar menjangkau keluarga yang membutuhkan dan mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma. Kalian bertindak secara nyata, sedangkan saya hanya berbagi prinsip kebenaran. Saya hanya memberi ceramah, tetapi murid-murid saya menyerapnya ke dalam hati serta mempraktikkannya di tengah masyarakat dan komunitas.

Tanpa kalian sadari, tindakan kalian telah mengurangi jumlah keluarga yang bermasalah. Dengan berbuat demikian, kalian telah menyelamatkan banyak anak muda yang bermasalah. Dapat memperbaiki kehidupan begitu banyak orang, pahala kalian sungguh tak terhingga. Saya berterima kasih kepada kalian semua yang telah bersumbangsih selama ini.

Kini, selain bersumbangsih bagi umat manusia, kita juga harus mengimbau orang-orang untuk menghargai nyawa hewan. Ini demi melindungi bumi dan masa depan umat manusia. Kita tidak seharusnya terus-menerus membunuh hewan. Jika kita tidak mengonsumsi daging, maka tidak akan ada peternakan. Jika tidak ada peternakan, maka tidak ada hewan yang akan dibunuh. Saya berharap setiap orang tahu untuk menghindari karma seperti ini agar tidak terlahir di alam hewan dalam enam alam kehidupan. Jika kita tidak menciptakan karma buruk ini, maka kita tidak akan terlahir di alam hewan.

Intinya, saya berharap setiap orang dapat bersungguh hati. Sehari hanya terdiri atas 86.400 detik. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Karena itu, kita harus menggenggam waktu dan jangan menyia-nyiakan sedetik pun. Kita harus terus-menerus mengakumulasi karma baik selama kita masih memiliki waktu. Semua karma baik yang terakumulasi akan menentukan tempat kelahiran kita kelak. Karena itu, kita harus lebih bersungguh hati. Terima kasih.

Pergi dan kembali dengan damai untuk meneruskan jalinan Dharma

Mempelajari ajaran Buddha dan mempraktikkannya di dunia

Giat melatih diri dan menumbuhkan benih kebajikan dari kehidupan ke kehidupan

Bervegetaris demi melindungi hewan dan menciptakan dunia yang aman dan tenteram

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 Juni 2016

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -