Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar Memikul Semangat Ajaran Buddha

Kita bisa melihat di Amerika Selatan, akibat fenomena El Nino, hingga kini Peru masih dilanda banjir besar. Kini, yang membuat saya lebih khawatir adalah hujan deras yang mengguyur Serbia sehingga air sungai meluap dan mengakibatkan banjir. Banjir besar melanda wilayah tengah Serbia.

Kini insan Tzu Chi masih berada di wilayah utara Serbia untuk bersumbangsih bagi para pengungsi. Hari demi hari terus berlalu. Kita bisa melihat pembagian bantuan di Serbia penuh kehangatan sehingga orang-orang yang menderita dapat kembali tersenyum. Relawan kita sangat bersungguh hati. Relawan kita membagikan pakaian sesuai ukuran dan membantu para pengungsi mengenakannya.

Namun, kita tidak dapat menemukan pakaian yang sesuai untuk seorang bapak. Karena itu, relawan kita pergi ke berbagai toko dan pasar swalayan hingga akhirnya menemukan satu set pakaian yang sesuai untuk bapak itu. Inilah kesungguhan hati, cinta kasih, dan kesabaran relawan kita. Yang terpenting, kita juga memiliki ketulusan. Relawan kita memastikan bahwa setiap pakaian musim dingin yang dibagikan sesuai dengan ukuran setiap pengungsi. Saya sungguh sangat bersyukur.

“Tzu Chi diterima di berbagai tempat sebagai organisasi nonpemerintah internasional. Dalam kondisi ini, kita tidak boleh lengah. Kita harus terus bekerja keras dan menggenggam jalinan jodoh ini,” ujar Rudi Willi Pfaff, salah satu relawan Tzu Chi yang membantu pembagian bantuan di Serbia. “Berbagai organisasi nonpemerintah lainnya memberikan penilaian yang baik terhadap kita. Mereka berkata bahwa kita benar-benar telah mengemban misi dengan sangat baik,” tambah Zheng Long, relawan Tzu Chi lain.

Serbia telah diguyur hujan deras selama dua hingga tiga hari. Kita berharap kondisi bencana di wilayah tengah Serbia tidak memburuk. Kini relawan kita masih berada di wilayah utara Serbia yang pasti akan dilintasi oleh para pengungsi. Relawan kita terus berada di sana dan berusaha mengerahkan lebih banyak tenaga untuk menolong para pengungsi. Kita berusaha bersumbangsih semaksimal mungkin.

Sungguh, dunia ini penuh dengan bencana. Pada zaman yang penuh dengan Lima Kekeruhan ini, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia terus terjadi. Karena itu, ajaran agama semakin dibutuhkan. Setiap agama yang mengajarkan cinta kasih yang tulus dapat menolong umat manusia.

Melihat ladang pelatihan yang agung, saya sangat gembira. Acara Penghargaan Wanita Luar Biasa dalam Buddhisme digelar di Taiwan tahun ini. Kita sangat bersyukur acara tersebut  digelar di Aula Jing Si Hualien sehingga kita dapat turut berpartisipasi. Lihatlah, generasi-generasi muda dapat memikul semangat ajaran Buddha. Mereka bukan hanya melatih diri sendiri, tetapi juga menciptakan berkah bagi dunia dan mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk memperhatikan semua makhluk.

Kita juga bisa melihat kekuatan cinta kasih di Filipina. Setiap tahun, Konferensi Tzu Chi International Medical Association (TIMA) digelar di negara yang berbeda-beda. Semua anggota TIMA saling menyemangati. Dengan semangat agama dan cinta kasih universal, dokter TIMA melenyapkan penderitaan pasien. Mereka berkumpul bersama dalam Konferensi TIMA dan saling menyemangati.

Setiap tahun, para anggota TIMA juga kembali ke Taiwan dalam rangka Festival Kue Bulan. Ini merupakan Konferensi Tahunan TIMA. Namun, kini Konferensi TIMA juga digelar di negara yang berbeda-beda setiap tahun. Konferensi TIMA di Filipina kali ini jauh lebih bermakna karena terbentuknya TIMA berawal dari Filipina.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, relawan medis di Filipina mulai pergi ke pulau terpencil untuk menggelar baksos berskala besar. Kemudian, relawan medis kita terus bertambah hingga terbentuklah TIMA. Lihatlah, kini Konferensi TIMA dapat digelar di setiap negara secara bergiliran dan semua anggota dapat saling menyemangati. Melihat mereka saling menyemangati, saya sungguh merasa tersentuh. Kita juga melihat barisan anggota TIMA yang panjang di Filipina. Mereka mengemban misi amal dan kesehatan secara bersamaan.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada TIMA Filipina atas pencapaian kalian yang indah dan cemerlang dalam menolong warga setempat,” ungkap Lin Chin-lon, Ketua Pelaksana Misi Kesehatan Tzu Chi.

Berapa banyak warga yang memperoleh manfaat? Jumlahnya sudah sangat banyak, terlebih penderita penyakit mata dan tumor. dr. Chen dari Amerika Serikat yang menghadiri Konferensi TIMA di Filipina juga kembali ke Taiwan kemarin. Dia datang ke Griya Jing Si dan berkata kepada saya bahwa dalam baksos kesehatan di Filipina, dia telah menjalankan tujuh kali operasi.

Dia berkata bahwa penderita tumor sangat banyak. Begitu pula penderita penyakit mata. Seorang anak laki-laki yang menderita glaukoma hampir tidak bisa melihat dunia ini. Dia bahkan telah melupakan wajah ayahnya.

“Saya merasa hidup kembali dan sangat gembira. Saya meneteskan air mata saat melihat ayah saya karena telah bertahun-tahun tak melihatnya,” ungkap Jericho, pasien dalam baksos kesehatan.

”Dahulu, saya harus merawat putra saya setiap waktu. Setelah dia menjalani operasi, saya merasa lebih santai dan terkadang dapat melepas tangannya sejenak. Namun, kini dia masih belum bisa melihat dengan jelas,” tambah Jerome, ayah Jericho.

Setelah diobati, banyak pasien yang berbagi pengalaman mereka. Seorang gadis dari Kota Tacloban juga berbagi pengalamannya.

“Selama saya masih hidup, saya akan mendukung Tzu Chi. Berkat bantuan Tzu Chi, saya dapat merampungkan pendidikan dan mencari pekerjaan. Yang terpenting, penglihatan saya telah pulih,” ungkap Nida, pasien lain dalam baksos kesehatan.

Di Filipina, menjalani satu kali operasi katarak membutuhkan biaya sekitar 20.000 peso Filipina. Ini sangat berat bagi orang kurang mampu. Upah mereka hanya 260 peso per hari. Untuk memenuhi kebutuhan hidup saja tak cukup,  bagaimana bisa membayar biaya operasi katarak sekitar 20.000 peso? Kini dia telah menjalani operasi sehingga dapat kembali melihat dunia ini dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lihatlah betapa gembiranya dirinya.

Jumlah orang yang telah memperoleh manfaat dalam baksos kesehatan di Filipina selama lebih dari 20 tahun ini sungguh tak terhitung. Inilah pencapaian TIMA Filipina. Saya sangat bersyukur setiap waktu.

Fenomena El Nino memicu meluapnya air sungai

Membeli pakaian yang sesuai untuk pengungsi demi membawa kehangatan bagi mereka

Wanita luar biasa menolong semua makhluk dan mendapat penghargaan

Dokter humanis dengan terampil meringankan penderitaan pasien

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Maret 2016
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -