Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar Meneruskan Kebajikan dengan Keyakinan Mendalam


“Kehidupan mereka tidak terlalu baik. Mereka hidup dalam kemiskinan dan mencari nafkah dengan menjadi petugas kebersihan atau petani. Rumah mereka semua seperti ini. Saat itu, sebelum pembagian barang bantuan, kami menyiapkan foto Master dan memberi tahu kepada mereka bahwa kami memiliki kesempatan untuk membawa bantuan kepada mereka karena welas asih Master. Kami juga membagikan pentingnya Pendidikan,”
kata Abhishhek Kumar relawan Tzu Chi India.

“Dengan menerima pendidikan, barulah mereka dapat memperbaiki kehidupan dan membina kebijaksanaan mereka. Kebijaksanaan mereka tak akan bisa direnggut. Bagi kami, kegiatan ini adalah kesempatan yang baik untuk berbagi prinsip kebenaran dengan mereka. Kami juga mengunjungi Sandeep. Saat ini, kondisi perut Sandeep telah rata dan dia bahkan bisa berjalan dan berlari. Terlebih lagi, kakak iparnya juga membantunya menerima pendidikan. Dia sungguh senang dan Bahagia,” kata Abhishhek Kumar.

Saya merasa sungguh dipenuhi berkah. Saya mungkin tidak memiliki kebijaksanaan seperti para Guru Dharma dalam sejarah, tetapi saya sungguh dipenuhi berkah. Berkah saya yaitu dapat terlahir di zaman ini dengan kecanggihan teknologi dan kemudahan transportasi. Saya yang berada di ruang yang berbeda, yakni ruang pertemuan kita, bagai memasuki tanah kelahiran Buddha. Dua relawan Tzu Chi datang dari India untuk membagikan sejarah Buddha yang mereka dengar sejak kecil.

Di dekat Kuil Maya Dewi, juga terdapat pilar Asoka. Demi menjunjung ajaran Buddha, Raja Asoka membangun kuil itu sebagai persembahan kepada Sangha serta tempat membabarkan Dharma di kemudian hari. Meski peninggalan bersejarah ini telah sangat tua, tetapi dengan ilmu pengetahuan saat ini, dapat diuji benarkah bangunan ini dibangun pada lebih dari seribu tahun, bahkan 2.500 tahun yang lalu dengan tanah dan batu bata zaman itu.


Berkat teknologi saat ini, sedikit demi sedikit dapat dibuktikan. Bukti yang ditunjukkan oleh teknologi membuat saya memiliki keyakinan mendalam terhadap ajaran Buddha. Berkat kelahiran Buddha, ajaran Buddha dapat terus tersebar di sana. Tanpa kelahiran-Nya, tidak akan ada Yang Maha Sadar yang mengajari kita prinsip kebenaran di alam semesta. Kita harus memiliki keyakinan mendalam akan hal ini. Dengan demikian, barulah kita dapat berjalan ke arah yang benar dalam hidup.

Saya percaya bahwa sejarah Buddha bukanlah takhayul. Tempat dan waktu kelahiran Buddha sudah terbukti. Begitu pun dengan cara hidup masyarakat di sana. Oleh karena itu, saya sungguh yakin akan sejarah Buddha. Namun, saya merasa prihatin mengapa kehidupan di sana masih penuh dengan kemiskinan.

Buddha telah melihat bahwa tanah kelahiran-Nya penuh dengan kemiskinan. Orang-orang di dalam istana hidup di tengah kemewahan, sedangkan orang-orang di luar istana hidup miskin. Inilah kesenjangan sosial. Buddha merasa bahwa ini tidak adil dan tidak sesuai dengan prinsip kebenaran. Kehidupan manusia tidak seharusnya seperti itu. Semua orang hendaknya setara. Namun, kesenjangan sosial tidak dapat dimungkiri.

Hendaklah kita menginventarisasi kehidupan diri sendiri. Baik relawan yang dilantik hari ini maupun relawan senior, pikirkanlah, pernahkah kalian mengunjungi keluarga yang menderita? (Pernah) Jika pernah, apakah kalian melihat penderitaan mereka? (Ya) Apakah kalian menyadari berkah? (Ya) Baik.


Setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah. Kita harus memiliki keyakinan bahwa untuk memupuk berkah, kita harus melakukan banyak kebajikan. Untuk itu, kita perlu menjalin jodoh baik. Saya selalu merasa bahwa karena saya senantiasa berpegang teguh pada keyakinan dan prinsip yang benar dalam hidup, maka saya dapat menjalin jodoh baik dengan banyak orang dari kehidupan ke kehidupan.

Sejak awal, semuanya tahu bahwa saya ingin membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha lewat misi kesehatan dan pendidikan dengan membangun sarana di sana. Semuanya sungguh merespons keinginan saya. Saya sungguh bersyukur. Inilah jalinan jodoh. Hendaklah kita menghimpun cinta kasih semua orang dan bersama-sama membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha dengan pembangunan dan membuatnya menjadi makmur.

Saya berharap semangat Bodhisatwa dapat membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha dan mengubah dunia yang keruh menjadi tanah suci. Terlebih lagi, kita harus membentangkan dan menapaki Jalan Bodhisatwa di sana. Intinya, ikrar dan tekad agung ini tidak mungkin dapat saya wujudkan di kehidupan ini karena saya telah berada dalam fase tua dan sakit serta pasti akan mengalami fase terakhir dalam hidup saya.


Setelah meninggal dan terlahir kembali di keluarga yang memiliki jalinan jodoh dengan saya, saya akan terus berjalan di jalan yang telah saya bentangkan sekarang. Kelak, saya akan terus melangkah maju di Jalan Tzu Chi untuk mempraktikkan Dharma. Hendaklah kita bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Kita semua memiliki hakikat kebuddhaan. Untuk kembali pada hati Buddha, kita harus membangkitkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.

Dengan cinta kasih agung, kita tidak akan membeda-bedakan. Mengapa kita membawa bantuan ke banyak negara yang tidak memiliki hubungan apa pun dengan kita? Orang-orang di sana tidak memiliki hubungan dengan kita. Namun, karena mereka menderita dan terkena bencana, kita bergerak untuk meringankan penderitaan mereka. Kita menapaki Jalan Bodhisatwa karena adanya makhluk yang menderita. Kita telah melakukannya. Oleh karena itu, hendaklah kita meneruskannya dari kehidupan ke kehidupan.

“Master telah memikul bakul beras bagi dunia. Kami akan memikulnya bersama Master. Memikul misi menyebarkan Dharma dengan bahu kiri. Memikul misi membawa manfaat bagi semua makhluk dengan bahu kanan. Kami akan memikul tanggung jawab untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Mohon Master memimpin kami menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk.”

Teknologi membuktikan kebenaran ajaran Buddha
Berpegang teguh pada tekad dan menghimpun jalinan jodoh baik
Menciptakan berkah dan melenyapkan kekeruhan setelah melihat penderitaan
Berikrar dengan keyakinan mendalam untuk meneruskan kebajikan di masa mendatang 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 November 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 17 November 2022
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -