Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar untuk Bervegetaris dan Menolong Makhluk yang Menderita


Saya terus mendorong semua orang untuk bervegetaris. Inilah saatnya kita memetik pelajaran besar. Dahulu, saya tidak dapat berkata, "Semua orang harus bervegetaris." Itu karena saya merasa semua orang sangat sulit untuk melakukannya.

Saya hendak mengimbau orang-orang akan hal ini, tetapi merasa tidak ada gunanya saya mengatakannya. Namun, sejak tahun lalu dan tahun ini, saya merasa tidak boleh tidak mengatakannya. Kita tidak boleh tidak menyosialisasikan dan menjalankan vegetarisme.

Saudara sekalian, inilah pelajaran besar bagi kita semua. Inilah yang harus saya sampaikan. Apa yang hendak saya sampaikan? Saya hendak menyampaikan bahwa semua orang harus bervegetaris.

Mari kita berusaha untuk menerapkan pola makan vegetaris dan melindungi kehidupan. Jika kita tidak makan daging, hewan tidak perlu sengaja dikembangbiakkan sehingga hewan dapat hidup alami sesuai hukum alam.

Buddha berkata bahwa semua makhluk yang menciptakan karma buruk memiliki kemungkinan terlahir di lima alam. Salah satu alam tersebut ialah alam binatang yang mengacu pada semua hewan dengan bentuk tubuh berbeda-beda.

Lihatlah, angsa memiliki bentuk tubuh angsa yang berbeda dengan ayam ataupun bebek. Begitu pula dengan kambing, babi, dan sapi. Semuanya memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Akibat karma buruk yang mereka ciptakan, mereka jatuh ke alam binatang dan menjalani kehidupan yang penuh penderitaan. Ini mengingatkan kita bahwa sebagai manusia, kita harus melatih dan membina diri.


Kita lihat kehidupan hewan, ada yang ditangkap, dibunuh, disiksa, bahkan ada yang hidup di lingkungan yang kotor. Sekali lagi, mari kita mengingatkan diri sendiri akan hal ini. Beruntung, kita berada di alam manusia.

Mari kita mengasihi hewan dan tidak memakan dagingnya. Kita harus melindungi dan mengasihi kehidupan. Demikianlah kita menjadi Bodhisatwa dunia. Jadi, marilah kita memandang alam manusia dan hewan dengan hati Bodhisatwa. Mari kita mengerahkan cinta kasih Bodhisatwa untuk menyelamatkan dan melindungi hewan. Inilah cara kita menyelami ajaran Buddha.

Hendaklah kita melihat kehidupan ini dengan sungguh-sungguh. Dalam hubungan antarsesama, kita harus menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Berhubung kehidupan kita penuh berkah, kita harus senantiasa menciptakan berkah. Saat mendengarkan dan mempelajari Dharma, kita hendaknya mengajari diri sendiri.

Saya bersyukur kita memiliki sekelompok besar Bodhisatwa. Ketika hendak melakukan kebajikan, saya tidak bisa melakukannya sendiri. Kita membutuhkan mitra. Karena itulah, relawan kita melakukan kunjungan kasih dengan berkelompok. Mereka menyaksikan keluarga yang hidup kekurangan, lansia yang hidup sebatang kara, dan kaum difabel. Sungguh penderitaan yang tak terkatakan.

Kemudian, relawan kita melakukan pencatatan, berdiskusi bersama, dan memikirkan cara untuk membantu mereka, apakah mereka membutuhkan bantuan jangka panjang, jangka waktu tertentu, atau hanya untuk keadaan darurat saja. Jadi, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, relawan kita memikirkan berbagai cara untuk membantu mereka. Demikianlah Bodhisatwa dunia memperhatikan semua makhluk yang menderita di dunia.


Ada sebuah ungkapan yang sering saya sampaikan. Kalian semua tentu tahu apa yang akan saya katakan. "Bodhisatwa dunia muncul karena adanya makhluk yang menderita." Apa yang hendak kita pelajari saat kita mempelajari ajaran Buddha? Menapaki Jalan Bodhisatwa. Apa tujuan utama Buddha datang ke dunia? Demi mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Tujuan Buddha datang ke dunia ini juga demi membimbing kita semua dan memberi tahu kita bahwa kita harus yakin pada diri sendiri karena pada hakikatnya kita setara dengan Buddha. Buddha menyadari bahwa semua makhluk di dunia tak luput dari fase lahir, tua, sakit, dan mati sesuai dengan hukum alam.

Buddha datang untuk mengajari dan mengingatkan kita bahwa kita dilahirkan, tumbuh dewasa, lalu memasuki usia paruh baya dan lanjut usia. Demikianlah waktu terus berlalu. Selama periode waktu ini, sebab apa yang kita ciptakan dan kondisi apa yang akan kita jalin akan menjadi buah dan akibat yang kita tuai kelak.

Kehidupan kita yang sekarang merupakan hasil dari kehidupan lampau kita. Kini, kita sedang menanam benih bagi kehidupan mendatang kita. Jadi, mari kita terus menjalin jodoh yang baik dan membentangkan jalan. Kita mengajak semua orang untuk sama-sama membuka jalan. Kita berjalan sambil membentangkan jalan. Siapa orang pertama yang berjalan di jalan itu? Apakah kalian tahu? Diri kita sendiri.

Berhubung tidak ada jalan, kitalah yang harus membukanya. Saat membuka jalan ini, kita sendirilah yang harus menapakinya terlebih dahulu. Jadi, jalan yang sebelumnya sulit untuk dilewati, telah kita ratakan sehingga kita dapat melangkah mantap hingga sekarang. Demikianlah kita berjalan sambil membentangkan jalan. Jadi, ketika kita menciptakan berkah, sesungguhnya kita menciptakannya untuk diri sendiri.


Kita membentangkan jalan bagi kita sendiri agar dapat menapaki Jalan Bodhisatwa. Saat berjalan sambil membentangkan jalan, kita akan melihat tujuan kita di ujung jalan. Ajaran Buddha harus diterapkan di dunia demi membimbing semua makhluk.

Ketika kita membimbing semua makhluk, itu disebut membimbing semua makhluk dengan Dharma. Dengan Dharma, kita bisa membimbing semua makhluk. Jika hanya mendengarkan Dharma tanpa menyerapnya ke dalam hati, bagaimana mungkin kita dapat membimbing sesama?

Jika tidak membimbing sesama, kita tidak dapat menjalin jodoh baik dengan sesama. Jadi, di kehidupan mendatang, kita pun tidak akan memiliki jalinan jodoh baik dengan sesama. Jadi, mari kita menjalin jodoh baik dengan sesama di kehidupan sekarang agar kita memiliki jalinan jodoh baik di kehidupan mendatang.

Belakangan ini, saya terus mengulas tentang kunang-kunang. Ketika hanya ada seekor kunang-kunang, kita sulit untuk melihat cahayanya. Namun, ketika ada sekelompok kunang-kunang, kita dapat melihat keindahan cahaya mereka di tengah kegelapan. Indah sekali. Ketika kita mempraktikkan kebajikan di dunia dengan ketulusan dan kesungguhan hati, itulah "keindahan". Kehidupan kita tidak terlepas dari "kebenaran". Hendaklah kita tulus hati.

Kehidupan kita juga tidak terlepas dari "kebajikan". Hendaklah kita mempraktikkan kebajikan di Jalan Bodhisatwa. Dunia pun akan menjadi indah ketika semua orang hidup harmonis dan bergotong royong dalam kesatuan hati. Inilah barisan Bodhisatwa yang sangat indah yang telah menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Bervegetaris dan memiliki cinta kasih yang sama terhadap semua makhluk
Memutus sumber penderitaaan dengan memahami hukum sebab akibat
Bersama-sama menciptakan dunia yang benar, bajik, dan indah
Dharma membimbing semua makhluk dan meratakan jalan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 25 Januari 2022
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -