Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar untuk Membimbing Orang Banyak

Murid Jing Si wilayah Taiwan Tengah berikrar kepada Master secara daring: Master yang terkasih, hati kami selamanya ada bersama Master. Kami akan sungguh-sungguh menghirup Dharma, membaca buku, dan tekun melatih diri; menyebarkan Dharma, memberi manfaat bagi semua makhluk; meyakini, menerima, dan mempraktikkan Dharma. Mohon agar Master tidak khawatir.

Sungguh, beberapa waktu belakangan ini, saya tidak melihat kalian kembali ke Griya Jing Si. Saya percaya kalian semua mengikuti kegiatan Tzu Chi secara daring. Berkat kemajuan teknologi masa kini, setiap keluarga dapat menjadi ladang pelatihan. Dari setiap tempat, orang-orang bisa melihat dan mendengarkan saya. Yang terpenting, saya berharap setiap orang dapat saling berinteraksi.


Setiap orang adalah Bodhisatwa yang bisa muncul di berbagai tempat serta saling berinteraksi dan memberi semangat. Sungguh, banyak hal yang harus disyukuri. Banyak pula kisah yang harus dibagikan.

Pandemi kali ini belum pernah kita alami sebelumnya. Semoga pandemi kali ini berlangsung lebih singkat dan segera berlalu. Ini bergantung pada apakah saat ini kita memiliki tekad untuk menciptakan berkah. Tekad tertulus diwujudkan dengan bervegetaris. Jika benar-benar bertekad dan berikrar, kita harus bervegetaris. Inilah cinta kasih yang utuh dan menyeluruh.

Saya percaya kalian semua mengingat pentingnya bervegetaris dalam pandemi ini. Mungkin ada orang yang merasa tidak terbiasa atau sulit untuk memengaruhi anggota keluarga, sehingga masih menyiapkan makanan nonvegetaris. Namun, asalkan ada tekad, tiada yang sulit. Jika setiap keluarga memiliki tekad untuk bervegetaris, mengurangi pembunuhan, memupuk cinta kasih, dan membebaskan makhluk hidup, barulah masa pandemi kali ini dapat lebih singkat dan segera berlalu.

Saya sering mengatakan bahwa dalam pandemi ini, dibutuhkan niat setiap orang untuk benar-benar bervegetaris karena kondisi pandemi ini benar-benar parah. Kalian tentu masih ingat saya terus membahas tentang pelajaran besar.


Pandemi kali ini memberi pelajaran besar bagi umat manusia. Jadi, kita semua harus lebih bersungguh hati.

Mengapa saya menganggap pandemi ini sebagai pelajaran besar? Pandemi kali ini adalah sebuah bencana. Namun, kini banyak orang yang masih merasa, “Tidak juga, bukankah orang-orang masih dapat hidup dengan leluasa?” Ya, memang masih leluasa. Karena itu, saya berkata bahwa kita harus bersyukur.

Pandemi kali ini sesungguhnya amat parah. Jika masih dapat hidup dengan aman dan leluasa hari demi hari, kita hendaknya bersyukur. Selain itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Kita harus senantiasa memiliki ketulusan untuk menciptakan berkah di dunia demi meredam bencana, barulah kita dapat benar-benar aman dan tenteram dan pandemi ini dapat segera berlalu.

Meski lewat laporan yang ada kita melihat bahwa kondisi pandemi sudah perlahan mereda, tetapi saya sangat khawatir akan adanya gelombang berikutnya. Kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan.

Lewat pandemi kali ini, semua orang hendaknya ingat kata-kata saya tentang pelajaran besar. Pelajaran ini mengingatkan kita agar mulai saat ini, manusia harus sadar karena kita berharap anak cucu kita memiliki hari-hari yang tenteram. Kita tidak berharap virus penyakit menyerang kembali. Itulah yang kita khawatirkan.


Di masa lalu, kita telah hidup dalam ketenteraman. Karena itu, kini kita harus bertekad dan berikrar untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia dan menggalakkan semangat mengasihi dan melindungi kehidupan.

Mendengar cerita kalian semua, saya sangat terharu. Dokter Ji juga bercerita bahwa di luar klinik tempat praktiknya, orang-orang yang kelaparan atau tunawisma kerap menunggu di depan pintu. Mereka menunggu di luar klinik itu karena percaya bahwa Dokter Ji akan mengasihi dan menjaga mereka. Jadi, mereka bisa mendapat perawatan yang bermartabat.

Saya percaya orang-orang yang terbantu memiliki perasaan seperti itu. Mereka mendapat bantuan dengan tetap bermartabat. Inilah hati Bodhisatwa yang mengasihi semua makhluk yang menderita.

Dokter Ji, tekad Anda sungguh tidak terhingga. Dengan cinta kasih, Anda selalu merawat orang-orang yang menderita. Ini sudah Anda jalankan selama bertahun-tahun. Karena itu, saya sering berkata bahwa Anda bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara yang memiliki pintu universal. Anda bertekad untuk menjaga setiap keluarga. Anda juga bagaikan Bodhisatwa Ksitigarbha yang berjaga di gerbang neraka untuk berusaha membimbing orang-orang agar tidak jatuh ke neraka dan mengerti untuk menciptakan berkah. Saya sangat berterima kasih.


Engkau telah membimbing orang-orang yang berjodoh dan penuh berkah. Komisaris kehormatan yang Anda galang juga amat banyak. Asalkan ada tekad, akan ada berkah. Dengan demikian, Anda bisa membimbing orang-orang yang memiliki berkah. Untuk menciptakan berkah di dunia, kita semua harus saling mengimbau. Orang yang penuh berkah harus bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih dengan kemampuan yang ada.

Singkat kata, dengan kekuatan dan tekad yang ada, kita berusaha untuk bersumbangsih demi menciptakan berkah di dunia. Orang-orang harus saling mengimbau. Mendengar ikrar kalian, saya sangat bersyukur. Semoga pandemi segera berlalu agar saya juga dapat melihat langsung insan Tzu Chi di berbagai daerah yang begitu tekun dan bersemangat. Saat ini saya sangat ingin keluar untuk berkeliling. Saya tetap mendoakan kalian semua dengan tulus. Sampaikan salam dan doa saya kepada relawan lainnya. Terima kasih, saya mendoakan kalian semua.

Pertemuan daring menjadi ladang pelatihan
Tulus bervegetaris adalah obat mujarab
Melindungi kehidupan dengan welas asih dan kebijaksanaan
Berikrar untuk membimbing orang banyak

 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 8 Agustus 2021
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -