Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar untuk Membimbing Orang Menuju Pencerahan
“Waktu kecil, saya memiliki pemikiran tersendiri sehingga sering berargumen dengan ayah saya. Setelah saya tumbuh dewasa, orang tua saya bergabung dengan Tzu Chi. Karena bergabung dengan Tzu Chi, ayah saya banyak berubah. Perubahan ayah saya membuat saya merasa bahwa Tzu Chi sangat menakjubkan,” kata Wang Zong-bei, relawan Tzu Chi.
“Saya lalu diam-diam datang ke Hualien untuk mendaftar dan mengikuti program pascasarjana di Universitas Tzu Chi. Saya dan teman-teman juga mengikuti aktivitas Tzu Chi. Saya memperbaiki banyak tabiat buruk saya, hubungan dengan ayah saya juga makin baik,” lanjut Wang Zong-bei.
“Selama ini, berhubung menganut agama dan keyakinan yang berbeda, saya tidak sepenuhnya mendedikasikan diri di Tzu Chi. Saat jalinan jodoh matang, saya pun menyadari betapa terbatasnya waktu dan ingin menjadi murid Master generasi pertama. Master, anak Anda telah Kembali,” pungkas Wang Zong-bei.
“Yang mendorong saya untuk mengikuti pelatihan relawan ialah ibu saya yang jatuh sakit dan meninggal dunia dalam waktu singkat. Ini membuat saya sangat kehilangan dan mulai memikirkan makna kehidupan. Saya sangat bersyukur memiliki jalinan jodoh baik untuk belajar di Tzu Chi. Saya belajar lewat bersumbangsih dan memperoleh kesadaran darinya,” kata Zhang Kai-lun, relawan Tzu Chi.
“Dengan berpegang pada ajaran Master, saya dapat melatih batin lewat masalah yang dihadapi dan menaklukkan tabiat buruk saya. Saya berharap dapat membina berkah dan kebijaksanaan di Jalan Bodhi, mengembangkan nilai kehidupan saya, dan menjalankan Kata Renungan Jing Si, yakni menjadi penyelamat bagi diri sendiri dan orang lain. Saya akan menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan,” pungkas Zhang Kai-lun.
Setiap orang memiliki masa lalu. Jika pernah berbuat benar, bersyukurlah. Jika pernah berbuat keliru, kita harus segera berubah dan memperbaiki diri. Dahulu, kita mungkin pernah diliputi delusi, nafsu keinginan, dan berbagai pikiran pengganggu. Kita hendaknya melenyapkan semua itu. Kita harus berikrar untuk tak lagi ternoda oleh lima nafsu keinginan dan melenyapkan semua pikiran pengganggu.
Mulai hari ini, mari kita menampilkan keindahan dan kebajikan. Pikiran adalah pelopor segalanya. Mari kita mengubah pikiran awam kita dari sekarang dan terus menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita menyatakan berlindung pada Buddha dan Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan utama. Apakah itu? Mengajarkan praktik Bodhisatwa.
Buddha datang ke dunia untuk mengajari kita praktik Bodhisatwa, yakni menyelamatkan semua makhluk. Banyak orang yang diliputi penderitaan, baik kelaparan, penyakit, maupun kemiskinan batin. Ada orang yang sangat kaya secara materi, tetapi batin mereka sangat miskin. Mereka menghasilkan banyak uang, tetapi enggan menolong sesama. Untuk berbuat baik, kita tidak harus kaya. Yang dibutuhkan ialah tekad. Jadi, kita harus kembali pada kecemerlangan.
Aksara Mandarin "gui" terdiri atas aksara "bai" dan aksara "fan". "Bai" atau "putih" berarti siang hari yang cemerlang, sedangkan "fan" atau "kembali" berarti beralih dari kegelapan. Kegelapan di sini melambangkan kekeliruan dan kejahatan. Saat ini, kita harus kembali pada kecemerlangan, yakni jalan kebajikan yang cemerlang dan lapang. Jadi, kita harus beralih dari kegelapan.
Semua kegelapan dan kekeliruan telah berlalu. Kini, yang ada di hadapan kita ialah jalan yang cemerlang, yaitu jalan kebajikan. Ini disebut beralih dari kegelapan ke kecemerlangan. Saat menyatakan berlindung kepada Buddha, kita harus tersadarkan. Bagaimana agar kita tersadarkan? Dengan mempelajari praktik Bodhisatwa. Bagaimana cara menjalankan praktik Bodhisatwa? Sangat sederhana.
Kekeliruan masa lalu telah berlalu. Kini, yang harus kita lakukan ialah menolong sesama dan mengimbau orang untuk berbuat baik. Inilah kecemerlangan. Jadi, kita harus beralih dari kegelapan ke kecemerlangan. Inilah yang diajarkan Buddha kepada kita. Ini disebut berlindung kepada Buddha. Selanjutnya, berlindung kepada Dharma.
Keharmonisan keluarga bergantung pada hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan dan pandangan benar. Dengan demikian, anak-anak akan menjadikan orang tua sebagai teladan. Inilah pewarisan prinsip kebenaran dalam keluarga. Jadi, kita harus berlindung kepada Dharma. Siapakah yang membabarkan Dharma bagi kalian? Hari ini, saya mewakili Sangha melakukannya.
Zaman Buddha telah berlalu lebih dari 2.000 tahun. Kini, kita hidup di era yang sama. Saya telah mempelajari ajaran Buddha dan berbagi kata-kata dan pemikiran Buddha dengan kalian. Inilah yang disebut berlindung kepada Sangha. Kalian semua menerima ajaran saya dan mempraktikkannya secara nyata. Ini disebut berlindung kepada Sangha.
Berlindung kepada Buddha yang sempurna dalam berkah dan kebijaksanaan; berlindung kepada Dharma yang membebaskan dari nafsu keinginan; berlindung kepada Sangha yang mulia di antara orang banyak, inilah Tiga Perlindungan. Untuk berlindung kepada Buddha, kita harus memahami jalan agung. Di Jalan Bodhisatwa atau jalan agung ini, kita harus membangkitkan tekad untuk mencapai pencerahan tertinggi.
Untuk berlindung kepada Dharma, kita harus menyelami Sutra atau ajaran Buddha, mempraktikkan ajaran Buddha secara nyata, dan melenyapkan delusi. Demikianlah kita berlindung kepada Dharma. Dengan selalu menapaki jalan yang benar, berarti kita menapaki jalan kebijaksanaan dan akan memperoleh kebijaksanaan seluas samudra.
Setiap pikiran kita berasal dari hati yang lapang dan jalan yang kita praktikkan adalah jalan yang lapang menuju pencerahan. Inilah yang disebut berlindung kepada Dharma. Dengan menyelami Sutra, kita akan memperoleh kebijaksanaan seluas samudra. Terakhir, berlindung kepada Sangha. Berlindung kepada Sangha, kita berikrar untuk membimbing semua makhluk tanpa rintangan.
Saya berharap lewat para anggota Sangha, ajaran Buddha di dunia dapat tersebar luas dan dipraktikkan oleh orang-orang. Ajaran Buddha adalah prinsip kebenaran. Dengan berpegang pada prinsip kebenaran, kita akan terbebas dari rintangan di seluruh dunia. Karena itulah, kita dapat membimbing semua makhluk tanpa rintangan. Apa pun yang kita lakukan, kita tidak akan terintangi.
Jadi, mulai saat ini, mari kita berlindung kepada Buddha dengan memahami jalan agung, berlindung kepada Dharma dengan membangkitkan kebijaksanaan, dan berlindung kepada Sangha dengan mempraktikkan Dharma. Ini disebut berlindung kepada Tiga Permata, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha. Mulai sekarang, kita harus menapaki jalan kebenaran dan melakukan hal yang benar; membuka dan membentangkan jalan kebajikan dan melakukan kebaikan. Inilah yang harus kita lakukan mulai hari ini.
Kisah kebajikan sangatlah banyak. Sering-seringlah menyaksikan Da Ai TV. Da Ai TV adalah milik kita semua dan bertujuan untuk membentangkan jalan kebajikan di dunia. Saya harap kalian dapat membimbing lebih banyak orang menapaki jalan kebajikan. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Semoga kalian dapat membina berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih.
Memperbaiki diri dari kesalahan masa lalu
Bersyukur dan berikrar untuk melenyapkan kemelekatan
Menapaki jalan menuju pencerahan dengan hati yang lapang
Membentangkan jalan kebajikan untuk membimbing yang berjodoh
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Januari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 17 Januari 2025