Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar untuk Menciptakan Dunia yang Murni


Lihatlah betapa indahnya pemandangan ini. Yang didorong masuk secara perlahan-lahan adalah "planet minor Tzu Chi". Pembuatan kerajinan tangan ini memakan waktu satu tahun. Anggota Tzu Cheng dan komite bersungguh hati merancang semuanya, termasuk kerangka bagian dalam, semua botol PET bagian luar, serta membuat planet ini dapat berputar.

Ada pula sebuah perahu cinta kasih yang menyelamatkan semua makhluk. Ini berkat kerja sama yang harmonis antara anggota Tzu Cheng dan komite yang telah menghabiskan waktu satu tahun untuk memikirkan ide-ide, merancangnya, dan membuatnya secara nyata.

Demikianlah mereka menghasilkan sebuah karya dengan keterampilan dan kecermatan mereka. Mereka semua telah menunjukkan ketulusan dan bekerja sama dengan harmonis. Melihat ketulusan hati mereka, saya sungguh sangat tersentuh.

Begitu pula relawan kita di Kaohsiung yang menampilkan sejarah Tzu Chi yang terjadi pada tahun-tahun tertentu. Ada buletin pertama Tzu Chi dan sebuah bus yang disebut "kuda emas". Mereka memperbesar buletin pertama Tzu Chi dan membuat banyak salinannya. Saat buletin Tzu Chi tersebut dibentangkan, isinya sungguh menghangatkan hati. Di halaman tersebut, tertera donasi senilai 5 dolar NT, 10 dolar NT, 15 dolar NT, dan nama-nama donatur.


Belakangan ini, saya terus mengingatkan kalian semua agar tidak melupakan semangat celengan bambu Tzu Chi. Saat itu, saya mengimbau orang-orang untuk menghemat 50 sen per hari. Jika setiap keluarga dapat mengurangi belanja sayur dan menyisihkan 50 sen setiap hari, mereka dapat menolong orang yang membutuhkan. Semangat ini masih dipraktikkan hingga kini. Kita bisa melihat bahwa kini, bantuan Tzu Chi telah menjangkau seluruh dunia.

Belakangan ini, saya mendengar berbagai kisah setiap hari dengan peta dunia yang terbentang di hadapan saya. Saat relawan kita berbagi kisah, mereka menunjukkan tempat atau negara di peta pada saya dan memberi tahu saya bahwa ada relawan Tzu Chi yang telah menyalurkan bantuan bencana di sana. Beberapa tahun pascabencana, kantor Tzu Chi pun didirikan di sana. Demikianlah relawan kita berbagi kisah sambil menunjuk setiap lokasi di peta.

Belakangan ini, saya terus mengulas tentang kunang-kunang. Saya hendak mengingatkan semua orang untuk tidak meremehkan cahaya sekecil apa pun. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan dan sebuah pelita dalam kehidupan masing-masing. Seekor kunang-kunang hanya dapat memancarkan cahaya yang samar. Meski demikian, cahaya dari kunang-kunang itu tetaplah ada. Asalkan kita bertekad, sekalipun hanya 50 sen yang merupakan nilai yang kecil, lama-kelamaan akan terhimpun menjadi jumlah yang besar.

Setiap orang dapat membangun tekad dan ikrar untuk menjadi seekor kunang-kunang yang menunjukkan jalan. Demikianlah seekor kunang-kunang menginspirasi puluhan ekor kunang-kunang, dan seterusnya. Cahaya kunang-kunang yang samar pun menjadi cahaya yang cemerlang. Sungguh sangat indah.


Menyaksikan acara Pemberkahan Akhir Tahun yang diadakan di Hualien kemarin dan dua hari lalu, saya sungguh sangat tercengang. Dalam perjalanan pertama pada akhir tahun lalu untuk rangkaian Pemberkahan Akhir Tahun, saya telah menyaksikan berbagai penampilan relawan kita yang memiliki ciri khas masing-masing. Semuanya sangat menyentuh hati.

Di Taiwan Utara, saat menghadapi pandemi Covid-19, relawan kita menenangkan hati orang-orang dan menghimpun cinta kasih semua orang. Dalam perjalanan kedua untuk rangkaian Pemberkahan Akhir Tahun, saya juga menyaksikan kesungguhan hati dan ketulusan semua insan Tzu Chi dalam menuju arah yang benar.

Jika kita hanya berbicara tentang kesungguhan, orang lain tidak dapat melihat kesungguhan kita. Namun, kita menyatukan hati dan tenaga serta membangun citra, yaitu kerja sama yang harmonis. Kita juga memiliki harapan terhadap masa depan. Bisakah kita menciptakan dunia yang bahagia, damai, dan tenang?

Bodhisatwa sekalian, mewujudkan ketenteraman dan kebahagiaan bukanlah hal yang mustahil. Asalkan hati kita murni dan melakukan kebajikan di dunia, dunia ini bisa seperti dunia Buddha Bhaisajyaguru. Bukankah ini yang tengah dilakukan oleh Tzu Chi? Bagai Bodhisatwa, insan Tzu Chi terjun ke masyarakat untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan.


Anggota komite sekalian, bukankah kemarin kalian juga berbagi tentang ini? Dari setiap kasus yang kita tangani, asalkan bertemu insan Tzu Chi, kehidupan sesulit apa pun dapat membaik. Semua orang yang hadir di sini merupakan insan Tzu Chi. Ketika melihat atau mendengar ada orang yang membutuhkan, insan Tzu Chi selalu siap untuk bersumbangih. Inilah yang harus kita lakukan.

Di dunia ini, kita harus melangkah agar dapat sampai di tujuan. Kita harus membabarkan Dharma agar semua orang dapat mendengarnya. Kita juga harus mempraktikkan Dharma. Orang yang membabarkan Dharma harus mempraktikkannya sendiri. Orang yang telah mendengar Dharma juga harus mempraktikkannya.

Seperti kunang-kunang, setiap orang memiliki cahaya. Asalkan seseorang terinspirasi, cahaya batinnya pasti bisa terpancarkan. Jadi, setiap orang memiliki kekuatan batin dan bisa menjadi Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia memulai langkahnya menuju tempat tujuan yang sudah dekat. Bukankah kita sedang mengarah ke tempat tujuan itu? Mencapai tempat tujuan itu bukanlah hal yang mustahil. Asalkan bertekad dan berikrar, kita dapat sampai di tempat tujuan.  

Perahu cinta kasih menyelamatkan semua makhluk
Memanfaatkan kebijaksanaan dan keterampilan tangan
Cahaya yang samar menerangi sudut kegelapan
Berikrar untuk menciptakan dunia yang murni

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 26 Januari 2022
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -